Elemen Petir

1.6K 158 17
                                        

"kalian..."

Ice berhenti mengeja kata-katanya.

"Kalian seperti mengetahui sesuatu." Lanjut Ice dengan wajah datar.

Kedua insan itu terdiam. Mereka mencoba mencari kalimat yang cocok untuk dilontarkan.

"Maksud kamu, Ice?" Tanya Solar.

"Hm.. buku itu sepertinya memiliki kaitan dengan kalian berdua." Jelas Ice.

"Kaitan? Kenapa bisa?" Tanya Taufan.

"Entah namun aku merasa aneh dengan pantun yang ada di buku itu." Ice memicingkan matanya.

"Coba bacakan." Ujar Blaze yang memberikan buku itu.

Ice pun membuka buku tersebut, dan mencari halaman yang dimaksudnya, tapi halaman itu malah kosong.

"Ice, halaman ini tidak ada apa-apanya!" Taufan agak kesal dengan Ice.

"Nggak, Fan. Aku baca dihalaman ini!" Balas Ice yang tak mau disalahkan.

"Tapi benar. Halamannya kosong." Sahut Gempa.

Solar dan Halilintar diam saja. Mereka belum membaca halaman tersebut, dan bisa-bisanya Ice membacanya? Bukannya hanya keturunan kerajaan yang bisa membacanya?

Buku yang awalnya menunjukan kekosongan tiba-tiba memunculkan suatu kalimat dan ricemberuti oleh Ice.

"Halaman ini akan terbuka dengan cara mengumpulkan setiap kekuatan Elemen." Ice menenerjemahkan.

"Ha?? Terus yang kamu baca?" Solar binggung, sebab Ia sudah membaca setiap cerita dalam buku itu namun belum pernah membaca halaman 148-149. Mungkin Ia melewatkannya.

"Seperti pantun, tapi pantun ini menunjukan sikap. Judulnya pun 'Kenali sifat para pangeran'." Jawab Ice dengan memutar-mutar otaknya.

"Yah, petunjuk kita hilang." Sedih Taufan.

"Tak, apa. Kita bisa buka petunjuk itu dengan mengumpulkan setiap kekuatan elemen." Dukung Gempa untuk menaikan mood si periang.

"Tapi..." Ice menatap kesemua temannya.

"Aku sempat membaca kalau Pangeran Voltra it- agh... Lep..pas.." Ice memegangin lehernya, ia meringis sejadi-jadinya yang membuat satu meja panik.

"Ice, kenapa?!?!" Gempa menghampiri temannya.

"Hoy, Ice kau kenapa?!" Blaze pun ikut binggung juga.

Halilintar menyikut Solar dan membuat Solar menghentikan aksi kecikannya.

"Sol, kau berlebihan!" Bisik Halilintar.

"Ah, iya." Balasnya pelan seraya menghentikan aksinya.

Ice pun akhirnya bisa bernafas dengan benar dirinya mencoba menetralkan nafas tersebut.

"Hah... Hah... Sakit!!" ucapnya sambil memegangi lehernya.

"Yaampun, Ice!! Ada bekas cekikkan dilehermu!" Panik Thorn.

Sekali lagi Halilintar menyikut dan menyetrum kawannya itu yang membuatnya meringis.

"Hei, punya kekuatan jangan dipakai seenaknya!" Bisik Halilintar.

"Iya-iya." Jawab Solar dengan nada rendah.

Solar dan Halilintar duduk berhadapan dengan Blaze dan Ice dibangku panjang tersebut. Saat Solar mengetahui Ice ingin mengungkap sesuatu, Ia langsung menggunakan kekuatannya perlahan dan mencekik Ice. Halilintar yang melihatnya pun menyetrum balik Solar, karna tingkahnya salah.

Prince of ElementsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang