EPILOG

59 1 2
                                    

Rangga

Setelah tiga hari berlalu, mayat Anyas sudah dikebumikan di Bandung, akupun ikut kembali ke Bandung untuk mengantar mayatnya dan menguburkannya di sana bersama dengan keluarga besarku dan keluarga besarnya Anya.

Setelah melewati masa-masa itu, akhirnya aku harus kembali ke Jakarta untuk melanjutkan perkuliahaanku, tanpa sahabatku Anyas. Sesampainya di Jakarta, tiba-tiba aku menerima telepon dari ibu kost Anyas, "Rangga, minta tolong kamu bereskan barang-barang Anyas di kamarnya ya?" ujar ibu kost Anyas

"Iya bu, sekarang saya ke tempat kostnya" tanpa menunggu lama aku langsung berangkat ke tempat kostnya Anyas. Sesampainya di kamar Anyas, aku melihat betapa berserakkan kamarnya dengan tissue, bungkusan mie, cemilan dan botol-botol minum. Aku membersihkan semua kotoran yang berserakkan di sana, sampai akhirnya aku menemukan satu buku yang dibaluti sampul berwarna cokelat tua di atas tempat tidurnya. Aku membukanya, dan melihat setiap tulisan demi tulisan yang ditulis Anyas, sampai pada hari di mana Anyas terjatuh, kemungkinan sore sebelum dia keluar dengan Adit ke taman, dia sempat menulis surat terakhir ini.

"Dear Rangga. Aku terkejut ketika aku menyadari rasa cinta itu bertumbuh dalam hatiku. Bukan aku sengaja untuk menjatuhkan diriku dalam jurang cinta di antara persahabatan kita. Tapi, aku sendiri tidak mampu mengontrol rasa ini, sehingga aku terjatuh dan mati di dalam jurang cinta itu. Rangga, aku mencintaimu, tapi aku sadar cintamu bukan untuk aku. Cintamu untuk dia yang bernama Bunga, alias cewek gila yang sangat kamu benci. Semoga kamu berbahagia bersama dengan dia, karena aku tidak akan pernah mampu untuk terus mendampingimu sebagai seorang sahabat. Selamat tinggal Rangga..."

-Dari Aku yang Tak Dicintai #Anyas


Maafkan aku yang tidak bisa melihat cintamu selama ini

–Dari Aku yang Tak Menyadari Cintamu #Rangga


-END-

DARI AKU YANG TAK DICINTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang