"Oy!"
Reja dan Yuga langsung menoleh saat mendengar suara teriakan seorang cewek. Mereka melihat Varas datang dengan senyum lebar, seolah-olah cewek itu tidak tahu bahwa dirinya terlambat datang. Di sebelah Varas ada Liza yang juga tersenyum pada dua cowok tampan itu.
"Inget jalan ke sekolah ternyata," sindir Reja sambil menatap Varas sinis. Ia dan Yuga berjalan mendekati Varas dan Liza.
"Untung Ghanu enggak ikut," bisik Yuga. Reja mengernyit heran. "Pakaiannya menggoda, Ja," tambahnya karena Reja sangat tidak peka.
Reja langsung membelalakkan matanya dan memukul kepala Yuga hingga Yuga meringis kesakitan. Cowok itu menatap Yuga marah. "Pasti Ghanu yang ngajarin lo gitu!" tuduh Reja.
"Santai dong, Pak Ketua," kata Yuga lalu menggeser dirinya untuk menjauhi Reja.
"Ngapain masih di sini? Ayo latihan sekarang!" ajak Reja sambil menatap Varas.
Varas menatap Reja sambil tersenyum manis. Hal itu membuat jantung Reja langsung berdebar kencang. Wajahnya tiba-tiba memerah tanpa sebab. "Lo—lo ngapain senyum-senyum gitu? Gila?" ketus Reja yang terlihat sedikit gugup.
"Nih," kata Varas sambil menyerahkan paper bag yang sedari tadi ia bawa.
"Apaan?" tanya Reja yang masih belum ada niatan mengambil paper bag itu.
Varas mengeluarkan isi paper bag itu. Isinya adalah dua pasang pakaian basket. "Pakaian basket. Gue dapet endorse, gue disuruh foto couple gitu. Lo mau, 'kan?"
"Enggak usah, gue pakai baju ini aja," kata Reja. Ia memakai sweater putih dan celana panjang karena rencananya hanya mengajari Varas tanpa ikut bermain. "Lagian gue enggak ikut main."
KAMU SEDANG MEMBACA
MASCULINE (END)
Novela JuvenilMenyamar menjadi cowok kemayu? Tidak masalah bagi Reja Georiyan Madava, cowok emosian yang sifatnya seperti ranjau darat, bisa meledak walaupun cuma diinjak. Reja rela dibuli, direndahkan, dan dihina selama ia bisa sampai di tujuannya. Tidak sepenuh...