Bismillahirrahmanirrahim.
Maaf baru bisa update. Cus langsung di baca aja! Jangan lupa vote dan komen✨
**
DREAMING marriage. Ya, bukankah setiap perempuan mempunyai mimpi itu?
Tidak pernah terpikirkan oleh Dessy untuk menyandang status sebagai nyonya besar. Menikah dengan pengeran, lalu berdikari dengan raja dan ratu di istana. Untuk sekadar menghela napasnya saja Dessy enggan.
Karena ia tidak pernah menjadikan hal-hal itu prioritas utamanya. Apalagi semenjak mengenal Sulthan. Pria sederhana, tak kalah berkharisma, dan juga taat ibadah sudah cukup menyuguhkan rumah tangga untuknya.
Namun, harapan itu seolah goyah ketika ia terlibat skandal dengan pria tak punya rasa dengan sekelumit kisah yang Dessy tak bisa abaikan. Laki-laki itu mempunyai tunangan yang merajut asa untuk bersanding di pelaminan. Tentu saja bukan dia, bukan Dessy yang diharapkan untuk diajak berlayar bersama.
Memberikan senyum tipisnya kepada Nada yang sedari tadi hanya mampu diam, Dessy turut senyap juga kala perempuan itu tak mampu untuk sekadar membuka suara. Ya, pasti dalam lubuk paling dalam, Nada ingin mengutarakan pertanyaan yang menjadikan hari ini sebagai kisah menyeramkan.
Bagi Dessy tentu saja.
Ting!
Kesadarannya kembali terenggut kala gawai yang teronggok di meja rias berbunyi lalu hidup layarnya. Tertera di sana sebuah nama yang membuat Dessy semakin teriris.
Arash Akbar : Des, nggak ada waktu, ke depan sekarang!
Menghela napasnya, lalu melirik sekilas ke arah Nada yang mengangguk perlahan, Dessy menunduk dalam. Ia tidak tahu harus mengartikan ini sebagai apa. Pernikahan yang disuguhkan sebagai permainan belaka, lalu dicampahkan ketika semua sudah usai.
Bukankah nasib yang ia pegang nanti seperti itu? Ketika Akbar yang sudah menyandang sebagai tunangan orang lebih memilih tak melepaskan, Dessy pasti dibuang ketika semua telah terlihat aman. Atau ia kembali diduakan karena alasan tak ada perasaan.
Dessy tak kenal siapa laki-laki yang kini dengan seenaknya memberi titah, karena yang ia tahu hanyalah Arash Akbar, seorang pengusaha yang mewadahkan para komunitas jual-beli online untuk tanah air Indonesia.
"Tersenyumlah selalu walau sepelik apapun itu. Walaupun palsu, setidaknya bagi orang-orang kamu menghargai tiap takdir itu." Nada beranjak seraya mensejajarkan wajah mereka. Memeluk Dessy dengan rasa pedih yang ikut merambat di sukma. "Dessy, Allah tahu kamu bisa melewati semuanya."
Dessy menelan saliva yang terasa lengket di tenggorokannya. Meraip botol minum yang ada di samping gawai, Dessy meneguk air itu hingga setengah tandas. Masa bodoh dengan liptint nude yang terukir di bibir tipisnya. Apalagi taburan make up natural yang menghias di wajahnya membuat Dessy risih sepenuh jiwa.
"Kamu tahu, Nad, terkadang ada insan yang menyerah jika perjalanan mereka sedikit saja terjal. Karena mereka tahu di depan sana pasti lebih berbukit jika ingin melewatinya," tuturnya skeptis. Dessy mengulum bibir berharap liptint yang katanya anti air terkikis.
Karena ia tak mengharapkan pernikahan impian ini terjadi, apalagi untuk tampil bak bidadari yang hanya dihadiri oleh segelintir manusia di ruangan nanti.
"Itu hanya anggapan oportunis sehingga membuat kamu lebih berpikir skeptis. Jangan membuatnya semakin kompleks, Des."
"Biar semuanya semakin runyam, sehingga aku bisa terabaikan. Nada, apakah kamu bisa melewati perjalanan aku seperti ini? Bayangkan seluruh masyarakat menjadikan kamu tersangkanya, lalu semakin kompleks ketika kamu menikah dengan sang korban. Bukankah tersangka akan semakin kena getahnya?" Dessy sedikit tertantang, lalu beberapa detik kemudian ia mendengkus tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Jodoh
Literatura Feminina"Berjodoh denganmu mungkin adalah salah satu dari sekian hal yang tak pernah terbayangkan." ** Mereka jarang bertemu, tapi kenal walau hanya sekadar nama yang tersemat itu. Mereka berdua punya tambatan hati di masing-masing hidupnya, lalu tanpa tah...