17 - Aroused

1.4K 92 21
                                    


🔞 Awas memuat konten dewasa 🔞

Happy Reading

Motor Badrun akhirnya sampai juga di kontrakannya. Agak merepotkan memang membawa orang mabuk sambil naik motor. Belum lagi Mira sempat muntah dan mengenai jaket Badrun dan sebagian tubuh Mira di jalan. Chika segera keluar membuka ikatan ponco yang membelit tubuh Badrun dan Mira. Mereka berdua memapah Mira yang terhuyung menunduk karena tidak sadarkan diri. Mereka membawa Mira ke dalam kamar dan dibaringkan di dalam. Badrun segera mengambil sebaskom air hangat dan handuk kecil sesuai permintaan Chika.

"Kamu bersih - bersih dulu gih, kena muntahan Kak Mira tuh," pinta Chika mencium bau dari tubuh Badrun. "Aku mau lap badan Kak Mira. Jangan ngintip ya?"

Badrun terkekeh, "Ya udah tutup pintunya. Aku mau masukin motor juga."

Di kamar, Mira meracau tak jelas dan menggumam. Chika telaten mengangkat ke atas tanktop dan melepas bra strapless Mira. Terpampang dua bongkahan bulat yang dihiasi dua titik bulat berwarna merah muda. Chika memeras lap di air hangat dan mengelap tubuh Mira mulai dari leher, dada, kedua payudara sampai perut dan pusar Mira.

Kelembutan usapan Chika terasa oleh Mira yang mendesah kecil dan menggigit bibir bawahnya. Chika juga tak luput membersihkan punggung Mira. Aroma alkohol menyeruak saat Mira meracau. Beberapa kali Chika menurunkan tangan Mira yang meremas payudaranya sendiri, mungkin Mira turn on karena tindakan Chika membersihkan tubuhnya.

Setelah bagian atas selesai, Chika memakaikan kaos Chika yang dulu diberikan Mira. Bra dan tanktop Mira harus dicuci karena bau muntahan. Ia lalu melepas restleting rok Mira di bagian belakang dan menurunkan mini tennis skirt. Chika menelan ludah memandangi bagian bawah Mira yang putih mulus. Area sensitifnya masih ditutupi celana dalam mini bertali tipis berwarna senada dengan bra. Warna putih.

Celana dalam itu tak dilepas Chika. Ia biarkan di tempatnya menutupi kemaluan Mira. Ia segera saja membersihkan kedua kaki Mira yang jenjang sampai terbebas dari bau yang menyengat. Tak sengaja ujung jari Chika menyentuh kulit Mira yang halus dan lembut. Kulit putih itu memang terawat, tak ada cela, tak ada bulu halus. Proses terakhir, Chika memakaikan Mira celana gemes berwarna pelangi yang dulu juga dihibahkan dari Mira. Ia mengangkat bagian kepala Mira dan mengganjalnya dengan bantal agar kepala Mira sedikit lebih tinggi dari lambung. Dengan begitu, kecil kemungkinan Mira kembali muntah. Ia lekas ke dapur sekaligus membawa pakaian kotor Mira ke keranjang cucian. Ia mengambil dua sachet herbal. Badrun baru saja selesai membersihkan tubuhnya di kamar mandi.

"Udah di lap?" tanya Badrun.

Chika mengangguk. "Pergi sama siapa Kak Mira? Sampe mabok gitu ih. Tega banget sendirian."

"Sama Gito. Temen kampusnya. Ngga tau itu orang ada di mana."

"Badrun ngga cemburu?" tanya Chika yang direspon Badrun melalui sebuah senyuman lebar dan jawaban tidak nyambung.

"Besok pagi - pagi biar aku yang cuci pakaian Mira. Kamu istirahat aja."

Chika menarik nafas panjang, merasa heran dengan Badrun. "Hmmm, ini kamu minum." Ia menyerahkan satu sachet ke Badrun lalu kembali ke dalam kamar dan meminumkannya ke Mira.

Setengah jam, tak terdengar lagi racauan dari Mira. Tubuhnya sudah terasa bersih dan nyaman dilap Chika, ditambah herbal yang membuat tubuhnya terasa hangat dan mereduksi dampak mual karena minuman beralkohol.

Chika kangen sekali dengan Mira, beberapa hari tidak ketemu. Bahkan Badrun cerita whatsappnya belum juga di balas. Ia posthink saja, siapa tahu Mira sedang sibuk kuliah dan tidak sempat melirik ponselnya. Ia membelai rambut di kening Mira sampai perempuan dihadapannya tertidur pulas. Kasur Badrun memang cukup untuk mereka berdua, tapi Chika memutuskan tidur di depan saja bersama Badrun.

Bidadari Badung 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang