Kaki Kesya terasa lemas saat menaiki anak tangga untuk menuju ke kamarnya yang berada di lantai 2. Buku-buku yang dia bawa yang ada di tangannya hampir saja terjatuh karena tangannya pun ikut lemas. Hari ini rasanya lebih lelah daripada hari Biasanya meskipun tak ada pekerjaan berat yang dilakukan di sekolahnya.
Begitu ya sudah sampai di dalam kamar, barang-barang yang dibawa langsung ia letakkan di atas meja belajarnya dan dia segera beristirahat dengan berbaring di atas kasur.
Seharian ini, dia hanya makan salad sayur buatan mamanya sendiri dan dia juga minum air putih 2 botol yang dia beli di kantin. Lalu, dia tidak mau makan jajan apapun terutama jajan yang manis-manis maupun gorengan yang penuh dengan minyak sehingga dia benar-benar menantang dirinya untuk tidak memakan makanan tersebut.
Dia juga hampir kehilangan fokusnya karena menahan lapar yang tadi sempat datang di saat dia sedang mendengarkan penjelasan guru di kelas. Untung saja dia masih kuat sehingga dia masih bisa menangkap materi dengan baik dan juga masih menahan ajakan orang-orang terhadap dirinya yang masih tidak menerima fakta bawa dia dan Kevin adalah anak kembar.
Akhirnya dia mengambil ponsel untuk membuka aplikasi Twitter dan menggulirkan timeline yang ada di sana dia membaca beberapa trending yang sedang naik atau melihat beberapa artis barat dan Korea memposting sesuatu.
Setelah lelah menatap layar ponsel dalam waktu cukup lama, akhirnya Kesya pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari keringat badan kemudian ia juga membereskan kamarnya yang sedikit berantakan.
Waktu kembali berjalan dan ia hanya makan malam dengan nasi dan sayur saja. Padahal sang mama sudah memasak makanan yang enak namun penuh dengan lemak. Tetapi karena dia sudah berjanji akan bersungguh-sungguh dalam menjalani diet, dengan berat hati Kesya menolak—lebih tepatnya menghindari makanan tersebut.
Selesai waktu makan malam, Kesya kembali ke kamarnya dan bersiap-siap untuk belajar. Rasa lemas yang masih ia rasakan oleh tubuhnya. Saat duduk di depan meja belajar, ia tak menyentuh bukunya melainkan memijat-mijat badannya dan meminum segelas air putih yang ada di meja belajar.
"Duh, kayaknya isinya jangan cuman sayur aja di salad tadi. Besok sekalian siapin saladnya sekalian ada daging tuna fillet grilled aja," gumam Kesya.
Memang kalau makan sayur tanpa ada makanan pengganti karbo seperti protein atau lemak jenuh, pasti akan membuat seseorang kehilangan cadangan energinya. Untuk itu, Kesya memutuskan untuk merombak sedikit catatan dietnya.
Meskipun hari pertama ia merasakan lemas yang tidak biasa, ada sisi positif yang ia dapatkan. Lemas yang ia rasakan juga berdampak membuat tubuhnya terasa lebih baik dan perutnya mulai ringan. Kalau makan yang biasa ia makan, bahkan jika dalam kondisi belum kenyang pun Kesya akan merasa perutnya membesar dan berat.
"Jangan banyak sawi putih ... jangan pakai minyak biasa, kalau bisa ganti ke coconut oil aja. Ah, hindari makan gado-gado, ketoprak dan sejenisnya biar gak kena alergi." Kesya mencorat coret catatannya dengan tenang. Sepersekian detik kemudian ia berdecak, "kenapa sih harus alergi kacang. Mana Kevin demen banget makan ketoprak, baunya enak tapi akunya yang iri."
Duh, andai saja dia bebas dari alergi sudah pasti dia bisa memakan kacang-kacangan. Sayangnya, alerginya ini cukup serius dan bisa membahayakan nyawanya kalau dia nekat memakan kacang.
"Cukup segini dulu. Waktunya belajar."
***
"Tau gak? Anak kelas gue tadi ada yang ketiduran, terus ketahuan Bu Nina dan pas bangun dia latah gitu. Anying, sumpah gue ngakak banget! Dia ngelindur ketemu si Mina Mina member girlband Korea gitu. Lo harusnya lihat komuknya dia, Yo. Beneran sekelas gak bisa nahan tawa."
Hari ini Kevin gambar semangat menceritakan kejadian yang baru saja terjadi di kelasnya yang sebetulnya merupakan hal yang memalukan bagi salah satu teman kelasnya. Karena tawar aja dari cowok tersebut, Keisha dan Julio pun ikut tertawa karena menurut mereka itu memang lucu apalagi mereka ikut membayangkan situasi tersebut meski agak kasihan sih.
Hanya mereka bertiga saja yang terlihat asyik mengobrol satu sama lain di pojokan kantin dengan Kevin dan Keisha masih membawa bekal yang sama dengan sedikit tambahan makanan yang berbeda. Sementara Julio membawa bekal nya sendiri yaitu Mie buatan pamannya yang terbuat dari bahan-bahan alami tanpa micin sedikitpun rasanya agak hambar tapi menurutnya masih tetap enak.
"Vin, ketawanya kecilin dikit atuh. Dilihatin anak-anak lain, kamu ketawanya nggak kaya orang nggak biasa. Eh, maksudnya kayak orang nggak waras," tegur Kesya.
Kevin langsung mengecilkan suaranya. Selera humornya memang sangat receh, ia sangat muda untuk tertawa dan sulit menghentikan tawanya dalam waktu sebentar. Memang Kevin itu bukan hanya terlihat keren tapi dia sebetulnya adalah cowok yang humoris dan juga memiliki sisi pelawak yang jarang di ketahui. Dia itu cenderung blak-blakan.
Maksudnya memang Kevin itu orangnya easy going dan mudah bergaul dengan yang lain. Dia hanya melemparkan beberapa candaan yang masih mengenal tempat dan situasi dengan teman yang sudab akrab. Kalau ada sesuatu yang dia tidak suka dia terang-terangan akan mengungkapkannya.
Dan masih banyak lagi sisi yang tidak bisa Kevin tunjukkan ke orang-orang. Dia itu tidak mudah tertebak, bukan misterius juga cuman agak aneh saja.
"Kesya, aku kepo dong. Kevin kalau di rumah kelakuannya kayak gimana sih? Kalau emang gak ada orang selain kamu sama tante Winda." Julio memancing topik obrolan lain dengan dalih mencoba lebih dekat dengan Kesya.
"Kevin? Dia kayak yang biasa kamu lihat. Gak ada bedanya kelakuan dia kalau sama aku atau sama kamu. Tapi randomnya bakal naik 2 kali lipat kalau satnight, soalnya dia suka nyanyi lagu galau di balkon kamar," jawab Kesya dengan jujur.
"Aa kan emang suka nyanyi, Sya. Enak aja gitu kalau malam minggu, gak ada pacar yang nemenin jadinya mending ditemenin sama gitar," timpal Kevin.
"Geuleuh pisan manggil diri sendiri pake Aa, itu panggilan buat di rumah aja. Lagian, salah sendiri jomblo 18 tahun," ledek Kesya.
Sumpah, Kevin tersindir dengan gelar jomblonya yang masih kuat sampai sekarang. Padahal percuma dia jomblo kalau orang-orang malah sering anggap dia sebagai seorang fakboi kelas kakap yang kerjaannya godain cewek cewek di ekstrakurikuler Musik. Kebalik! Kevin cuman responin mereka aja, bukan ngegodain. Dia berani sumpah.
"Dih, 'kan Aa tuh lebih tua dari lo, Sya."
"Iya deh, iya. Serah kamu aja lah."
"By the way, Sya. Mulai weekend ini kita jogging ke GOR ya? Sekalian biar kamu mulai oleharaga," kata Kevin mulai mengajak, "terus ya, kamu olahraganya tiap sore gitu kalau gak weekend atau pagi-pagi sebelum matahari terbit."
"Apa gak berat?" Julio ikut menimbrung.
"Gak, ini olahraganya masih lari-lari kecil dulu. Kalau di GOR baru deh larinya agak dicepetin."
Julio memanggut-manggut. Ia hanya mendukung yang dilakukan Kevin demi kebaikan Kesya sendiri juga. Minggu ini, Julio tidak bisa ikut karena ada acara keluarga di luar kota namun ia berjanji pada dirinya sendiri akan mengajak Kesya berolahrraga nanti saat dia senggang.
Untuk Kesya sendiri sama sekali tidak keberatan. Memang ada niatan berolahraga dan tentu saja mengajak Kevin yang biasa melakukan kegiatan itu. Biasanya Kevin berolahraga di Gym.
"Sekarang, lo gak perlu khawatir. Ini emang diet lo, tetapi gue juga perlu andil dalam memantau kesehatan lo biar gak drop kayak dulu. Tolong, janji sama gue dan diri lo sendiri kalau ngerasa lagi sakit tuh badan, stop dulu dietnya sampai lo pulih. Paham?"
"Paham, Vin."
***
Gimana bab ini?
Semoga tetap nikmat untuk dibaca ya 😊Sampai jumpa di bab selanjutnya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
DIETARY
Teen FictionKesya, merasa selalu dibully karena memiliki tubuh gemuk dan wajah yang tidak cantik. Setiap hari, dia dijadikan objek lelucon yang tidak pantas mengenai tubuh gemuknya. Hal itu membuat dia bertekad akan melakukan diet lagi dengan bersungguh-sungguh...