"Mama, Aa sama Kesya berangkat dulu ya. Nanti mau ke rumah Jihan dulu baru beli belanjaan, soalnya disuruh tante Hanna main ke sana."
"Iya. Hati-hati di jalan, jangan ngebut."
Hari ini Kevin mengajak Kesya berenang di salah satu kolam renang pribadi milik sepupu jauh mereka yang bernama Jihan Aiyla—seorang gadis berdarah turki yang menetap di Indonesia selama tiga tahun belakangan. Tetapi, ia meminta izin ke Winda untuk main ke rumah Jihan tanpa maksud akan berenang di kolam renang sana.
Alasan lain dibalik Kevin mengajaknya berenang di rumah Jihan adalah biar gratis. Dan juga Kevin ini dulu sempat suka sama Jihan, hanya saja saat itu mereka masih terlalu muda untuk mengerti tentang cinta.
Mesin motor Kevin sudah ia panaskan sebelumnya. Usai keduanya sudah siap, cowok itu langsung melajukan motor miliknya meninggalkan garasi rumah dan menuju ke rumah Jihan. Sebagai bentuk patuh terhadap peraturan lalu lintas yang ada, keduanya memakai helm.
Rumah Jihan tidak terlalu jauh, hanya saja jalanan di kotanya banyak yang berkelak kelok dan terjadi kemacetan di beberapa ruas jalan. Hal itulah yang menyebabkan sering kali mereka memakan waktu lebih lama daripada yang seharusnya.
Menghilangkan kebosanan selama di perjalanan, Kevin sempat mengajak ngobrol Kesya. Tetapi, bukannya disambut dengan jawaban yang enak didengar, ia malah sedikit emosi karena Kesya mendadak budeg selama di jalan. Jawabannya cuman 'hah' 'hoh' atau malah bisa melenceng sangat jauh dari pertanyaan yang ia ajukan.
"Dahlah, emang gak bagus kalau ngajak ngobrol selama di jalan. Yang ada gue punya darah tinggi di usia muda," dumal Kevin dibalik masker yang ia kenakan di mulut.
Setelah perjalanan yang cukup lama, akhirnya Kevin sudah tiba di rumah Jihan. Ia dan Kesya langsung disambut hangat oleh Mina, ibu Jihan.
"Hayuk, masuk aja langsung. Jihannya masih di kamar soalnya. Nanti tante panggilin anaknya suruh ke sini. Atau mau langsung aja ketemu di kolam renang belakang? Gimana?"
Kevin dan Kesya saling bertukar pandang, lalu mengangguk secara bersamaan sebagai tanda setuju. "Boleh, Tante. Mending Kevin sama Kesya langsung ke kolam renang aja. Jihannya tinggal susul ke sana. Kita berdua juga mau ganti baju dulu."
"Kamar mandi di samping dapur. Ada dua kamar mandi kebetulan, kalau mau jajan atau makanan tinggal bilang ke Bi Ima aja. Dia ada di dapur juga," ucap Mina.
"Makasih banyak, Tante."
Tanpa membuang banyak waktu lagi, Kevin dan Kesya buru-buru ke kamar mandi untuk mengganti baju yang mereka pakai dengan baju renang. Tidak lupa, mereka menyapa Bi Ima yang ada di dapur sedang membuat makan siang.
Untuk Kevin, dia tidak perlu mengganti baju lama-lama. Toh, dia cuman pakai celana renang aja buat nyebur di sana. Berbeda dengan Kesya yang memiliki satu set baju renang yang sudah lama ia tidak mengenakannya. Agak sempit namun masih bisa membuatnya bernapas.
"Kunaon sih jadi couplean gini." Adalah respon pertama Kevin begitu Kesya keluar dengan baju renang berwarna hitam-biru yang senada dengan celana renang milik cowok itu.
"Kan dibeliin Papa," timpal Kesya.
"Oh iya, lupa. Hayuk, mending kita langsung ke sana. Kayaknya Jihan udah di posisi."
Keduanya memasukan baju-baju mereka ke dalam satu tas, lalu pergi ke kolam renang. Benar saja, ada Jihan yang sedang bermain air dengan kakinya. Senyum indah merekah bak bunga di taman menjadi sapaan manis kepada kakak beradik kembar tersebut.
Jihan yang sedang iseng, mencipratkan air kolam ke keduanya. Dia terkekeh melihat Kesya yang memekik pelan karena terkejut oleh serangan air yang tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIETARY
Teen FictionKesya, merasa selalu dibully karena memiliki tubuh gemuk dan wajah yang tidak cantik. Setiap hari, dia dijadikan objek lelucon yang tidak pantas mengenai tubuh gemuknya. Hal itu membuat dia bertekad akan melakukan diet lagi dengan bersungguh-sungguh...