1 - Mbak Siapa?

3.9K 131 19
                                    


Ini bukan lanjutan dari cerita Bidadari Badung sebelumnya, hanya judulnya aja karena cast-nya masih tetap Chika, Badrun, dan Mira. Ceritanya ringan, bahasanya ringan, konfliknya ringan dan standard. Banyakan manis - manis dan drama. Iseng aja ditulis karena gabut. Buat yang suka silahkan dibaca dan vote.

Happy Reading

Waktu sudah menunjukkan hampir pukul sembilan malam. Di sebuah kompleks ruko perkantoran di bilangan Jakarta, beberapa orang keluar dari sebuah kantor. Nampaknya baru selesai shift malam atau lembur. Seorang wanita berambut panjang menghampiri seorang pria yang sudah memakai helm di atas motor. Pria itu menyerahkan helm berwarna putih kepadanya.

"Makasih, Drun.." ujarnya ramah.

Si pria memakai jaket warna hitam, dan wanita yang sudah menaiki motor maticnya mengenakan sweater kelabu. Si pria yang bernama Badrun itu pun menyalakan motornya.

"Udah siap?"

Si wanita, Mira namanya memukul punggung Badrun sebagai isyarat agar segera jalan. Motor berjalan sedang menembus dingin dan sepinya lalu lintas Jakarta di malam hari.

"Mau makan nasgor dulu?" Badrun menawarkan.

"Boleh, tapi kalo ngga abis kamu yang makan ya?"

"Beres, Mbak Mira."

Badrun pria muda berusia 20 tahun itu bekerja sebagai satpam di perkantoran itu. Shiftnya sudah selesai sejak sore hari, ia memang sengaja menjemput wanita itu yang baru usai lembur. Mira, 20 tahun bekerja sebagai Account Executive sebuah kantor. Mira terpaksa bekerja lembur karena ada beberapa tugas yang harus selesai dan bisa langsung dilaksanakan keesokan harinya.

Mira mendekap erat tubuh Badrun, tangannya melingkar di pinggang lelaki itu. Kepalanya direbahkan dipunggung. Hawa dingin angin yang berhembus membuatnya terpaksa melakukan itu agar ia tidak kedinginan selama berboncengan.

Motor matic Badrun menepi di sebuah emperan ruko yang tutup. Di depannya ada gerobak penjual nasi goreng langganan mereka. Usai melepas jaket dan helm, Badrun memesan dua porsi. Yang satu setengah porsi saja untuk Mira. Sekedar pengganjal perut agar tidak kelaparan di malam hari.

"Setengah porsi kayaknya juga masih kebanyakan deh, Drun?"

"Ya nanti dibungkus aja, Mbak, sisanya. Buat saya makan besok pagi lumayan." Badrun nyengir. Ia memandangi wanita itu yang sibuk memainkan ponselnya.

Merasa dicueki, Badrun memancing pembicaraan. "Tumben lembur, Mbak Mira?"

Mira terkejut, ia melirik Badrun, "Hah? Ooh iya, lagi banyak aja kerjaan." Mata Mira kembali ke ponsel. Bukan ke laptop ya.

Badrun berpikir keras mencari topik obrolan, susah sekali rasanya mencari onrolan yang bisa nyambung dengan Mira, "Mas Pras....malah pulang duluan tadi sore." Badrun menerima sepiring nasgor dan diserahkan ke Mira yang setengah porsi.

"Iya, ada urusan kali di luar." Mira fokus lagi ke ponsel sembari menyuap nasgornya. Badrun sabar saja melihat Mira yang lebih asyik membalas chat daripada mengajaknya ngobrol. Mungkin karena jauh perbedaan pekerjaan di antara mereka meski usianya sama.

"Besok mau dijemput?" Badrun menawarkan.

"Ngerepotin ngga?" tanya Mira tanpa melirik Badrun.

"Engga, Mbak Mira. Saya masuk siang." Badrun sumringah.

"Jemput jam sembilan ya, Drun."

"Siap, Mbak Mira."

Mira tidak menghabiskan nasgornya yang setengah porsi. Ia letakkan di atas sebuah kursi, menunggu Badrun menghabiskan nasgor baru makan punya miliknya.

Bidadari Badung 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang