"Reja!" teriak Varas saat melihat Reja ada di bawah. Cowok itu sendirian, tidak bersama anggota Regaros lainnya karena tidak ingin Kervan tahu kedatangannya.
Reja yang melihat Varas dari bawah langsung berlari dengan cepat menuju lantai dua. Ia segera mendobrak pintu ruangan tempat Varas dikurung. Hanya beberapa kali dobrakan, pintu itu langsung berhasil dibuka.
"Reja …." Varas langsung berlari menghampiri Reja dan memeluk cowok itu dengan erat.
"Ayo keluar," kata Reja sambil melepaskan pelukan Varas dan menarik pergelangan tangan cewek itu. Namun, ia langsung mengajak Varas masuk saat melihat Kervan dalam perjalanan menuju ke sana. "Kita sembunyi di mana?" tanya Reja sambil mengedarkan pandangannya untuk mencari tempat sembunyi yang aman.
"Di sana." Varas langsung menarik Reja menuju sebuah lemari kayu yang kosong. Mereka berdua masuk ke dalam lemari yang sangat sempit itu dan segera menutup kembali pintu lemari itu.
"Kurang ajar!" Terdengar seruan dari Kervan yang baru saja sampai di ruangan tempatnya mengurung Varas. Matanya membelalak saat melihat pintu itu terbuka dalam keadaan rusak. "Varas, awas lo kalau gue nemuin lo," desis Kervan sambil menelepon seseorang.
"Varas berhasil kabur," kata Kervan pada orang yang diteleponnya.
"Ras, sesek banget," bisik Reja. Tubuhnya berhadapan langsung dengan Varas sehingga napas Varas terasa di lehernya. "Puter badan lo, Ras, gue bisa gila kalau lo napas terus di leher gue."
Varas melotot saat merasakan wajah Reja sangat dekat dengan wajahnya. Pasti Reja sedang menunduk, napasnya sangat terasa di wajah Varas. "Jangan deket-deket," bisik Varas lalu membalik badannya perlahan karena sangat susah bergerak di tengah lemari yang sangat sempit itu.
Saat posisi Varas sudah tidak menghadap Reja lagi, tiba-tiba Reja memeluk leher Varas dari belakang. Varas sangat terkejut dengan perlakuan Reja padanya. Dipeluk Reja membuat jantungnya berdebar sangat kencang hingga Varas hanya bisa diam tanpa bergerak sedikitpun.
"Kepala gue pusing lagi, Ras," lirih Reja. Kini giliran Varas yang merasa geli karena Reja bernapas di lehernya. "Maaf," tambahnya lalu menenggelamkan wajahnya di leher Varas. Hal itu membuat Varas semakin berdebar-debar, pasalnya bibir Reja menyentuh lehernya, secara tidak sengaja Reja menciumnya, bukan?
"Re—Reja …."
Varas yakin wajahnya terlihat sangat merah merona jika dalam keadaan terang. Untung saja sekarang ia berada di dalam kegelapan.
Tiba-tiba lemari tempat mereka bersembunyi dipukul oleh Kervan. Hal itu membuat Varas terperanjat, untungnya Varas tidak mengeluarkan suara sama sekali. "Pokoknya kalian harus bisa nemuin Varas! Gue gak mau tahu!" bentak Kervan yang masih menelepon.
Tubuh Varas tiba-tiba gemetar, ia takut jika Kervan menemukannya dan menyekapnya lagi. Berulang kali ia berdoa agar Tuhan menyelamatkan dari Kervan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASCULINE (END)
Teen FictionMenyamar menjadi cowok kemayu? Tidak masalah bagi Reja Georiyan Madava, cowok emosian yang sifatnya seperti ranjau darat, bisa meledak walaupun cuma diinjak. Reja rela dibuli, direndahkan, dan dihina selama ia bisa sampai di tujuannya. Tidak sepenuh...