"Gimana? Tetep mau friendzone?" Arjun meletakkan gitar yang ia pangku ke sebelahnya.
Cinta hanya menatap Arjun seperti anak kecil yang sedang kebingungan.
"Apa mau jadian?" tanya Arjun lagi.
Cinta tetap dengan posisinya, tanpa pergerakan.
"Kamu lucu, kayak orang baru sadar kesurupan aja, linglung."
Arjun mengacak gemas rambut Cinta untuk pertama kalinya, sebagai pacar.
"Aku cinta kamu, Cinta," ujar Arjun untuk pertama kalinya juga.
"Kamu serius? Cinta?" tiga kata akhirnya dilontarkan dari mulut mungil seseorang yang sedang menatapnya.
Arjun terkekeh pelan, "Cinta mah kamu."
"Hah? Aku serius."
"Iya, setelah kuliah nanti aku seriusin," Arjun kembali mengacak rambut Cinta, sepertinya itu adalah hobbinya.
"Jawab yang bener Arjun."
"Kamu yang seharusnya jawab dulu."
Cinta tertunduk,"Aku malu."
"Duhh, gemoy pisann."
"Kamu sok nyunda, ish."
"Haha, iyadeh iya. Aku beneran Cinta pake bangett sama kamu kok, ini kita udah pacaran ya?" Arjun memeluk Cinta, lalu tangannya pun kembali ia tugaskan untuk mengacak rambut Cinta.
"Ish Arjun aku malu, aku kira kamu bohong," Cinta semakin mengeratkan pelukannya.
"Udah jangan nangis sayang, masa nangis di depan pacar,hehe"
"Aku ga nangis ya, lagian kapan kita pacaran? Aku masih belom jawab tauu."
"Aku tau kamu pasti nerima aku kan? Lagian siapa sih yang mau nolak Arjuna orang yang paling ganteng ini, ya kan sayang."
"Dih, dasar masih aja jadi tukang haluu."
"Kalo kamu cinta gak sama aku?" Arjun melepas pelukannya dan menatap Cinta.
"Iyalah, pasti ga mungkin aku terima kalau misalnya aku nggak-"
"Nggak apa?" Arjun tersenyum.
"Kamu pasti ngertiii," Sungguh, Cinta tidak bisa berkata apapun saat ini, sedari tadi jantungnya berpacu tak karuan, tidak seperti biasanya.
"Aku ga ngertii, bilang aja sih."
"Arjun aku malu bangetttt," Cinta menutup wajahnya dengan kedua tangan.
"Duhh, gimana aku ga makin cinta, kalo kamunya gemesin ginii," Arjun membawa Cinta untuk bersandar di bahunya.
"Aku tahu kok kamu Cinta sama aku, banyak yang bilang. Aku tahu kamu waktu itu nangis gara-gara aku bilang, aku gak cinta sama kamu. Aku tahu kamu selalu cemburu saat aku ngobrol sama cewek lain, bahkan ngelirik cewek lain aja kamu cemburu. Bunda juga bilang sama aku, kalau kamu beneran suka sama aku. Ucapan bunda ngebuat aku optimis untuk nembak kamu."
"Apa kata bunda?"
"Kamu jelek, kasian sukanya sama aku, suruh cepet tembak katanya," Arjun tertawa pelan.
"Ihhh, bunda bilang apa Arjun."
Arjun menatap ke arah bintang sambil mengingat-ingat.
Flashback on
"Junn kamu sadar gak kalau Cinta itu suka sama kamu," ujar bunda dan duduk disebelah Arjun.
"Sadar bun," jawab Arjun.
"Bunda juga sadar, kalau kamu suka sama Cinta."
Arjun menoleh, mengernyitkan dahinya. Pasalnya, tidak ada yang tahu mengenai hal itu.
"Bunda pas bersih-bersih lihat foto kamu sama Cinta di meja belajar, terus dibawahnya ada tulisan I Love You, Cih Alay."
"Ehhh bunda apa-apaan bilang Arjun alay, lagian Arjun ga sadar pas nulis itu."
Malu, ya Arjun juga bisa malu. Andai saja waktu itu Arjun meletakkan foto itu dengan benar, pasti bundanya ga mungkin tahu.
"Beri kepastian jun."
Arjun kembali mengernyitkan dahinya, bingung.
"Beri Cinta kepastian, Bunda setuju kamu pacaran sama Cinta, setujuuu banget. Urusan orang tua Cinta bunda yang urus." Bunda menepuk bahu Arjun,"Jangan lemah jadi cowok, kasihan Cintanya udah dibaperin malah kamunya biasa aja."
"Arjun ga ngebaperin Cinta bun," ujar Arjun.
"Menurut kamu kalau tiap hari pegangan tangan, sering romantis-romantisan, ngomongnya aku kamu, sering acak rambut, sering gombal gajelas, makannya suap-suapan, manggilnya pake sayang, kamu bilang itu semua ga ngebaperin? Cewek itu ga bisa digituin, dipanggil sayang satu kali aja pasti langsung berharap lebih, apalagi setiap hari."
"Makasih bun udah kasih tau Arjun. Arjun pasti nyatain perasaan Arjun ke Cinta kok, secepatnya."
Flashback off
"Gitu," ujar Arjun setelah menceritakan semuanya tanpa ada yang terlewat.
"Ciee, nyimpen foto kita berdua terus ada tulisan I love younya, alayy."
"Hehh, bukan alay ya. Itu namanya tulus dari hati."
"Sokkk."
****
Duhhh akhirnya pacaran juga, utututu. Pliss yang jomblo jangan ngirii, nganan ajaaa. Love you deh buat bundaaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Really Just Friends? ✔
Novela Juvenil[COMPLETED || Belum Revisi] Kita terlalu dekat untuk disebut teman dan tidak ada status untuk disebut pacaran, jujur aku bimbang. . Kalian pernah denger kalimat, "Gaada sahabat antara seorang cewek dan cowok yang salah satunya gak melibatkan perasa...