Bab 16

139 16 0
                                    

Wajah penuh kekhawatiran tersebut terus sama melirik sekeliling agar tidak menimbulkan kecurigaan yang besar dengan apa yang akan dia lakukan setelah ini. Dengan sebuah plastik kecil berisikan pasta makanan, dia nampaknya berniat melakukan perbuatan buruk kepada seseorang.

Di depan sebuah kelas—yang belum sepenuhnya diisi oleh anak kelas tersebut, ia memanggil seseorang untuk diminta bantuan.

Dalam sekali panggilan, yang dipanggil langsung menoleh dan menghampirinya dengan tatapan heran. Keduanya mengobrol di depan kelas sambil menyenderkan punggung ke dinding. Tanpa berkata, ia menyerahkan bungkus plastik kecil tadi ke teman di sampingnya tersebut.

"Wait— ini apa?" tanya Heshi, orang yang dipanggil.

Marsha, cewek yang sedang memainkan rambutnya itu mulai tersenyum jahat. "Kasih ini ke makanannya Kesya. Lo tau dia 'kan, Shi? Gue mau dia sengsara," katanya tanpa ragu.

Alis Heshi naik sebelah. "Maksudnya?" Ia sedikit tidak paham. Lalu, ia mendekatkan hidungnya ke plastik kecil tersebut dan mencium bau pasta makanan itu. "Ini 'kan kacang. Apa yang bisa bikin si jelek itu sengsara coba. Kalau lo mau gue pukul, gue iya-in aja. Toh gue juga gak suka sama dia dan gagal deketin kembarannya."

"Apa lo gak tau apa yang bisa buat si jelek itu menderita hanya karena makanan ini?" tanya Marsha membuat Heshi menggeleng tak tau. "Dia alergi kacang, bego."

Sekarang Heshi paham. Ia ikut tersenyum licik mendengar ucapan Marsha. Kenapa dari dulu dia tak melakukan cara ini? Kalau ia tahu Kesya alergi kacang, sudah lama ia akan menyumpalkan makanan dengan rasa kacang ke mulut cewek itu. Tidak hanya sehari, berhari-hari sampai Kesya terlihat lemah tak berdaya di hadapannya.

"Gue mau, lo harus kasih ini ke makanan dia. Jangan sampai ketahuan. Biasanya yang punya alergi kacang bisa cium bau kacang. Lo akal-akalin biar gak ketahuan aja deh pokoknya," ucap Marsha.

"Tenang aja. Gue tau caranya. Thanks Sha, lo udah kasih gue jalan buat balas dendam juga ke si jelek," balas Heshi lalu menyimpan plastik kecil tersebut ke saku bajunya. "Btw, lo kenapa dah sama dia? Emang ada dendam apa lo sama si jelek?"

"Benci banget gue. Gak suka lihat dia deket-deket sama Julio. Tuh cewek gatel banget deketin Julio," jawab Marsha dengan segala emosi yang ia coba tahan.

Oh, masalah cinta. Heshi tahu betul sifat Marsha jika sedang menyukai seseorang. Cewek itu akan melakukan apapun agar yang dia suka menyukainya balik dan menyingkirkan segala penghalang yang ada agar tujuannya tercapai dengan baik. Heshi bangga memiliki kawan seperti Marsha yang sama-sama membenci Kesya.

Mata Marsha melirik ke belakang Heshi, Kesya baru saja tiba di sekolah dan sedang berjalan menuju kelas bersama dengan Julio. Marsha pun memilih segera kembali ke kelas dan mengirimkan pesan kepada Heshi melalui tatapan mata bahwa rencananya harus berhasil.

Sebagai sahabat yang baik, Heshi melakukan apa yang diperintahkan oleh Marsha. Di kelasnya, ada loker untuk menyimpan barang-barang seperti buku paket atau kotak makan. Heshi tahu kalau Kesya selalu menyimpan kotak makan di loker meskipun kadang-kadang di tas juga.

Heshi mulai mencampurkan sedikit pasta kacang ke dalam makanan pemberian Julio kepada Kesya di tengah-tengah nasi dan menutup kembali dengan lauk pauk yang ada. Semua ia lakukan saat Kesya sedang ke toilet.

Saat istirahat tiba, Kesya makan bersama Julio tanpa adanya Kevin yang entah kemana sering menghilang saat jam istirahat.

Begitu membuka kotak makanan, Kesya merasa ada yang aneh dengan makanannya. Ia memastikan dengan mencium makanan tersebut dan semua seperti normal. Kemudian, satu demi satu suapan makanan ia masukan ke dalam mulutnya hingga makanannya sudah habis.

DIETARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang