"Galau bener lo," cibir Ghanu.
Pada jam istirahat, Reja, Deros, Ghanu, dan Yuga pergi ke rooftop. Mereka tadinya ke kantin hanya untuk membeli beberapa camilan dan membawanya ke rooftop.
"Bosenlah gue enggak ada temen," kata Deros sambil menyenderkan kepalanya di pembatas besi. Mereka berempat sedang duduk di bawah tanpa alas.
"Terus lo nganggep orang-orang ini apa?" tanya Yuga sambil menunjuk Reja, Ghanu, dan juga dirinya. "Musuh?"
"Ya enggak gitu maksud gue. Gue tuh bosen enggak bisa ngomongin Blackpink," kata Deros sambil memasang ekspresi sedih. Cowok pecinta Blackpink itu tampak sangat lesu.
"Emang Nitya lo ke mana kok enggak sekolah?" tanya Ghanu.
"What? Nitya gue? Emmm … bolehlah," ujar Deros sambil tersenyum lebar. Menurutnya Nitya memang cantik dan menarik, walaupun tidak secantik Jennie Blackpink. Namun, masih bisa dipertimbangkan jika nantinya Deros jatuh cinta pada cewek itu.
"Iya, dia ke mana?" tanya Ghanu ulang.
"Dia ke Korea … nonton konser BTS, sama orang tuanya juga."
"Nonton konser?" tanya Reja yang sedari tadi diam sambil menatap ke depan. Deros mengangguk.
"Kenapa lo?" tanya Yuga heran.
"Orang tua dia bukannya nggak suka kalau dia suka gituan?"
"Gituan apaan, njir? Lo kalau ngomong suka ambigu. Pikiran gue jadi melayang-layang," cetus Ghanu sambil menyiku lengan Yuga.
"Napa lo nyiku gue, njir? Sakit, bego!" geram Yuga sambil mengusap-usap lengannya.
"Mana berani gue nyiku dia," bisik Ghanu pada Yuga.
"Inget nggak pas gue bilang kalau Nitya kerja di Kafe Gurlahan?" tanya Reja. Ketiga temannya mengangguk. "Dia bilang kalau dia kerja gara-gara orang tuanya nggak suka dia suka nge-fans sama cowok Korea. Nah, dia tuh kerja buat beli album apalah gitu gue nggak ngerti."
"Ngomong lo ribet banget sih!" protes Ghanu yang langsung ditatap tajam oleh Reja.
"Orang tuanya suka idol Korea juga kali. Mamanya suka Lee Min Ho dan papanya suka IU," tutur Deros.
"Wah, gila. Lo ngobrol berapa jam sehari sama dia sampai tahu kesukaan keluarganya?" tanya Ghanu sambil bertepuk tangan. Namun, Deros tidak merespons Ghanu dan kembali menatap ke arah depan dengan lesu.
"Bangke, dikacangin gue," gerutu Ghanu.
"Jadi, Nitya bohong waktu itu?" tanya Yuga. Reja mengangguk.
"Masuk akal nggak sih kalau yang diceritain sama Varas tuh beneran?" tanya Reja. Ia masih belum bisa percaya pada Varas setelah semua yang ia dengar di kamar mandi dan juga di tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASCULINE (END)
Teen FictionMenyamar menjadi cowok kemayu? Tidak masalah bagi Reja Georiyan Madava, cowok emosian yang sifatnya seperti ranjau darat, bisa meledak walaupun cuma diinjak. Reja rela dibuli, direndahkan, dan dihina selama ia bisa sampai di tujuannya. Tidak sepenuh...