"Ya, terserah lahh. Kan aku yang buat hukuman." Balas Solar yang masih diam tenang.
"HUAAA!!! SOLAAARRR!!!"
■■■■
"Hali, Kamu didalam? Ngapain teriak-teriak?" Seseorang memanggil nama Halilintar dari luar.
Halilintar barupun sadar dengan apa yang barusan Ia lakukan. Manik rubynya menatap tajam Solar yang sedang duduk tenang dan menyilangkan tangannya didepan dada. Sungguh Halilintar ingin membuangnya ke sungai NIL.
Pintu pun dibuka dan memberlihatkan sosok Taufan yang membawa segelas susu. Taufan berjalan mendekati kedua orang yang jaraknya sekitan 5m dari pintu.
"Hey, Taufan. Lihat Hali nggak mau makan buburnya." Solar mengadu pada Taufan dengan wajah yang sok kesal.
"He-hei!! Kamu yang mulai duluan!" Halilintar agak panik.
Taufan yang melihat interaksi mereka menjadi agak binggung. Memulai duluan apanya?
"Makan Hali, nanti nggak sembuh-sembuh!" Taufan meletakan susunya diatas nampan yang Solar bawa tadi.
"Ugh! Baiklah, tapi jangan di suapi, aku bisa makan sendiri!" Ketus Halilintar.
"Ya, ya. Terserah, aku mau eksperimen dulu. Beruntung kapan itu aku bawa alat sainsku." Ucap Solar seraya berjalan menuju pintu.
Pintu di tutup perlahan, disana hanya tinggal Taufan yang berdiri. Taufan tersenyum dan meminta Halilintar untuk memakannya perlahan, Dia akan menunggu.
◉◉◉◉
Pagi hari bersinar cerah. Sorot cahaya mentari menerobos melalui jendela ruangan membuat seorang Halilintar terbangun. Halilintar mengubah posisinya menjadi duduk dan mulai mengumpulkan kesadarannya secara penuh.
Dia menuju kamar mandi dan berganti pakaian, Halilintar sempat binggung dengan isi lemari kamar ini. Bagaimana bisa seluruh pakaian yang ada didunia sebelumnya terjejer rapi didalam lemari jati tersebut.
Halilintar bersikap bodoamad dan langsung mencari saja pakaian casual favoritnya. Dia memasuki kamar mandi dan mandi pastinya.
Pemilik netra ruby itu sudah pun selesai mandi. Dia berinisiatif keluar dari kamar dan mencari teman-temannya, tapi itu tertunda sebab dia dikagetkan oleh kedatangan seseorang.
"BOO"
"Huaa!"
Halilintar terkaget saat membuka pintu kamarnya dan dikagetkan oleh seorang perempuan yang sudah pasti dikenalinya. Hal itu membuatnya setengah kesal dan setengah heran.
"Ngapain disini? Katanya ada urusan keluarga??" Tanya Halilintar ketus.
"Hoi, hoi. Lili-Chan, belum apa-apa udah ngengas aja." Jawab perempuan itu.
"Masih ingat Rina, kan??" Tanyanya pada Halilintar.
"Hoi, siapa nggak kenal Karina yang amat ngeselin ini?! Dan ingat, jangan panggil Lili-chan!!" Jawab Halilintar ketus tak lupa amarah yang di tahannya.
"Ya, ya, ya. Terserah, Karina disini karna ini juga tempat Karina tinggal, bodoh!" Jawab perempuan yang diketahui namanya Karina, akrab disebut Rina.

KAMU SEDANG MEMBACA
Prince of Elements
AdventureKetujuh kawanan pemuda menduduki bangku kelas XII di sebuah kota yang dikenal dengan nama Pulau Rintis. Ketujuh pemuda itu melakukan camping di atas bukit yang lumayan jauh dari rumah masing-masing. Selama kegiatan camping berlangsung, semuanya bai...