10 - Peluang

920 102 19
                                    


Happy Reading

Pagi itu Badrun mengantar Mira ke kantor untuk meminta izin tidak masuk karena Mira harus ke kampus untuk sebuah urusan perkuliahan. Setelah bertemu orang kantor, Badrun memboncengi Mira ke kampusnya yang letaknya cukup jauh. Badrun berjalan perlahan karena diminta Mira, ia ingin sambil bicara dengan Badrun.

"Drun, kamu pernah kepikiran buat pindah kerjaan?"

"Pernah. Cari yang lebih gede gajinya." Badrun berdecak, "Susah sih, pengalaman aku belum ada dua tahun."

"Jadi wirausaha?"

"Belum kepikiran ke arah itu. Modal ngga punya. Mau usaha apa juga belum tau."

"Kalau ada kesempatan, kamu mau?"

"Kesempatan apa?" Badrun menoleh ke kanan cepat lalu fokus menatap jalan di depannya.

"Ya bisa pelatihan usaha, bantuan permodalan."

"Pasti mau dua - duanya. Memang ada?"

"Sekarang belum!!"

"Ooh..."

"Aku pengen kamu maju, sukses, Drun...!"

"Iyaaa!! Makasih! Kamu juga, cepet lulus kuliahnya!"

"Iyaa!!" Mira membalas kalimat semangat Badrun.

"Nanti mau ditunggu di kampus?!"

"Ngga usah, Drun. Urusanku belum tentu cepet selesai. Kamu mau kemana lagi abis ini?"

"Ngojek..!"

"Semangat ya, Drun!"

Badrun mengangguk. Sedetik ia merasakan dekapan hangat dari belakang. Lingkaran tangan Mira semakin kencang. Ia percepat laju motornya menuju kampus Mira. Hari masih pagi, belum menunjukkan pukul sembilan pagi. Kampus sudah ramai mahasiswa yang hadir untuk berbagai keperluan mereka. Mira segera turun di depan kampusnya. Baru saja Badrun meletakkan helm Mira di cantelan depan, diraihnya tangan kanan Badrun dan dicium punggung tangan itu oleh Mira.

"Hati - hati pulangnya..." Mira berlaku tanpa menunggu respon dari Badrun. Lima meter dari Badrun, ia menoleh dan tersenyum lebar. Lelaki itu masih saja memperhatikan sampai punggungnya tak terlihat lagi dibalik pintu masuk kampus.

°°°

Baru saja Badrun meletakkan bokongnya di pangkalan di depan sebuah ruko tak terpakai, ponselnya berdering. Panggilan video dari Chika. Agak sulit terlihat karena retakan layarnya cukup mengganggu belakangan ini. Badrun menjauhkan diri rekan - rekan sesama ojol agar tidak terganggu suara obrolan mereka.

Chika memakai baju baru yang tadi Mira berikan.

"Cantik ngga?"

"Emang pernah Chika ngga cantik?"

Gadis itu terkekeh riang.

"Badrun lagi apa?"

"Nungguin penumpang, Chika mau apa?"

"Mau Badrun."

"Aku mau diapain?"

"Masakin lagi nasi goreng!"

"Iya, sebelum kerja aku masakin."

"Tadi aku telepon Mama."

"Mama bilang apa?"

"Papa uring - uringan terus. Aku jadi takut."

"Ada Badrun, ga usah takut."

Bidadari Badung 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang