Toko Roti Enak

33 3 0
                                    


Bunga

Hari ini sangat memuaskan karena aku bisa menjaili si cowok yang suka banget sama roti cokelat kacang itu. Sepanjang perjalanan aku tertawa memikirkan hal-hal yang terjadi serta ekspresi wajahnya yang begitu kesal dengan semua tingkahku. Tapi, pikirku dia cukup ganteng juga sih, wajahnya tadi lucu banget.

tutt tutt tutt tutt.... tiba-tiba handphone ku bergetar, dengan cepat aku mengambilnya dari dalam saku celanaku. "Halo ma..." sapaku pada ibuku sendiri. "Kemana aja kamu? kenapa gak ada di rumah? PULANG SEKARANG!!!" bentaknya bersamaan dengan mematikan telpon. Tanpa menunggu lama langsung saja aku berlari menuju ke toko roti ibuku.

"Aku pulang ma..." sambil membuka pintu toko roti.

"Jangan bilang kamu ke kampus lagi ya? sudah mama bilang kan, kamu gak usah kuliah!!!!!" bentak ibu sambil menjambak rambutku. Aku hanya bisa terdiam dan menangis, karena aku tidak berani melawan ibuku.

"Masuk kamar sekarang, ganti baju dan buka toko roti sekarang!" bentak ibu sambil mendorongku. Tentu saja aku langsung kembali ke kamar dan menangis dalam beberapa menit saja untuk meluapkan rasa sakit hatiku, setelah itu aku baru siap-siap untuk membuka toko roti ibuku. Aku menarik napas panjang untuk bersiap-siap melayani semua pelanggan dengan wajah yang ceria dan bersinar, agar pelanggan makin tertarik untuk datang membeli roti buatan ibuku.

"Selamat datang di toko roti enak" sapaku dengan wajah yang begitu ceria kepada setiap pelanggan yang masuk untuk membeli roti, dan lagi aku bertemu dengan seorang cewek cantik dan sedikit tomboy yang bernama Anyas datang membeli roti isi cokelat kacang, kesukaan Rangga sahabatnya. Terkadang aku suka berpikir mengenai persahabatan di antara mereka begitu dekat tanpa ada perasaan satu sama lain. Buktinya sampai saat ini mereka tidak berpacaran bahkan tidak ada yang cemburu satu sama lain ketika melihat sahabatnya dekat dengan lawan jenis.

"Biasa mba, roti isi cokelat kacang dua dibungkus hehehe" ujar Anyas dengan tawaan geli, karena mungkin dia sendiri sudah tidak enak dengan diriku yang selalu bertemu dengannya dan hanya membeli roti cokelat kacang dua dan dibungkus.

"Mba sayang banget ya sama sahabatnya, sampai bela-belain selalu beliin roti cokelat kacang" ujarku keceplosan dan aku langsung menutup mulutku. "Maaf mba, mulut saya lancing" lanjutku, aku takut Anyas marah karena pasti ibuku akan memukuliku lagi.

"Ah mba bisa ajaaa..." ujar Anyas dengan wajah yang memerah.

DARI AKU YANG TAK DICINTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang