Hari senin yang tentu saja menjadi hari yang paling membosankan bagi para siwa kembali datang.
Memangnya siapa sih yang suka sama upacara? Panas-panasan di bawah teriknya matahari, dengerin ocehan-ocehan kepala sekolah yang gaada ujungnya dan banyak lagi. Tapi, bagi Cinta dan Acha hanya ada satu keuntungan saat upacara, ya tentunya bisa sambil cuci mata lihat cogan, hahaha.
"Cinta, lihat tuh kak farhan, gila ganteng bangettt," bisik Acha sambil melihat kak Farhan yang saat ini sedang menjadi pemimpin upacara.
"Diem ego, nanti ketahuan guru."
"Cielahh, ketahuan guru apa ketahun Arjun nihhh," Acha menyikut Cinta pelan dengan lengannya.
"Udahlah cha, udah mau selesai nih, ghibahnya nanti aja."
Upacara selesai pasukan dibubarkan, semua anggota upacara dipersilahkan meninggalkan lapangan upacara.
Acha yang mendengar itu langsung menarik tangan Cinta untuk segera pergi ke kantin.
"Dihh tunggu dulu cha, Arjunnya masih ada di barisann," ujar Cinta agak teriak.
"Udah nanti Arjun pasti nyusul, gue udah laper nihh."
****
"Cinta, menurut lo Arjun ganteng gak?" tanya Acha tiba-tiba.
Cinta yang mendengar itu hanya mengangguk kecil, ya iyalah masa pacar dia jelek.
"Jawab heyyy."
"Ya tunggulah, gue lagi ngunyah," tentu saja Cinta tidak mau diganggu, saat ini ia sedang memakan sepiring nasi goreng.
"Lama banget cuma makan sesendok nasi goreng."
"Nasi goreng itu harus dinikmati tauu, makanan seenak ini jangan cepet-cepet dihabisin, nanti pengen nambah lagii."
"Yaudah jawabb, menurut lo Arjun ganteng gak?"
"Lo nanya sama gue? Ya ganteng lahhh, bangettt!" Cinta kembali menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.
"Terus menurut lo, Arjun cocok gak sama gue?" ujar Acha berbisik agar tidak ada orang lain yang mendengar.
Cinta kaget mendengar itu, apa katanya? Arjun sama Acha cocok atau enggak? Huhh, kalau bisa jujur Cinta gak terima, kan Arjun cocoknya cuma sama Cintaaaaa.
"Iya cocok, kenapa emangnyaaa?" jawab Cinta terpaksa.
"Jangan bilang siapa-siapa yaa Cinta, janji!"
"Iya apaan?"
"Kayaknya gue mulai suka sama Arjun deh, atau bahkan gue udah cinta banget sama Arjunn," bisik Acha sepelan mungkin, bahkan sangatttt pelan.
"Hah? Ga salah denger nih gue?" cinta agak teriak, bagaimana tidak? Acha suka sama Arjun? Acha? Arjun? Lahh terus nanti kalau arjun juga suka sama Acha gimana? Duhh pusing.
'Gue baru juga sekitar satu bulan pacaran udah ada aja masalah yang kek gini, parah sihhhh,'
"Iya beneran, emangnya lo ga pernah denger kalau biasanya sahabatan antara cewek dan cowok tuh pasti ada yang suka salah satunya, gue udah ngerasain. Jangan bilang sama Arjun ya."
'lo aja yang baru sahabatan sama Arjun ngerasain, ngotak dong, gue juga ngerasain itu bego,' umpat Cinta dalam hati.
"Awas lo. Ohh iya gue mau lo bantuin gue juga dong, pliss bantuin gue biar tambah deket sama Arjun," pinta Acha.
"Oke gue usahain." Cinta sebenarnya sangat malas untuk menjawabnya, tapi gimanapun juga Acha kan sahabat dia juga, semoga aja Arjunnya gasuka sama Acha, semoga!
"Okee, kalau lo berhasil deketin gue sama Arjun, nanti gue juga deketin lo sama kak Farhan dehh."
"Apaansih gamau, gue mah cuma kagum sama kak Farhan, ga lebih."
"Lagi bicarain apa sih sayangg, berisik bangett. Mana akunya ditinggalin lagi di lapangan." Arjun datang tiba-tiba sambil mengacak-acak rambut Cinta dan segera duduk, duduk di sebelah Cinta tepatnya.
"Apaansih? Lagian lelet banget." Kalau gini kan, Cinta merasa jadi gaenak kalu Arjun deket-deket Cinta terus, coba aja Acha jangan bilang-bilang, ish.
"Masa setiap hari makannya nasi goreng terus sihh."
"Udah-udah sana kamu pesen makan."
"Sudah kenyang, tadi di rumah kan sudah dimasakin calon istri," goda Arjun.
Ya, tadi pagi Cinta yang masak di rumahnya Arjun. Gak sepenuhnya Cinta sih yang masak, tapi bunda juga bantuin.
Rona merah mulai mucul di pipi Cinta, siap sih yang gak blushing disebut calon istri sama orang yang kita suka, siapa heyy?
"Duhh, sampe lupa nih kalau masih ada gue disini. Misi, gue nih orang ya, bukan patung," ucap Acha yang sepertinya sudah muak melihat ke-uwuan Arjun dan juga Cinta.
"Lahh iya, gue sampe lupa, maap Cha," ucap Cinta yang lagi-lagi merasa gaenak terhadap Acha.
"Makanya cari pacar atau gandengan juga dongg, gue mah udah ada calon istri," Arjun merangkul Cinta dan melanjutkan omongannya, "Gimana-gimana, udah cocok belum kalau gue sama Cinta nanti foto buat nikahan?"
Cinta yang mendengar itu auto melotot.
'Duhh, pasti Acha cemburu nihh. Lagian Arjun ada-ada aja,' gerutu Cinta dalam hati.
"Cocok kokk, udah cocok banget. Gue ke kelas duluan yaa, byeee," Acha segera meninggalkan Cinta dan Arjun berdua di kantin.
"Lahh? Gue salah apa? Kok marah?" ujar Arjun.
"Lagian kamu ga ngertiin Acha, aku juga ke kelas duluan, sana kamu makan dulu," Cinta juga segera meninggalkan Arjun seorang diri di kantin.
"Lah kokk dua bocah itu ngambek? Salahnya dimana? Gue kan cuma nanya cocok apa nggak?" monolog Arjun yang masih bingung dengan apa yang terjadi barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Really Just Friends? ✔
Ficção Adolescente[COMPLETED || Belum Revisi] Kita terlalu dekat untuk disebut teman dan tidak ada status untuk disebut pacaran, jujur aku bimbang. . Kalian pernah denger kalimat, "Gaada sahabat antara seorang cewek dan cowok yang salah satunya gak melibatkan perasa...