"Jadi, yang Zakka suka itu Morgan?" tanya Nitya dengan tatapan kosongnya. Varas dan Liza hanya mengangguk saja sambil menatap Nitya yang tampak sangat terkejut. Mereka sekarang sedang di luar kelas tanpa ada niatan untuk masuk.
Mereka menatap Reja yang sekarang berdiri di depan kelas. "Dan gue bakal terus inget kalian berdelapan."
"Semua gara-gara gue?" tanya Nitya yang tampak merasa bersalah.
Varas menghela napasnya. Nitya malah merasa bersalah padahal cewek itu tidak tahu apa-apa. "Bukan salah lo, Nit."
"Ini salah gue," kata Liza. Ia benar-benar menyesal telah membuli Zakka dulu. Andai saja ia tidak menjadi anggota The Angel dan bergaul dengan orang-orang jahat itu, mungkin ia tidak akan menjadi pembuli.
"Jangan nyalahin diri sendiri. Semuanya bukan karena kalian, mungkin ini takdir."
"Tapi, Morgan nolak Zakka pasti gara-gara gue," kata Nitya.
"Walaupun Morgan enggak pacaran sama lo, gue yakin Zakka tetep akan ditolak," ujar Varas. Ia rasa penyebab Zakka bunuh diri itu bukan karena penolakan dari Morgan, melainkan karena perlakuan diskriminasi yang Zakka terima.
"Ada satu hal lagi yang perlu kalian tahu." Reja mulai berbicara lagi. Ternyata kalimat yang Reja lontarkan tadi bukanlah kalimat penutup. Buktinya cowok itu masih punya pembahasan lainnya. "Yang ngambil uang itu bukan Varas."
"Uang apa? Uang kas kita hilang?" tanya Haruna karena teman-temannya tidak ada yang berani berbicara.
Reja tersenyum miring saat melihat respons Haruna. "Gue gak bilang kalau itu uang kas."
Haruna langsung gelagapan karena Reja berhasil menjebaknya. Ia menelan ludahnya sendiri saat semua menatapnya. "Gu—gue cuma nanya."
"Udah deh, gak usah pura-pura. Lo udah ketahuan," celetuk Deros tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.
"Maksudnya apa?" tanya Varas yang tiba-tiba masuk ke kelasnya. Ia tidak bisa menahan rasa penasarannya sejak tadi. Makanya ia langsung masuk dan disusul oleh Nitya dan Liza.
"Haruna yang ngambil uangnya," kata Deros. Kemudian ia menatap Haruna lalu mematikan ponselnya. Ia menarik salah satu sudut bibirnya saat Haruna terlihat sangat ketakutan.
"Gak usah asal nuduh lo. Buat apa juga gue ngambil uang itu?" Haruna terlihat tidak terima karena Deros menuduhnya.
"Haruna 'kan kaya. Buat apa dia ngambil uangnya?" tanya Liza. Ia juga sangat penasaran karena Deros malah menuduh Haruna.
"Buat apa gue nuduh dia? Ada gunanya?" tanya Deros balik. Ia mengeluarkan foto-foto yang ia ambil sendiri kemarin. Sebenarnya ia juga sangat terkejut karena ternyata Haruna bukanlah dari keluarga yang berada.
Deros membagikan foto-foto itu ke teman-temannya yang lain sehingga semuanya bisa melihat. Wajah Haruna terlihat pucat pasi. Ia benar-benar tidak menyangka Deros menemukan rumahnya yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASCULINE (END)
Teen FictionMenyamar menjadi cowok kemayu? Tidak masalah bagi Reja Georiyan Madava, cowok emosian yang sifatnya seperti ranjau darat, bisa meledak walaupun cuma diinjak. Reja rela dibuli, direndahkan, dan dihina selama ia bisa sampai di tujuannya. Tidak sepenuh...