"Mampus gue, telat lagi ... Haduh bisa-bisa gue gak lulus kalau kek gini terus" aku berlari disepanjang koridor kampus, dan lagi-lagi aku harus berhadapan dengan cewek gila itu lagi. Tapi, kali ini ada yang berbeda dengan cewek gila ini. Aku berpura-pura menyenggolnya, dan tentu saja dia terjatuh, tapi makin anehnya lagi dia tidak menggubrisku.
"Ah bodoh amat..." aku tidak memperdulikan cewek gila itu. Sesampainya di kelas, aku langsung mencari tempat kosong yang ada penghuninya di samping kiri dan kanan, biar gak ada sih gila itu datang nyerobos tempat di sampingku.
"Selamat pagi semuanya" sapa ibu Mina dosen Sejarah pagi ini.
"Selamat pagi bu" sontak semua mahasiswa menjawabnya. Aku melihat di sekelilingku, kenapa cewek gila itu tidak menunjukkan batang hidungnya di kelas. Bahkan sampai selesai jam perkuliahanpun, cewek gila itu tidak kunjung datang. Akhirnya jam perkuliahan hari ini sudah selesai. Aku langsung mencari cewek gila itu, dalam diriku ada rasa bersalah, karena bisa saja dia tidak kuliah karena ulahku tadi pagi yang menabraknya sampai jatuh.
"Rangga? Eh mangga busuk?" aku tidak menghiraukan Anyas memangilku dari kejauhan, aku berpura-pura tidak mendengarkannya. Aku terus berlari mengelilingi satu kampus untuk mencari cewek gila itu.
"Rangga? lo kenapa?" tanya Adit, tapi sekali lagi aku tidak menggubrisnya. "Pasti lo cari si cewek gila itu kan?" lanjut Adit, berhasil membuatku berhenti dan menatapnya di belakang. "Lo tau gak dia di mana?" tanyaku penuh harap pada Adit. "Hm gue gak tau sih hihihi" dia menjawabku dengan tertawa. "Gue gak lagi main-main !!!!" bentakku dan pergi dari hadapannya.
Semua usahaku mencari cewek gila itu di seluruh kampus tidak berhasil, akhirnya aku pulang ke tempat kost. Tapi, sebelum itu aku harus mampir di toko roti enak, siapa tahu dia ada di sana. Sepanjang perjalanan aku berharap dia dalam keadaan baik-baik aja.
Sesampainya di depan toko roti enak, aku mengintip dari kejauhan, dan ternyata benar ada si cewek gila itu di dalam, dia sedang menjaga toko roti itu.
"Kenapa gak kuliah?" sesampainya di dalam tanpa basa basi aku langsung menanyakan pertanyaan inti padanya. Tapi pertanyaanku tidak dibalasnya. "Gue minta maaf soal tadi pagi." ujarku padanya, tapi lagi-lagi dia tidak menggubrisku.
"Lo marah sama gue?" tanyaku heran, dan lagi lagi dia tidak menggubrisku dan hanya diam saja. "Hm yaudah, gue pergi dulu ya?" aku pamit dan pergi meninggalkannya di toko roti enak itu.
Aku tidak mengerti dengan sikap cewek gila itu, berarti gue gak salah menilai cewek itu sebagai cewek gila. Buktinya kemarin dia buat aku malu berkeping-keping di depan semua teman-teman kelas bahkan di depan dosen, dan hari ini dia pendiam gak jelas. Memang kalau dasarnya gila, ya suka kek gitu.
tutt tutt tutt tutt . . . handphone ku bergetar dan menunjukkan bahwa ada yang menelponku dan itu adalah Anyas sahabatku.
"Halo an? kenapa?" tanyaku
"Lo kenapa tadi, gue mau aja lo makan siang" ujar Anyas
"Hm gpp, gue lagi gak enak badan aja. Sekarang udah di kamar, mau istirahat dulu" ujarku
"Yaudah, cepat sembuh ya? gue mo pulang juga. Mau nitip makanan gak?" tanyanya
"Gakusah, makasih" ujarku sambil mematikan telpon.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARI AKU YANG TAK DICINTAI
RomanceSebuah persahabatan yang berujung pada jatuh cinta💔