Aku sedang dalam perjalanan menuju ke tempat kost Rangga. Sesampainya di sana, baru saja aku ingin mengetok pintu kamarnya, tiba-tiba Rangga sudah membuka pintu. "Eh bro..." sapaku pada Rangga.
"Ngapain lo ke sini?" tanyanya ketus
"Gue mau nebus kesalahan gue, gara gara omongan gue, lo sampe gak bisa tidur gitu..." ujarku
"Caranya lo nebus kesalahan lo gimana?" tanya Rangga
"Gue traktir lo makan apa aja malam ini" jawabku
"Oke ya? kalau gitu kita ke toko roti Enak sekarang, terus kita makan bakso beranak di taman" ujar Rangga
"Yaudah ayokkk..." ajakku
Kami hanya berjalan kaki saja, karena tempat kost nya Rangga tidak terlalu jauh dengan toko roti enak dan taman hijau gemilau. Sesampainya di depan toko roti enak, tiba-tiba si Rangga gak mau masuk. "Lo kenapa? ini udah nyampe loh..." tanyaku pada Rangga
"Lo gak liat apa, tu ada cewek gila!" bentaknya
"Cewek gila? yang mana?" tanyaku heran
"Itu yang lagi jaga toko roti enak" ujarnya sambil menunjuk
"Cewek secantik itu lo bilang gila? kayaknya lo yang gila deh!" ujarku sambil meraba jidatnya, "jadi gak belinya?" tanyaku lagi
"Yaudah deh, demi roti cokelat kacangku yang enak dan lumer itu..." ujar Rangga dengan gaya yang sangat terpaksa.
"Permisi mba, mau pesan roti cokelat kacang" ujarku pada seorang cewek cantik yang sedang menjaga toko roti enak. "Bro, beli berapa?" tanya pada Rangga yang menunduk di belakangku. Dia hanya menaikkan tangan kanannya dengan jumlah dua jari yang berdiri. "Oh dua ya mba, dibungkus juga" tanpa banyak basa-basi, cewek cantik itu memberikan roti pesanan kami dengan cepat.
"Ngomong-ngomong mba ada masalah apa ya sama teman saya si Rangga? kok dia kek gitu banget?" aku bertanya dengan wajah yang begitu polos, namun ternyata aku tidak digubris olehnya. Dia hanya menatap Rangga dengan wajah yang datar. "Rangga," aku datang mendekati Rangga dan mengangkat wajahnya. "Itu tu cewek gila yang lo bilang" ujarku dengan polosnya.
Semuanya di luar dugaan, tiba-tiba cewek itu memberikan senyuman yang begitu sopan seperti tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka. Dan tentunya aku bisa melihat wajah Rangga yang kini salah tingkah dengan senyuman itu.
"Udah kah? ayok pergi" Rangga tiba-tiba menarik tanganku keluar dari toko roti enak. "Lo gila ya Dit! Gak Anyas gak tu cewek gila, lo suka buat gue jadi kek gini!" bentak Rangga
"Yaelah bro, lo kenapa coba ngegas banget? santai ajalahhh" ujarku sambil menenangkan Rangga. "Jadi gak makan baksonya?" tanyaku lagi
"Hm yaudah ayok" akhirnya Rangga luluh juga dan mau pergi makan bakso.
Sepanjang perjalanan menuju ke taman hijau gemilau, aku melihat Rangga begit lahap memakan roti cokelat kacang kesukaannya. "Lo suka banget ya?" tanyaku, "Kalau gak, gak bakal selahap ini gue makan rotinya" jawabnya. Sesampainya di taman hijau gemilau, kami langsung menuju ke tempat bakso beranak. Kami memesan bakso beranak dua porsi, untuk kami makan bersama di tempat itu.
"Mas, tambah satu porsi lagi baksonya terus dibungkus ya mas?" ujar Rangga. "Lo gak kenyang?" tanyaku heran
"Kenyang woy, itu bukan punya gue. Gue pesan itu buat si Anyas" jawabannya membuatku tersenyum. "Ngapain lo senyam-senyum gitu?" tanyanya
"Cie perhatian... Ini sahabatan atau sahabatan?" tanyaku jail padanya
"Sahabatan lahhh..." jawabnya ketus
"Terus cewek yang tadi di toko roti enak siapa?" tanyaku jail
"Itu cewek gila!" ujarnya ketus
"Lo yang gila kayaknya hahahaha" jawabku
"Lo bayangin aja, ada cewek se menyebalkan anak itu dan bla bla..." Rangga menceritakan semua kekesalannya mengenai cewek gila yang dia maksud itu.
"Jangan-jangan dia suka sama lo?" ujarku
"Gak Anyas, gak lo sama aja ya otaknya? mikirnya dia suka sama gue! Amit-amit woyyyy...." jawab Rangga ketus sambil mengetok kepalanya
"Awas lo nanti jatuh cinta karena terlalu bencinya kamu sama tu cewek. Ngomong-ngomong dia cantik loh? si Anyas juga cantik." ujarku jail
"Hm gue kenyang, akhirnya makanan gue habis juga. Mas, udah dibungkus belum baksonya?" Rangga memotong pembicaraan kami. "Sudah siap mas" jawab mas tukang bakso beranak. Dengan cepat Rangga berdiri mengambil bungkusan bakso itu dan pergi meninggalkanku sendiri "Makasih ya bro, enak banget" teriaknya dari jarak yang lumayan jauh.
"Dasar tu orang, mentang-mentang gue nebus kesalahan ke dia malah kegini.. Lagian ngapain juga dia kesel? jangan-jangan dia suka? hahahaha dasar lo Rangga" ujarku sambil mendekati mas tukang bakso beranak.
"Berapasemuanya mas?" tanyaku, "Bakso beranak tiga tambah teh botol dua, jadinya 55ribu" jawab tukang bakso. Aku langsung mengambil dompet dan mengeluarkanselembar uang 50 ribu dan 5 ribu, "Ni mas, makasih ya mas?" sambil memberikanuang itu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARI AKU YANG TAK DICINTAI
RomanceSebuah persahabatan yang berujung pada jatuh cinta💔