Setelah pergi ke rumah sakit untuk periksa mata, Reja mengantar Varas pulang dengan selamat. Kini, Reja dalam perjalanan menuju ke suatu tempat. Laju mobilnya sangat pelan karena ia masih belum punya kacamata untuk melihat dengan jelas.
Tiba-tiba ponselnya bergetar tanda ada yang meneleponnya. Ternyata dari Varas. Reja langsung menekan tombol hijau dan suara Varas pun terdengar.
"Ja, lo masih di jalan?"
"Masih. Kenapa, Ras?"
"Bukannya harusnya udah sampai? Rumah lo 'kan deket."
"Gue mau ke rumah ortu."
"Jangan ngebut-ngebut, ya. Lo 'kan belum dapet kacamata."
"Iya, enggak kok. Lo tidur aja, udah malem."
Tanpa menunggu jawaban Varas, Reja langsung memutuskan panggilan sepihak. Pasti Varas sedang mengomel karena Reja memutuskan panggilan secara sepihak. Memang kebiasaan Reja seperti itu.
Tak lama kemudian, Reja sampai di sebuah rumah mewah yang sudah lama tidak ia datangi. Rumah itu adalah rumah yang hanya ditinggali oleh orang tuanya.
Satpam yang berjaga langsung membuka gerbang begitu melihat mobil Reja. Tidak lupa satpam itu menyapa majikannya yang hanya dibalas dengan senyuman oleh Reja.
Reja memarkirkan mobilnya dengan sembarangan. Kemudian ia turun dari mobilnya dan masuk ke rumah itu tanpa memberi salam. Papa tiri Reja yang sedang duduk di ruang tamu merasa terkejut dengan kedatangan Reja tanpa pemberitahuan.
"Reja? Tumben ke sini. Duduk, Nak." Zaga menutup leptop yang ia pakai bekerja dan menyambut Reja dengan senyumnya.
Reja berjalan mendekati papanya dan duduk di sofa single. Ia menatap papanya dengan tatapan tajam lalu membuka pembicaraan. "Tentang Zakka."
Senyum di wajah laki-laki paruh baya itu langsung luntur begitu mendengar topik pembicaraan yang akan dibahas oleh Reja. Topik pembicaraan tentang anak kandungnya itu benar-benar ia hindari. "Bisa berhenti bahas dia? Gak seharusnya kamu bahas orang yang sudah tiada," ucap Zaga datar.
"Dia bunuh diri, Pa. Kenapa Papa bisa terima gitu aja kalau penyebab kematian Zakka itu kecelakaan? Papa kenapa gak peduli sama kematian anak kandung Papa sendiri?"
"Polisi bilang penyebabnya kecelakaan. Emang kamu punya bukti kalau dia bunuh diri?"
Reja terdiam karena tidak tahu harus bilang apa. Dia tidak punya bukti kalau Zakka berniat bunuh diri. Satu-satunya bukti adalah rekaman yang kini ada di tangan Bu Yalan. Sedangkan Bu Yalan menghilang entah kemana.
"Cari buktinya kalau kamu bisa."
"Papa ada hubungan apa sama kepala sekolah SMA Progist?" tanya Reja. Ia teringat dengan dugaan Varas tentang keterkaitan papanya dengan hilangnya Bu Yalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASCULINE (END)
Teen FictionMenyamar menjadi cowok kemayu? Tidak masalah bagi Reja Georiyan Madava, cowok emosian yang sifatnya seperti ranjau darat, bisa meledak walaupun cuma diinjak. Reja rela dibuli, direndahkan, dan dihina selama ia bisa sampai di tujuannya. Tidak sepenuh...