13 - Cemburu

922 95 15
                                    


Happy Reading

Mira dan seorang cowok berjalan beriringan di selasar kampusnya pagi hari. Mereka hendak mengajukan bimbingan kepada dosbing. Meski baru satu jam lagi appointment-nya, yang penting mereka tidak terlambat. Mereka memilih menunggu di sebuah cafe di dalam kampus. Beberapa kali panggilan dari kontak yang bernama Badrun tidak ia angkat.

"Teleponnya nagih terus tuh!" goda Gito, teman sekampus Mira yang menemani. Juga sedang menunggu dosbing.

"Lagi males jawab telepon. Mau fokus skripsi gue dulu."

Gito tak merespon. Ia tau hati Mira sedang murung. Sejak tadi wajahnya tidak menunjukkan keceriaan yang seperti ia lihat setiap bertemu. Senyum yang ia torehkan ketika berpapasan dengan teman yang dikenalnya, hanya bertahan sepersekian detik. Sesudahnya sudut bibir itu menurun.

"Mau kemana, Git?" panggil Mira, Gito beranjak ke arah vending machine minuman taknjauh dari mereka duduk. Lima menit Gito kembali membawa dua botol minuman.

"Ini, biar ga stress..."

Mira menerima sodoran botol minuman teh dari tangan Gito. Ia segera menenggaknya. "Makasih, tapi sok tau ah." Mira mengernyitkan dahi. Garis bibirnya menurun.

"Dari pacar ya?"

"Apanya pacar?" tanya Mira, alisnya naik sebelah.

"Atau orang yang disayang?" Gito terus menekan. Rasa ingin tahunya besar.

"Malah tambah stress gue deket sama elo, Git!" Mira membuang badannya dari tatapan cowok di sebelahnya.

Gito terkekeh. "Bercanda. Sensi bener."

"Au ah..." Mira membuka bab skripsi yang akan ia ajukan hari ini.

"Ya diangkat aja, siapa tau bisa menenangkan jiwa yang sedang galau."

"Sok ta-u!" Mira menyorongkan bibirnya ke Gito. Hampir aja bibir merah itu ditangkup bibir Gito karena gemas.

"Ya cowok jangan digituin. Nanti beneran cari yang lain lho!" ocehan Gito membuat Mira meradang.

"Nyebelin lama - lama duduk deket elo!"

"Mir!" tangan Mira digamit Gito saat hendak beranjak. Emosi Mira tertangkap mata Gito. Ditariknya tangan berkulit putih itu sampai Mira duduk kembali. "Maaf."

Ponsel Mira kembali bergetar. Sebuah pesan WA masuk langsung naik ke barisan atas.

Badrun : kl aku d srh milih, aku lbh baik khilangan km & Chika sekaligus. Biar tdk ada yg skt hati lg. Smgt kuliahnya y.

"Gue mau ke toilet..." Mira bangkit setengah berlari menuju toilet kampus.

Di dalam bilik, tetesan air matanya meninggalkan jejak di bagian paha celana denimnya, telapak putih itu menangkup wajahnya. Lima menit saja ia tumpahkan dan lepaskan. Ia belum berniat membalas pesan whatsapp dari Badrun. Belum terpikirkan sama sekali kata - kata tepat sebagai balasan. Mira mengambil sisir dan tisu. Memastikan matanya tak lagi berair serta rambut sepunggungnya kembali rapi.

"Masuk yuk, Git!" Mira memaksakan senyum, pura - pura terlihat kuat dan bahagia. Gito tak menangkap kepalsuan itu. Ia mengiringi jalan Mira di sebelahnya.

°°°

Sebuah WA kembali masuk dari Badrun.

Badrun : maaf. Badrun mnt maaf. Mendua. Andai Mira bs ngerti gmn rsnya sayang & disayang skaligus sm orang yg 2-2nya aku syg. Smntr aku g pny pilihan mnolak keduanya. Aku mmg egois.

Bidadari Badung 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang