"Heejin! Herin! Wake up! Its already 2 weeks! Did you forget?!" teriak Saeron membangunkan 2 sejoli yang masih bergulung didalam selimut.
Herin mengerang. "5 minutes."
"no! You must wake up now guys!" seru Saeron lagi.
Melihat tidak ada pergerakan dari 2 orang itu, Saeron pun mengambil ponselnya dan men-dial nomor seseorang yang mungkin dapat membangunkan kedua gadis ini.
"why?"
"bantuin gua, bangunin Herin."
"em, okay!"
Saeron mendekatkan ponselnya ke telinga Herin, tak lupa menyalakan speakernya agar gadis itu mendengarnya.
"baby? Wake up!"
Herin mengerjapkan matanya. Ia seperti mengenali suara itu. "eung? Mark?"
"yes babe, wake up please, I can't wait to see you today."
Herin melotot, langsung tersadar siapa yang membangunkannya. Tanpa sengaja tangannya menyenggol ponsel Saeron yang berada tepat disamping telinganya, membuat ponsel yang seharga hampir 25 juta itu jatuh tak berdaya ke lantai. Untung aja gak kenapa kenapa.
Herin menatap horor Saeron, membuat gadis itu hanya menyengir tanpa dosa.
"anggep aja alarm pagi." kata Saeron.
Herin mendengus lalu langsung menuju ke kamar mandi, sedangkan Saeron sendiri masih harus membangunkan kembarannya yang masih nyenyak tertidur didalam selimut.
"mark, dideket lu ada siapa?"
"em, jungwoo hyung."
Saeeon menyeringai. "dia mau gak bangunin Heejin? Tanya deh."
"wait, hyung, kata Saeron, mau gak bangunin Heejin?"
"mau? Oke. Sae, Jungwoo hyungnya mau katanya."
Saeron tertawa lalu mendekatkan ponselnya ke telinga Heejin.
"Heejin! Wakey wakey! Rise and shine baby!"
Heejin langsung membuka matanya dan terduduk. Gadis itu menatap Saeron dengan tatapan polosnya.
"tadi suara siapa Sae? Gua salah denger kan ya?"
Saeron menahan tawanya. "iya kayaknya lo salah denger, iya kan Jungwoo oppa?"
Terdengar tawa yang sangat Heejin kenali dari ponsel milik Saeron. "morning Heejin!"
Heejin melotot. Lalu ia langsung tersenyum sendiri, membuat Saeron memutar bola matanya.
"yaudah Mark, gua tutup dulu telfonnya. Bhay!"
Pip
"tadi beneran gak sih? Apa gua masih mimpi?" tanya Heejin dengan nyawa yangm asih terkumpul setengah.
Plak
"sakit gak? Kalo nggak berarti lu mimpi." kata Saeron setelah menampar pipi Heejin.
Senyum diwajah cantik itu kian melebar. Saeron menatap heran Heejin yang tersenyum seperti orang bodoh.
Puk
Herin yang sudah selesai dari ritual mandinya menimpuk Heejin dengan bantalnya. "mandi sana Hee!" titah gadis itu.
Heejin tanpa banyak kata beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi. Tak lupa dengan senyum yang masih terpatri diwajah gadis itu.
"Heejin kenapa dah? Udah senyum senyum aja pagi pagi gini." tanya Herin bingung.