Bab 20

121 14 0
                                    

"Mama, Kesya pulang."

Langkah Kesya langsung membawanya ke kamar tanpa bertemu dengan Winda terlebih dahulu yang sudah menyahuti ucapannya. Hari ini begitu lelah, duduk satu setengah jam di tempat les membuat punggungnya agak encok karena salah posisi ketika duduk. Ia pun mulai mencoba untuk merilekskan punggung supaya tidak sakit lagi.

Tidak terlihat Kevin karena cowok itu sudah berangkat ke tempat les beberapa menit sebelum Kesya sampai di rumah. Jadwal les mereka sudah berubah dan tidak lagi sama.

Kucingnya juga sedang bermain di belakang rumah sekaligus menemani Winda yang sedang memasak kue untuk acara arisan.

Hari Jumat tidak semenarik biasanya. Meskipun pulang lebih awal, Kesya tidak merasa senang untuk hari ini. Lagi-lagi karena Julio yang tidak berada di sisinya dan selalu ditarik paksa oleh Marsha. Dan alerginya yang kambuh padahal ia makan masakannya sendiri.

Rasa kesepian ini membuatnya teringat keseharian sebelum melakukan diet. Tanpa adanya teman yang menemani kegiatannya di sekolah. Sesudah diet pun masih banyak yang mengkritiki dirinya dalam hal badan. Entah kenapa mereka selalu mencari perkara dengan Kesya, padahal kalau dilihat-lihat tubuhnya sudah mulai membentuk dengan sempurna.

Pusing dan hilang mood, Kesya memilih belajar dan mereview kembali materi yang tadi disampaikan di sekolah dan di tempat les.

Orang lain kalau unmood biasanya akan bernyanyi atau melakukan kegiatan supaya menaikan mood. Kalau Kesya jelas berbeda, ia lebih suka belajar supaya tidak terlalu memikirkan masalah apapun yang tengah ia hadapi.

Buku di dalam tas dikeluarkannya satu per satu. Ada buku tebal bertulisan SUKSES LULUS POLSTAT STIS 20XX dan SIAP MENGHADAPI SBMPTN selalu dia bawa bersama selama di sekolah. Kesya mulai membaca dari pelajaran Biologi dengan materi Genetika dan Pola Hereditas.

"Pada persilangan monohibrid berlaku Hukum Mendel I karena pada saat pembentukan gamet kedua (G2), gen di dalam alel yang sebelumnya berpasangan akan mengalami pemisahan secara bebas dalam dua sel anak (gamet). Secara bebas di sini maksudnya adalah pemisahan kedua gen tersebut tidak dipengaruhi atau mempengaruhi pasangan gen yang lainnya."

Kesya membaca lagi bagian dari Hukum Mendel I. Sebetulnya, dia sudah pernah mengetahui persilangan Monohibrid dan Dihibrid ketika SMP, dan saat ini diulang lagi dengan penjelasan yang lebih kompleks serta tambahan isi materi yang baru dia ketahui.

Lumayan. Membaca memang ampuh dalam mengalihkan pikirannya. Dia semakin fokus membaca materi-materi lalu menerapkan apa yang dia pelajari di latihan soal. Sesekali dia akan menggaris bawahi atau memberi tanda di bagian penting agar tidak lupa. Ada juga catatan rapi dan cukup aesthetic miliknya yang merangkum semua bab dari keseluruhan mata pelajaran.

Ditengah-tengah fokusnya dalam mengerjakan soal, ponselnya bergetar dan terdengar bunyi notifikasi pesan masuk di dalamnya. Awalnya Kesya mengabaikan semua itu, namun lama-lama ia terganggu, dan akhirnya melihat siapa yang terus menelponnya dan mengirimkan pesan.

"Kenapa Julio spam chat banyak banget?" gumam Kesya lalu tangannya menekan ikon notifikasi.

Julio
Sya
Kesya
Kesyaaa. Plis, maafin aku
Ayo bales pesan aku
Aku tau aku salah
Beneran gak maksud gak temenin kamu
Ini semua karena Marsha
Kamu marah?
Oke, aku bakal ke rumah kamu untuk minta maaf secara langsung
Sama Millo

Baru selesai membaca pesan terakhir, dari dalam kamarnya Kesya mendengar suara bel rumah ditekan oelh seseorang. Ia menduga bahwa itu adalah Julio.

Kesya pun segera turun dari kaamarnya dan bergegas menghampiri pintu utama saat Winda juga sedang berjalan ke arah yang sama. Tangannya mendahului memegang gagang pintu dan ia membuka pintu tersebut.

"Siapa, Sya?"

Kesya tidak menjawab. Ia membukakan pintu lebar-lebar setelah terdiam melihat tamu yang sedang datang ke rumahnya bersama seekor kucing yang digendong dengan tenang.

"Ya ampun, Julio. Mari masuk, kamu mau main sama Kevin? Dia masih les. Tapi kalau mau main sama Kesya, Tante persilakan aja," ucap Winda.

Setelah dipersilakan masuk oleh Winda, Julio pun masuk ke rumah tersebut dengan sopan dan menurunkan Millo dari gendongannya. Kucing tersebut langsung berlari mengekori Winda untuk bertemu Arcy, kucing Kesya.

Julio duduk di sebuah sofa, dan meminta Kesya untuk ikut duduk dengannya. Matanya menatap serius dan ada rasa bersalah sekaligus menyesal yang nampak jujur.

"Maafin aku. Sumpah, ini semua udah diancam sama Marsha agar aku bisa jauh dari kamu," kata Julio. "Dan aku juga bakal temani kamu lagi agar tidak kesepian selama di sekolah. Mungkin kamu kecewa karena aku cuman minta maaf dan kembali melakukan hal yang sama. Tapi kali ini aku jujur tulus minta maaf dan menyesal."

"Aku maafin kamu, Julio. Memang aku kecewa aja karena serasa kamu jauh dari aku dan aku jadi merasa sendirian lagi kayak dulu. Gak pa-pa, besok kita dan Kevin bakal makan bareng lagi dan kali ini makananku aku titip ke Kevin aja biar gak ada yang iseng masukin kacang ke makananku," ujar Kesya.

"Ada yang masukin kacang lagi ke makanan kamu? Tapi kan aku udah gak kirim kamu selama dua hari ini, Sya," heran Julio mendengar fakta itu.

Kesya mengangguk. "Iya. Kayaknya kerjaan anak kelasku deh. Makanya setiap habis istirahat kedua pasti aku izin terus. Tapi ya sudahlah, sekarang aku gak mau mikirin masalah alergi itu. Cepat atau lambat yang isengin aku bakal berhenti."

Keduanya saling tersenyum. Mereka sudah memaafkan dan memahami satu sama lain. Tidak ada kesalahpahaman lagi. Kesya suka memaafkan hal-hal kecil seperti ini, jika masalahnya lebih besar maka dia lebih memilih memendamnya sampai waktu yang tepat melampiaskan unek-unek di hatinya.

Obrolan biasa kembali hidup. Baik Julio maupun Kesya saling bercerita mengenai rencana di masa depan terutama tentang kuliah. Tak lupa, Kesya menceritakan perkembangan dietnya. Meskipun dia menjadi sering olahraga sendirian akhir-akhir ini, ia merasa ada progress yang lebih meningkat daripada sebelumnya.

Tak lama kemudian Winda memanggilnya dan juga Julio untuk datang ke arah dapur. Rupanya, Winda mau mengajak putri semata wayangnya dengan Julio untuk makan bersama mencicipi masakan buatannya.

"Makan ya, Sya. Tenang aja, Mama gak banyak masukin gula ke puding ini. Lebih banyak buah di dalamnya biar kaya serat," kata Winda menjelaskan tentang puding lembut yang dimakan Kesya. "Julio juga makan yang banyak. Tante baru banget pertama kali masak Pie Susu, kalau rasanya kurang tolong maklumin ya."

"Enak kok, Tante. Rasanya pas buat saya. Makasih buat makanannya," balas Julio.

Ketiganya makan dengan baik dan diselingi obrolan. Winda sesekali melempar candaan agar Kesya dan Julio berpacaran dan membuat Kesya hampir tersedak mendengarnya. Sementara Julio sedikit salah tingkah.

Langsung saja Kesya mengubah perhatian ke kucingnya dan kucing Julio yang sedang bermain bola di dekat pintu. Demi apapun, kalau diledek seperti tadi suka bikin pipi Kesya sedikit blushing. Bukan tidak mau tapi kalau Julio tidak suka dengannya, masa mau pacaran?

Sementara Julio sendiri membatin, "Udah direstuin calon mertua. Tapi sendirinya masih cupu buat bilang suka. Ya gak resmi resmi pacaran lah. Gue masih anoying juga buat Kesya."

Haduh, dua-dua insecure dan sama-sama takut mengungkapkan perasaan sendiri.

Untung saja tidak ada Kevin, kalau tidak cowok itu pasti akan menyeletuk dengan keras-keras tanpa memikirkan keadaan seperti...

"KALIAN AYO PACARAN ATAU GUE NIKAHIN AJA SEKALIAN."

***

To be continue

• Matcha-Shin

DIETARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang