Nasib Taufan

1.7K 123 31
                                    

Benar-benar, Solar harus diberi pelajaran setelah dia sembuh nanti. Kalau bisa saja Halilintar akan menenggelamkannya ke samudra Atlantic.

"Bodoh, sangat bodoh!!"

••• | ––– | •–•• | •– | •–•

Solar menyerngitkan dahi binggung. Lalu tangannya meraih pipi tebam Halilintar, dia menyeka air mata tersebut, serta bersyukur bahwa dia selamat dari kejadian itu.

"Seharusnya kau jangan ceroboh. Kan sudah kubilang jangan berdiri." Ucap Solar dengan senyum yang tak padat diartikan.

"Sebetulnya kau yang gegabah, bodoh! Melakukan hal tanpa berfikir itu kelakuan orang bodoh!" Putar balik Halilintar.

Solar tersenyum saja, tak ada niat membalas kata-kata yang dilontarkan orang didepannya.

"Yasudah, latihan sana. Udh telat nih, dihukum loh.." Solar mengalihkan topik yang membuat Halilintar teringat sesuatu dan mengangguk, lalu berdiri.

Halilintar menuju pintu keluar, sebelum itu dia melirik Solar yang menatap keluar jendela. Satu helaan nafas kasar lolos dari si netra ruby, dia juga menghapus air matanya dengan kasar sebelum membuka pintu tersebut.

SKIPP SETELAH 4 JAM LATIHAN~~

Solar sedang membaca buku tentang cara mengendalikan kekuatan cahaya. Walau dia tidak latihan, setidaknya dia masih bisa belajar tentang kekuatannya. Dihitung-hitung dia juga mendapatkan pelajaran tentang cara menggunakan kekuatannya dengan baik. Tapi karna terlalu serius dirinya tak mengetahui ada seseorang yang sedang mengetuk dan masuk kedalam ruangannya.

Pintu terbuka memperlihatkan sosok Thorn, pemuda itu masuk setelah mengetuk pintu. Thornpun mendekat, Dia terkekeh saat Solar sama sekali tak menyadari kedatangannya.

Tepat saat Thorn duduk dipinggiran ranjang depan hadapan Solar, si empu tersentak kaget, dengan kedatangannya.

Thorn tersenyum dan mengelus lembut puncak kepala Solar. Ow, itu salah satu hal paling disukai Solar.

Thorn terkekeh dengan sifat manja Solar, baginya Solar sudah seperti adik sendiri. Kalau dia sakit, pasti Thorn akan khawatir, seperti sekarang ini.

Setelah puas berbicara ini itu, Thorn pun berdiri, dan ingin keluar. Sebelum itu Thorn juga menyempatkan diri untuk mengelus puncak kepala Solar.


"Istirahat Sunshine~ baca buku terus ga baik, xixixi." Thorn berjalan menuju pintu keluar dengan cengengesan.

Solar yang mendengarnya hanya mampu mengangguk kecil. Bagaimanapun kata-kata Thorn memang benar. Kalau dia memaksa, bisa-bisa pusingnya kumat(?)

πππ

Seorang pemuda berpakaian biru putih sedang asik mengelus-elus puncak kepala seseorang yang tertidur pulas. Senyum diwajahnya terlihat cerah bersinar.

Setelah puas melakukan aksinya Ia menuju pintu keluar dan menutup perlahan pintu itu. Pemuda netra sapphire itu hendak menuju lantai bawa namun terhenti sementara saat melihat pintu yang paling bedekatan dengan tangga terbuka, memperlihatkan sosok Thorn.

Taufan pun menghampiri Thorn, dan menyapanya lembut. Sedangkan sang empu yang disapa menoleh dan membalasnya dengan sapaan lembut pula.

Prince of ElementsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang