11 - Mendua

966 96 26
                                        


Happy Reading

Mira mengamati pria itu lagi - lagi termenung di pos jaganya. Tak ada yang lebih membahagiakan melihatnya berlama - lama menatap wajah gantengnya. Manis, hidung mancung, gagah dalam pakaian seragamnya. Mata Mira berbinar memandanginya sekian menit sebelum akhirnya memutuskan menghampirinya.

"Ngelamooon terooos!" tegur Mira menggoda Badrun.

Pria itu terkejut. Menoleh ke pemilik suara. Badrun tersadar dari lamunannya. "Eh, Mira..."

"Ngelamun aja sih! Lamunin apaan? Chika ya?" tuduh Mira ada nada cemburu di situ.

Badrun terkekeh. "Iya. Lucu."

"Lucu dimananya?"

"Tumbenan dia tadi minta disuapi  pake tangan."

"Aku ngga pernah tuh disuapin?" Mira tersenyum sinis. Melirik Badrun.

"Udah mau jam makan siang. Ntar aku suapin." Badrun membalas lirikan Mira.

"Malu diliatin orang, Drun."

"Biarin aja. Mau makan apa? Aku beliin."

"Nasi uduk aja. Beli sebungkus makan berdua. Yang lengkap," pinta Mira.

"Tunggu."

Mira mengutak - atik ponselnya sambil menunggu Badrun membeli makan siang. Mira terkesiap melihat sebuah pengumuman kehilangan orang di Twitter.

"Ini...ini Chika?"

Ia membaca sebuah laporan kepolisian yang menyatakan sebuah keluarga telah kehilangan seorang anak perempuan bernama Yessica Tamara, 18 tahun, tinggi 165 cm. Anak dari seorang pengusaha terkenal Nino Hamid, pemilik Tamara grup. Akan diberikan imbalan jika ada yang berhasil menemukannya.

Mira segera men-search nama di google. Dan ketemu sebuah akun instagram meski bukan milik yang diduga Papanya Chika, namun ada sebuah foto Chika, kedua orang tua, dan dua laki - laki yang diperkirakan kakaknya. Ada banyak kebersamaan, di setiap momen. Sepertinya akun yang sedang Mira kepoin adalah milik Kakaknya Chika.

Ia juga mencari tau tentang Tamara grup di google. Ada sebuah berita yang menulis kondisi perusahaan itu sedang guncang karena mengalami penurunan pendapatan, hutang jatuh tempo, dan isu akuisisi.

"Mungkin karena itu Chika mau dijodohin. Chika anak boss besar ternyata. Badrun harus tau."

Badrun datang menenteng sebungkus nasi uduk, krupuk, dan sebotol air mineral. Mira mengajak Badrun masuk dan duduk di ruang tunggu depan resepsionis. Kebetulan sedang sepi.

"Aku beli satu setengah."

"Banyak amat?"

"Kali kamu ketagihan disuapin aku." Badrun terkekeh. Ia lalu masuk ke dalam kantor hendak cuci tangan. Mira membuka bungkusan nasi itu di atas kursi.

Badrun mulai mengambil nasi dengan tangannya. Lalu disuapkan ke mulut Mira. "Aaak..."

Beberapa karyawan yang lewat tersenyum melihat keromantisan Badrun dan Mira di kantor. Bahkan resepsionis kantor tertawa iri.

"Diliatin orang, Drun!" Mira menoleh kiri kanan.

"Biarin aja. Iri mereka aslinya." sergah Badrun.

"Ciiiieeeeeeee yang jadiaaaan......." goda Udin, rekan satpam Badrun yang melintas di depan pintu.

"Berisik lu, Din," tukas Badrun kembali menyuapi nasi uduk lengkap dengan sambal, emping, dan bihun, dan semur. Mira senang hati menerima suapan itu. Hatinya begitu girang, baru kali itu ada cowok yang memperlakukannya demikian.

Bidadari Badung 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang