Upacara sudah berlalu, kini seorang guru dengan ukuran badan yang agak gempal sedang berjalan dengan santai menuju ke arah 11 IPS-3.
"Woii cepet balik ke tempat duduk masing-masing, kembaran cikgu besar udah dateng," teriak salah satu fakboy di kelas Cinta.
Bu Sri namanya, ya karena postur badannya dan juga sebuah kacamata membuat penampilannya sangat mirip dengan cikgu besar di kartun upin ipin.
Semua penghuni yang tadinya berantakan kini sudah ada di tempat duduknya masing-masing hanya dalam sekian detik.
"Hello, good morning. How are you today?" sapa bu Sri kepada murid-muridnya.
"I am fine, thank you and you?"
"I am fine too."
Bu sri pun segera berdiri lagi sambil mengambil spidol yang ada di samping papan tulis dan segera memulai pembelajaran.
'Assalamualaikum, dimohon untuk semua guru pengajar untuk segera kumpul di ruang guru dikarenakan adanya rapat, terimakasih.'
"Yess," bisik murid-murid kompak.
"Maaf ya semuanya, ibu harus rapat terlebih dahulu. Kalian bisa belajar sendiri dulu ya, jangan sampai ada yang keluyuran. Tolong ya ketua kelas, dijaga kelasnya." Bu sri pun melangkahkan kakinya ke luar kelas.
"Hati-hati bu, kalo jatoh kasihan sekolahnya, takut roboh." Semua penghuni 11 IPS-3 pun tertawa bersama.
"Huwaaaa, mimpi apa gue semalem yaa, hari senin gini bisa jamkos sampe jam terakhir," ujar Acha agak nyaring.
"Yaelah, jamkos cuma sehari juga, seneng amat."
"Sehari? Cuma? Emangnya lo mau berapa hari sih, junnn," kesal Acha.
"Ratusann."
"Dihh, bocah korban iklan."
"Cha menurut lo, gue sama Cinta cocok ga pacaran?" ucap Arjun sambil merangkul Cinta.
"Menurut gue sihh, biasa aja. Pacaran ga pacaran kalian sama aja."
"Setuju ga kalo gue sama Cinta pacaran?"
Acha yang mendengar itu terkekeh pelan,"Emangnya Cinta mau pacaran sama cowok se-ngeselin lo?"
"Hehh, ngeremehin gue lo?"
"Iyalahh, pasti Cinta gamau? Ya ga Cintaa," Acha mengalihkan pandangannya ke arah Cinta.
"Gatau juga sihh."
"Dihh kalian yaa, Acha gue sama Cinta tuh udah pacaran," ujar Arjun memberi tahu.
"Haluu, mending tidur gue mah."
*****
Entah kenapa, kalau jamkos itu waktu kerasa cepet banget.
Bel pulang sudah bunyi beberapa menit yang lalu dan sekarang Cinta masih ada di dalam kelas, sedang piket.
"Huhhh, ngapain sih kok harus ada piket kelas," dumel Cinta sambil menyapu lantai kelasnya.
"Ya supaya bersih lah, oon," balas Acha.
Saat ini mereka sedang bertiga di kelas dengan Arjun juga, sedangkan teman-teman lainnya sudah pulang.
"Suruh siapa tadi pas yang lain nyapu kamunya malah nge-ghibah bareng Acha," ucap Arjun sambil bermain game di hpnya.
"Biarin, pokoknya ghibah is the best."
"Nahhh, setuju gue sama Cinta."
"Dasar cewek-cewek."
"Sudah dari sini kamu ikut aku beli novel ya junn," ajak Cinta.
"Novel terus yang dibeli."
"Yeayyy, akhirnya bersih juga nih kelas," teriak Cinta.
"Akhirnya gue bisa pulang jugaaa," teriak Acha juga yang kemudian mengambil tasnya.
"Gue pulang duluannn, udah dijemput nih, byeeee," Acha segera berlari ke luar kelas untuk pulang.
"Yukk, kita ke gramediaaaa," Cinta menarik tangan Arjun.
"Iya iyaaa, giliran mau beli novel aja semangat, tadi pas nyapunya lemes amat perasaan."
*****
Selama di perjalanan, banyak sekali yang mereka bicarakan, mungkin kalau ditulis bisa jadi satu lembar novel."Cintaa, cita-cita kamu apa?" tanya Arjun tiba-tiba.
"Gatauu, gapunya cita-cita."
"Harus ada, cita-citanyaa."
"Udah nanya, maksa lagi. Yaudah deh jadi rafathar, hahaha."
"Kamu ga nanya cita-citanya aku?" tanya Arjun sambil melirik Cinta dari kca spion.
"Emangnya kamu punya cita-cita?"
"Cita-citaku menikah denganmu," ujar Arjun mengulang perkataan Dilan yang seingatnya pernah ia tonton dulu.
"Sok Dilann, aku maunya kamu tetep jadi Arjun, bukan jadi Dilann." Cinta sebenarnya malu dengan ucapan Arjun tadi, tapi namanya juga Cinta, ya gengsi.
"Aku ngehafal dialog itu butuh satu tahun lohh, ehh kamunya malah biasa aja responnya."
"Ngawurr, filmnya aja masih belum setahun, masa kamu ngehafalinnya udah setahunn."
"Yaudah deh yang penting kamu tetep jadi Milea di hati akuu, dan aku tetep jadi Dilan di hidup kamu."
"Gembelll."
"Gomballll," ujar Arjun agak teriak sambil mengambil tangan kanan Cinta dan menggenggamnya.
*****
Halooo, maaf ya karena pas hari minggu aku ga update, aku lupa dan lagi sibuk jugaaa. Makasih yang udah baca cerita ini selama ±2bulann dan makasih juga karena cerita ini sudah 2,08ribu kali dibacaaa, lov yuuu kalian cemuaaaa😭👉👈
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Really Just Friends? ✔
Novela Juvenil[COMPLETED || Belum Revisi] Kita terlalu dekat untuk disebut teman dan tidak ada status untuk disebut pacaran, jujur aku bimbang. . Kalian pernah denger kalimat, "Gaada sahabat antara seorang cewek dan cowok yang salah satunya gak melibatkan perasa...