"Jangan dicolong ayamnya! Itu 'kan masih banyak."
Ujaran protes Kesya benar-benar dianggap seperti angin lalu bagi Kevin. Cowok itu justru asik makan salad sayur disertai dengan ayam fillet tanpa lemak yang disiapkan oleh Kesya sendiri. Lalu mereka bertengkar di kantin dan disaksikan sendiri oleh mata Julio yang masih makan roti isi keju dan sosis yang dia bawa dari rumah.
Secara blak-blakan keduanya menunjukkan sikap yang biasanya ditunjukkan hanya dirumah dan juga di depan Julio seorang. Namun pertengkaran mereka begitu menggemaskan dan tidak saling bermusuhan karena sesungguhnya mereka hanya mempermasalahkan hal-hal sepele saja.
"Kalian berdua kayak anak kecil aja, rebutan suwiran ayam tapi keliatan heboh. Tapi lucu sih. Baru kali ini lihat anak kembar yang gue kenal adu mulut di sekolah," kata Julio membuat keduanya berhenti mempermasalahkan ayam.
"Bukan gitu, Iyo. Ini yang masak aku, tapi Kevin malah seenaknya jidat ambil porsi yang banyak. Gak mau lah, dia harusnya masak sendiri kalau gitu," timpal Kesya dengan nada penuh protes.
"Katanya mau makan sayur lebih banyak, jadi ayamnya buat Aa aja. Sekalian sedekah gitu sama kembaran sendiri, Sya," kilah Kevin yang sebenarnya memang sangat doyan dengan ayam tersebut.
Julio menggelengkan kepalanya dengan heran. Benar-benar seperti melihat anak kecil mengadu kepadanya. "Haduh. Udah mending kalian habisin aja makanannya sebelum kantin tambah ramai sama adik kelas. Lumayan nih kelas 12 kalau jam istirahatnya ditambah 10 menit dari biasa."
Akhirnya Kesya melanjutkan makan siangnya bersama dengam dua cowok tersebut. Ia mengunyah dengan lamban untuk merasakan kenyang yang lebih lama—salah satu tips dari Kevin.
Benar kata Julio, memang tidak lama setelahnya kantin sudah mulai lebih ramai dengan tambahan adik kelas yang baru saja istirahat siang. Meja yang kosong berbalik menjadi ramai tanpa tersisa satupun di sana. Warung kantin mulai dijajah oleh siswa siswi yang ingin memesan makanan berat sebelum melanjutkan dua jam pelajaran terakhir.
Dua orang siswi duduk di belakang Julio dan duduk sedikit merapat ke cowok itu. Jelas sekali pergerakan yang dilakukan mereka membuat Julio pun memilih ikut bergeser agar menjauh. Dalam hatinya Julio berkata, "tidak semudah itu ferguso."
"Anjing!"
Kevin mengumpat tanpa permisi dengan nada kecil namun berhasil membuat Kesya hampir tersedak saat mendengar satu kata kasar itu lolos dari bibir Kevin tepat di telinganya.
"Lo berdosa banget bikin kaget kembaran sendiri. Kenapa sih?" tanya Julio terheran.
Kevin menoleh ke belakang, menatap seorang cewek yang sedang minum Pop Ice rasa permen karet tengah berbincang dengan teman-teman gadis itu. Rasanya Kevin sekali lagi ingin mengumpati perkataan cewek tersebut sekaligus meneriakinya dengan kata 'tolol'.
Salah teman cewek tersebut sadar dengan yang mereka lakukan pun hanya membulatkan mata ketika tatapan dan senyum misterius Kevin diarahkan pada mereka.
"Rik! Rika. Itu ... di belakang lo ..."
Rikania, nama dalam bet name di seragam osis cewek tersebut lantas menoleh ke arah belakang setelah ditatap panik oleh Ina kawannya. "Kenapa sih, Na— l-loh? Kevin?"
"Tadi lo ngomong apa tentang Kesya?" tanya Kevin, dingin dengan tatapan datar namun menusuk dalam-dalam.
"B-bukan apa-apa kok, Vin. Tadi aku bukan bahas Kesya adik kamu, aku bahas Kesya yang lain. Iya, Kesya yang lain," elak Rika dengan gugup dengan dahi mulai berkeringat dingin. Sekarang, dia sapat menjawab namun entah apa jawaban yang dia berikan jika Kevin sudah bermulut pedas.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIETARY
Teen FictionKesya, merasa selalu dibully karena memiliki tubuh gemuk dan wajah yang tidak cantik. Setiap hari, dia dijadikan objek lelucon yang tidak pantas mengenai tubuh gemuknya. Hal itu membuat dia bertekad akan melakukan diet lagi dengan bersungguh-sungguh...