Kegeeran #Anyas

23 2 0
                                    

Aku berjalan menuju toilet rumah makan serba murah, aku tidak tahu apa yang sedang melilit hatiku saat ini, rasanya detakan jantungku tidak seperti biasanya, dan jujur saja ini membuatku nyesek dan susah bernafas. "Apa apaan perasaan ini?" ujarku dalam hati sambil menatap wajahku di cermin.

"Kira-kira Rangga mau ngomong apa? dia mau nembak gue gitu? atau dia ngajak gue bareng selama acara wisata di Bali?" tanyaku pada diriku sendiri di balik cermin. "Oke, gue harus mempercantik diri dan latihan wajah terkecut, biar tetap kelihatan cantik ye kan? hihihi" ujarku sambil mempraktikkan wajah terkejut di depan cermin.

Setelah menghabiskan waktu beberapa menit di toilet, akhirnya aku kembali menemui Rangga di tempat kesukaan kami. "Maaf, gue tiba-tiba mules tadi ngga" ujarku pada Rangga

"Oh iya gpp, biasa aja kale" ujar Rangga

"Yaudah lo mo ngomong apa?" tanyaku tidak sabar

"Jadi gue tadi udah ketemuan sama si Bunga alias si cewek gila itu" ujar Rangga penuh semangat, aku langsung terkejut dan terdiam. "Gimana menurut lo? gue cocok gak sama dia?" tanya Rangga. "Bunga? eh Anyas? lo kenapa?" tanya Rangga membuat lamunanku terpecah saat itu juga.

"Eh ha? apa tadi? lo kenapa?" tanyaku salah tingkah, karena aku kebingungan mau ngomong apa.

"Gue tadi udah ketemuan sama si Bunga, dan gue ajak dia jalan bareng di acara wisata ke Bali hari sabtu besok" lagi-lagi Rangga menjawab dengan penuh semangat.

"Wah gitu ya? selamat donggg" ujarku penuh semangat, meskipun hatiku sebenarnya hancur banget.

"Lo belum jawab pertanyaan gue di atas" ujar Rangga ketus

"Ha? pertanyaan apa?" lagi-lagi aku salah tingkah dan jujur saja aku ingin menangis, tapi aku harus menahan semua ini di depannya.

"Gue cocok gak sama dia?" tanya Rangga

"Oh itu, ya cocoklah..." jawabku penuh semangat sambil memberikan dua jempolku padanya

"Masa sih? gue rencana tembak dia pas di acara wisata nanti" ujar Rangga mengenai rencananya

"Oh ya? wah berani juga nyali lo hahahaha" aku berpura-pura tertawa terbahak-bahak sampai air mataku menetes, "haduh kebiasaan gue kalau tertawa berlebihan suka kebawa sama air mata" ujarku penuh dengan kepura-puraan.

"Loh ma kebiasaan gitu, kalau udah tertawa sampe kebawa sama air mata hahahahaha" Rangga semakin tertawa

"Yaudah ngga, semoga lo berhasil ya? gue ada keperluan di luar, gue harus cepat cepat." ujarku

"Oh gitu ya?yaudah semangat ya?" ujar Rangga

Tanpa menunggu lama aku langsung pergi meninggalkan Rangga yang begitu semangat melambaikan tangan padaku, seandainya dia tahu perasaanku saat ini, pasti dia tidak akan segembira itu di hadapanku.

Sepanjang perjalanan tidak henti-hentinya aku menangis, sampai di depan gerbang aku bertemu dengan pak Dori, "Loh, Anyas kenapa kok nangis?" tanya pak Dori khawatir

"Gpp pak, mata Anyas kelilipan tadi pas di jalan, makanya keluar air mata gini hehe" jawabku berusaha kuat di depannya

"Yakin? haduhhhh bapak gak bisa liat anak cewek nangis, bapak jadi keingat sama anak bapak di rumah" pak Dori mulai mencurahkan isi hatinya padaku

"Haha gak kok pak, Anyas baik-baik aja kok. Anyas masuk dulu ya pak? semangat kerjanya" ujarku dan langsung meninggalkan pak Dori di depan gerbang.

Tidak tertahankan lagi, aku masuk ke kamar, menyalakan musik dengan volume besar dan aku mulai menangis tanpa kontrol. Rasanya sangat sakit, dadaku sesak, susah untuk bernapas. Apa-apaan perasaan ini? aku benci dengan perasaan cinta yang tertuju pada sahabatku sendiri. Tanpa menunggu lama, aku mematikan jaringan handphone ku.

Aku menunggu malam datang menyapa, aku bersiap-siap menggunakan celana jeans panjang, sepatu, kaos oblong dan jaket besar yang menutupi seluruh tubuhku dan bahkan kepalaku, aku juga menggunakan masker dan kacamata, agar tidak ada yang mengenaliku. Terlebih penting lagi kalau aku bertemu dengan Rangga di perjalanan, aku bisa menghindarinya.

Malam ini aku datang ke Indomaret untuk belanja keperluan selama beberapa hari ini sebelum kami berangkat ke acara wisata di Bali. Aku bertekad untuk tidak keluar dari kamar, tidak ke kampus, dan nanti akan mengirim surat sakit ke dosen, sekalian untuk mempersiapkan kesehatanku sebelum berangkat ke Bali.

Sesampainya di Indomaret, aku mengambil semua jenis mie instan, susu, dan cemilan yang lainnya, sudah kuperhitungkan sampai beberapa hari makanan ini tidak akan habis. Dan yang paling terpenting adalah tissue. Aku mempersiapkan tissue sekitar 10 kotak besar. Setelah aku menyelesaikan semua belanjaannku, aku kembali ke tempat kost.

Aku tiba di depan toko roti enak di mana Bungabekerja dan tinggal di sana. Aku melihat dari seberang jalan, di sana adaRangga yang sedang duduk bersama dengan Bunga. Membuat air mataku spontanmengalir ke pipi. Aku menghapusnya dan melanjutkan perjalananku ke tempat kost.

DARI AKU YANG TAK DICINTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang