Sekarang Cinta sedang berada di dapur miliknya, seorang diri tanpa ada seorang pun yang menemani.
Setelah dirinya tenang, ia ingin memasak nasi goreng spesial yang sudah bunda Arjun ajarkan kepadanya beberapa hari lalu, siapa tahu dengan memasak nasi goreng bisa menghilangkan rasa sedih dan juga rasa kecewanya.
"Garam, bawang putih, bawang merah," Cinta kembali memeriksa resep dari bunda takut ada yang tertinggal.
Cinta memasak nasi goreng agak banyak untuk di makan bersama keluarganya, kan jarang-jarang Cinta masak di rumah.
"Wahh gila, kayaknya gue cocok deh ikut masterchef," ujar Cinta setelah mencoba nasi goreng buatannya.
"Parah, Cinta is the next masterchef," Cinta pun segera menyajikan nasi goreng itu ke piring dan di atas meja makan.
Sepertinya orang tuanya akan datang sekitar 18menit lagi.
Cinta menunggu sembari memastikan apa nasi gorengnya ini enak atau tidak.
Sudah lama menunggu, tapi orang yang diharapkan tak kunjung datang juga.
"Duhh udah dingin nih," Cinta melihat nasi gorengnya,"Dipanasin lagi aja deh, lebih enak makannya pas lagi panas."
Capek, ya tentu saja. Tapi, Cinta benar-benar ingin melakukan yang terbaik, entah kenapa tapi ingin.
2 jam berlalu dan akhirnya orang tua Cinta baru datang, jam 11 malam.
"Ma, pa makan dulu yuk, Cinta udah buatin nasi goreng spesial buat mama sama papa," ujar Cinta antusias sambil menunjuk ke arah meja makan.
"Kamu yang masak?" tanya mama yang di jawab dengan anggukan kepala oleh Cinta.
"Hemm, mama sama papa barusan udah makan di restoran nih."
Sungguh, detik itu juga Cinta semakin kecewa.
"Ma, sedikit aja dong cobain," pinta Cinta.
"Mama masih kenyang."
"Papa aja deh cobain ya, enak kok."
"Papa sebenarnya juga udah kenyang."
"Pa, tolong sekali ini aja ya. Tadi Cinta masaknya susah banget loh Pa."
"Yaudah deh, yuk ma makan lagi, kasihan Cinta udah masak buat kita."
"Yeayyy, yuk makan barengg," teriak Cinta bahagia saat kedua orang tuanya sudah duduk di meja makan.
"Kerjaan mama gimana hari ini? Ada kesusahan gitu gak?" tanya Cinta mencoba untuk mencairkan suasana.
"Biasa aja, kamu ga perlu tau, ga bisa bantu juga."
Cinta hanya terdiam, sepertinya berat untuk bertanya-tanya lagi.
"Nasi gorengnya enak kan?"
"Lumayan, tapi kayaknya lebih enak beli aja deh," ujar papa Cinta.
Lagi, Cinta terdiam sejenak. Entah kenapa, orang tuanya memang ingin membuat Cinta kecewa atau bagaimana. Tapi ya dipikur-pikir memang benar, lebih baik beli daripada makanan buatannya yang ga enak ini.
"Hehe iya sih pa, lebih enak nasi goreng yang biasa ada di restoran," Cinta tersenyum paksa.
"Mama udah selesai makannya," ujar Mama setelah itu meneguk segelas air putih di hadapannya.
"Papa juga sudah selesai?" tanya Cinta yang melihat papanya yang sudah berhenti memakan nasi gorengnya sedari tadi.
"Yaudah, nanti Cinta yang beresin kok. Sekarang, gimana kalau kita cerita-cerita aja. Mumpung kita lagi lengkap disini."
Mereka hanya diam tanpa menjawab, ahh sepertinya meja makan saat ini penuh kecanggungan. Sepertinya terakhir kali Cinta makan bersama di meja makan ini sekitar saat ia masih tk, Cinta sudah lupa.
"Mama tau kan kalau Cinta sekarang pacaran sama Arjun?" tanya Cinta yang lagi-lagi masih belum ada jawaban,"Gimana? Cinta sama Arjun cocok kan?"
"Iya mama tau kok, kalian cocok banget," Mama pun beridiri dari kursi tempat duduknya,"Udah ya mama mau tidur dulu, capek banget."
"Iya gapapa ma, istirahat yang cukup," Cinta tersenyum ke arah mama dan papanya,"Have a nice dream, good night.
Cinta kembali duduk di meja makan sambil menatap sisa nasi gorengnya yang masih banyak dan nasi goreng di piring orang tuanya yang sepertinya tak tersentuh.
Bulir bening keluar lagi dari mata Cinta, berat rasanya sedari tadi menahan air ini untuk keluar, tapi dengan mudahnya orang tua Cinta meruntuhkan pertahanannya. Huhh, Cinta merasakan sakit di dadanya.
"Ternyata seperti ini ya rasanya, sehari penuh dengan rasa kecewa. Udah dikecewain sama pacar sendiri terus malah dikecewain sama orang tua sendiri," ujar Cinta pelan dan air matanya pun mengalir semakin deras diiringi suara isakan yang mencerminkan kekecewaan.
"Kenapa sih, ga satu kali aja mereka coba buat Cinta senyum. Kenapa coba mereka ga satu kali aja buat Cinta bahagia. Mungkin, ini bentuk ungkapan kasih sayang mereka."
Cinta menghapus air matanya secara paksa, meskipun air mata itu kembali turun kemudian.
"Masih banyak banget nasi gorengnya. Ehh, gapapa Cinta besok masih biaa dimakan kok, pasti ada yang suka," monolog Cinta sambil membersihkan meja makannya.
Setelah itu ia pun pergi ke arah kamarnya.
"Tuhan, makasih buat hari ini. Cinta bersyukur, semua acara di sekolah berjalan lancar, ya meskipun juga banyak kekecewaan hari ini," Cinta menghembuskan nafasnya kasar, "Cinta ga ngarep mereka sayang sama Cinta. Tapi, tolong buat mereka setidaknya menganggap bahwa Cinta ini ada."
Cinta kembali menangis tersedu-sedu tanpa ada orang yang tahu, satu pun.
Huhhh, sepertinya Cinta saat ini ingin mengumpat, betapa lemahnya dia, sampai bisa menangis tersedu-sedu seperti ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/219837223-288-k35398.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Really Just Friends? ✔
Подростковая литература[COMPLETED || Belum Revisi] Kita terlalu dekat untuk disebut teman dan tidak ada status untuk disebut pacaran, jujur aku bimbang. . Kalian pernah denger kalimat, "Gaada sahabat antara seorang cewek dan cowok yang salah satunya gak melibatkan perasa...