Setelah Reja mengantar Varas ke rumahnya dengan selamat, ia kembali ke rumahnya sendiri. Sebenarnya ia malas pulang karena di rumahnya pasti akan ada Sessy dan juga Remia. Namun, karena ia perlu istirahat, mau tidak mau ia harus pulang.
Di halaman rumah Reja ada dua mobil yang terparkir. Yang satu adalah miliknya dan yang satunya lagi adalah milik Remia. Reja menghela napas gusar karena mamanya pasti akan mengomel sebentar lagi.
"Reja!" pekik Remia. Padahal baru saja Reja memasuki rumahnya dan sudah disambut dengan pekikan oleh Remia.
"Apaan?" ketus Reja. Ia melihat lima orang yang sedang duduk santai di ruang tamunya. Padahal sang pemilik rumah saja baru pulang dan mereka malah bersantai di sana tanpa izin Reja.
"Kamu kenapa baru pulang?" Remia berjalan pelan menghampiri Reja yang masih di ambang pintu. Seketika Reja memalingkan wajahnya untuk melindungi luka-lukanya. Namun, sudah terlambat karena Remia bisa melihatnya. "Ya ampun! Wajah kamu kenapa lebam-lebam gini? Berantem lagi? Tawuran? Enggak, 'kan? Temen-temen kamu aja masih di sini," cecar Remia.
Deros, Ghanu, dan Yuga yang tadinya sibuk dengan ponsel masing-masing langsung menoleh begitu mendengar wajah Reja lebam-lebam. "Lo kenapa, Ja?" tanya Yuga.
"Gak papa," ucap Reja singkat dan langsung melangkah cepat menuju kamarnya. Ia perlu istirahat dan tidak ingin di ganggu siapapun.
"Sessy, kamu bisa obatin dia nggak?" tanya Remia yang sedari tadi hanya menyimak.
"Bisa, Tante." Sessy segera mengambil kotak P3K di tempat yang ditunjukkan oleh Remia. Kemudian ia segera menuju ke kamar Reja.
Sessy melihat pintu kamar Reja tidak sepenuhnya tertutup. Saat ia hendak mengetuk pintu, ia mendengar Reja sedang berbicara di telepon.
"Iya, Ras. Nanti gue obatin. Lagian enggak parah amat kok. Gue 'kan kebal." Reja terkekeh karena ucapannya sendiri. Walaupun sebenarnya luka di wajahnya cukup parah, tetapi tidak sebanding dengan luka yang pernah Reja alami. Reja pernah terluka lebih parah dari itu.
"…"
"Bawel dih. Lo juga obatin pergelangan tangan lo."
Sessy tersenyum saat tahu yang diajak berbicara oleh Reja adalah Varas. Ia langsung melaksanakan aksi yang sudah diajarkan oleh Yomi. Ia harap ini berhasil membuat hubungan mereka renggang.
"Kak Reja, sini aku obatin!" seru Sessy dengan suara yang sengaja dikeraskan.
Reja langsung menoleh dan menatap Sessy tajam. Ia tidak pernah mengizinkan Sessy masuk ke kamarnya, tetapi cewek itu malah nyelonong begitu saja. "Siapa yang ngizinin lo masuk?"
"Tante Remia nyuruh aku ngobatin Kak Reja," kata Sessy sambil tersenyum. Ia melirik ponsel Reja yang memperlihatkan kalau panggilan Varas masih tersambung.
"Deros! Ghanu! Yuga!" teriak Reja dengan kencang. Ia membalikkan ponselnya yang masih tersambung dengan Varas. Anehnya Varas tidak lagi bersuara setelah Sessy datang ke kamarnya. Reja jadi takut Varas salah paham karena mendengar ada suara Sessy di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASCULINE (END)
Teen FictionMenyamar menjadi cowok kemayu? Tidak masalah bagi Reja Georiyan Madava, cowok emosian yang sifatnya seperti ranjau darat, bisa meledak walaupun cuma diinjak. Reja rela dibuli, direndahkan, dan dihina selama ia bisa sampai di tujuannya. Tidak sepenuh...