Bunga

23 2 0
                                    

"Kenapa cowok itu memperhatikanku seperti tadi? emang dia lagi kesambet apa?" tanya dalam hati.

"Mba, mba, mba? hei mba? punya telinga gak sih mba?" salah seorang pelanggan yang terabaikan karena aku melamun. "Eh maaf bu, mau pesan roti apa?" tanyaku gelagapan.

"Gak jadi deh mba, gue udah dari tadi di sini malah melamun, gimana sih!" bentaknya. "Maaf bu" aku menundukkan kepalaku. Tentu saja, tanpa menunggu waktu lama, setelah ibu itu keluar dari toko roti kami, dengan cepat ibuku datang menutup semua pintu dan jendela toko roti, dan menyeretku ke dalam ruangan gelap yang membuatku ketakutan setiap kali aku membuat kesalahan.

"Mama, maafin Bunga. Tolong jangan hukum Bunga lagi..." teriakku dengan suara gemetar.

"Kamu harus sering dihukum, supaya tidak melakukan kesalahan yang sama!" bentak ibuku

"Bunga janji gak bakal ngelakuin kesalahan yang sama ma" ujarku memohon pada ibu

"Kamu selalu ngomong seperti ini setiap kali mama mau menghukummu!" bentak ibu

Sesampainya di ruangan gelap itu, aku sudah pasrah dengan semua yang akan ibu lakukan pada tubuhku. Karena ketika sudah berada dalam ruangan gelap ini, tidak akan pernah ada harapan lagi untuk diampuni, kecuali setelah ibuku puas menghajarku habis-habissan. Air mataku sudah tidak berharga lagi di matanya, tubuhku yang bergetar dan mengeluarkan darah sudah tidak berharga lagi di matanya, dan suaraku yang gemetar tidak akan mengurangi rasa kemarahan ibu.

---

Anyas

Aku sudah tiba di depan toko roti enak, untuk membelikan Rangga roti cokelat kacang kesukaannya, siapa tahu dengan makanan kesukaannya membuat dia cepat sembuh dari sakitnya. Tapi, masih jam 15.00 sore toko roti itu sudah tutup.

"Yah,tumben banget udah tutup. Padahal biasanya jam 9 malam baru ditutup" ujarkudalam hati. Karena melihat toko roti enak sudah tutup, dengan terpaksa akumeneruskan perjalananku untuk pulang ke tempat kost.

DARI AKU YANG TAK DICINTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang