Ketujuh kawanan pemuda menduduki bangku kelas XII di sebuah kota yang dikenal dengan nama Pulau Rintis.
Ketujuh pemuda itu melakukan camping di atas bukit yang lumayan jauh dari rumah masing-masing. Selama kegiatan camping berlangsung, semuanya bai...
"iya, tung–" belum sempat Halilintar menyeselesaikan kalimatnya.
"Huaaa!!"
BYURR
Solar facepalm dengan tingkah sahabatnya itu. Akhirnya Solar menarik ujung celana nya hingga melewati lutut. Dia melangkah menuju Halilintar yang sedang meronta akibat tidak siap.
Solar mengulukan tangannya lalu dibalas oleh Halilintar. Saat Halilintar berdiri rasanya berat sekali, bajunya basah kuyup. Kebetulan pula air tersebut amat dingin.
"Bbrrr.." Halilintar kedinginan saat berjalan menepi, hembusan angin membuat bulu kuduknya naik.
"Sini aku keringkan, nanti flu." Solar menggunakan kekuatannya untuk mengeringkan pakaian Halilintar.
"Hachu!"
Halilintar menutup wajahnya yang merah padam akibat bersin. Solar menatapnya datar.
"Lain kali hati-hati, Hali. Kamu bisa sakit kalau begini." Gempa memberi nasehat.
"Ma-maaf." Halilintar memalingkan wajahnya yang masih merah padam.
"Hah... Sudah. Mari kita lanjut perjalanan." Ucap Solar yang membuka peta dari gulungan kertas barusan.
"Tujuan kita selanjutnya kemana?" Tanya Blaze.
"Hm, karna dibuku hanya memberi satu peta lokasi, yaitu tempat kita serang ini. Bahkan elemen lain buku ini tak memberi tahu. Jadi tujuan kita adalah Kerajaan Voltra." Ujar Solar.
"Waktu perjalanan?" Thorn yang angkat bicara.
"Hm, kira-kira 1 hari 1 malam. Kita bagi saja 2 hari. Pasti sampai." Jawab Solar.
Mereka melakukan perjalanan 2 hari tersebut. Halilintar juga mulai tak enak badan, dan itu dipahami oleh Taufan. Namun Taufan hanya diam, karna dia tau pasti Halilintar tak mau diperlakukan seperti anak manja.
Setelah lamanya perjalanan yang membosankan mereka sudah sampai diatas bukit yang memperlihatkan jelas kerajaan Voltra. Jarak beberapa puluh meter juga ada pasar yang terlihat banyak orang beraktifitas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Itu, kastilnya sudah terlihat!" Ujar Blaze menunjuk sesuatu.
"Woah... Besar sekali..." Thorn, Taufan dan Gempa berucap berengan.
Tiba-tiba saja Halilintar ambruk setelah melihat istana itu, dan ditangkap cepat oleh Solar dibelakangnya.
"Pa-panas sekali tubuhnya." Solar nampak panik.
"Kalau gitu kita kesana cepat, Solar kau gendong dia. Setidaknya kita bisa mencarikan obat dipasar sana." Gempa menunjuk pasar yang jauhnya mungkin setengah Km dari istana.
Akhirnya Solar menggendong Halilintar ala bridal style. Mereka memasuki hutan yang tak jauh dari sana, karna jalan itulah yang paling cepat.
Saat perjalanan berlangsung, mereka bertemu dengan dua panglima kerajaan(?) Entah... Tapi baju besi yang dikenakan seperti menandakan kalau pangkat mereka tinggi. Panglima itu pun menghampiri ketujuh orang tersebut.