Heejin mengedarkan pandangannya, menyapu seisi bandara Incheon untuk mencari keberadaan seseorang yang berjanji akan menjemputnya.
Ia baru saja tiba di tanah kelahirannya setelah hampir 8 tahun lamanya tinggal di Inggris sekaligus bersekolah disana. Honestly, kepulangan dia ke Korea ini karena dipaksa oleh kedua tantenya, kembarannya juga appa angkatnya. Kalo nggak, mana mau tuh dia balik kesini, lebih baik di Inggris, tentram hidupnya.
Sebenarnya ada alasan lain kenapa dia lebih betah di Inggris daripada di negara kelahirannya sendiri. Hanya satu alasannya, ia sedang menghindari papanya, ayah kandungnya sendiri. Bukan tanpa alasan dia kayak gitu. Hanya sebuah kejadian yang membuat hubungan keduanya berubah menjadi dingin seperti es.
Bahkan selama di Inggris pun ia tidak pernah peduli dengan kabar sang ayah saat kembarannya memberi tahunya. Durhaka? Iya, tapi rasa kecewanya lebih mendominasi dirinya. Bahkan ia pun enggan melihat foto sang ayah walaupun itu dari berita yang ia tonton sekalipun.
Tiba tiba ada yang menepuk pundaknya saat ia tengah melamun. "Angel? Is it you?"
Heejin yang mengenali suara itu tersenyum, lalu berdiri dan melakukan tos ala mereka dengan perempuan yang berstatus sebagai tantenya itu. Jung Amber.
"hai Amber! Long time no see!" sapa Heejin. Dirinya memang lebih suka memanggil nama langsung ketimbang panggilan tante. Untung kedua tantenya tidak mempermasalahkan.
Amber tertawa. "padahal baru sebulan yang lalu gua ke sana, tapi lo tambah cantik aja anjir! Dan ah! You dye your hair?!" Heejin mengangguk sebagai jawaban. Ia ingin suasana yang baru ceunah.
"okay okay, beautiful. Now, pick up your suitcase and put it in the back of my car." titah Amber. Heejin mengangguk lalu segera mengikuti Amber ke mobil. Meletakkan kopernya dibagasi belakang dan ia duduk didepan, tepat sebelah Amber.
"apart or your house?" tanya Amber.
Heejin mendengus pelan. "of course apart!"
Amber terkekeh kecil. "or appa office?" tanya Amber dengan seringai jahilnya. Heejin langsung menggeleng heboh. Bahaya kalo dia kesana, jantungnya pasti bakal jedag jedug terus.
"geez! Dont you dare Jung Amber!"
"okay okay, as you wish, Angel."
.
.
.Saeron tengah bosan, bosan memandangi ke-23 cowok yang sedang latihan. Kenapa pula ia bisa terjebak disini, menggantikan tantenya yang katanya sedang ada urusan diluar sebentar. Dirinya disuruh mengawasi mereka sementara tantenya menyelesaikan urusannya.
"eh cewek, cemberut ae sih." ucap Lucas yang duduk disebelah, diikuti para membernya yang duduk disekitar mereka.
"pasti gara-gara gak dikabarin pacarnya tuh." celetuk Doyoung.
Saeron melirik sinis Doyoung. "diem sia yang jomblo."
"lah emang Doy hyung jomblo?" sahut Haechan. Para member pun langsung bersorak.
"udah ada tuh, cuma belum di spill aja ama orangnya." kata Johnny jahil.
"diem hyung!" peringat Doyoung dengan mukanya yang sedikit memerah. Malu mungkin.
"btw, ini krystal nuna kemana sih? Udah laper nih gue." keluh Jaemin sambil memegangi perutnya.
"Jaem, kantin ada, kenapa gak—
Omongan Saeron kepotong karna ponselnya berbunyi, tanda ada telfon masuk. Ketika melihat nama penelfonnya, gadis itu langsung berteriak senang, membuat para cowok itu memandang bingung keponakan dari manajernya itu. Segera Saeron mengangkat telfon dari kembarannya itu.