"CEPET WOI! NANTI KEBURU TV NYA DIBAJAK SAMA LUCAS DERY!" teriak Saeron diujung tangga. Heejin dan Herin yang mendengarnya melangkah dengan malas-malasan.
"kan bisa pake laptop Sae!" ucap Heejin agak keras.
"GAMAU! LAYAR LAPTOP KECIL KAYAK OTAK GUE!" balas Saeron.
Heejin dan Herin saling berpandangan lalu mengedikkan bahunya. Keduanya baru saja bangun dari tidur panjang mereka karena Saeron rusuh minta ditemenin nonton diruang tengah mansion. Padahal Heejin sudah menyuruhnya untuk nonton sendiri pake laptop tapi Saeron kekeuh minta temenin. Alhasil disinilah Heejin dan Herin, di dapur bukan diruang tengah. Udah dibangunin paksa, disuruh buat makanan pula. Dasar kembaran gak ada adab!
Heejin melirik sahabatnya menguap berulang kali. "lu ke sofa aja gih, tunggu disana biar gua yang buat makanannya." titah Heejin yang diangguki Herin.
Setelah kepergian Herin, Heejin pun lalu membuka kulkas dan memeriksanya apakah ada yang bisa ia olah untuk ketiganya.
Akhirnya gadis cantik itu memutuskan untuk membuat ramen dan tteobokki untuk ketiganya. Saat tengah asik memasak, ada seseorang yang menarik ujung bajunya. Gadis itu menoleh kebawah, dan mendapati Sunwoo yang sedang mengucek matanya. Bocah itu baru saja bangun dari tidur siangnya.
"gendong~" pintanya sambil menjulurkan tangannya.
Heejin tersenyum gemas, lalu menggendong Sunwoo. Bocah laki-laki itu menyandar dengan nyaman di bahu sempit Heejin, sementara sang kakak sibuk dengan masakannya.
"udah cocok jadi mahmud lu Hee." celetuk Krystal yang lewat.
Heejin mendelik sinis. "harusnya gua yang bilang itu ke lu, dan kapan anda menikah wahai tanteku?" tanya Heejin jahil.
Krystal tersedak minumannya mendengar pertanyaan Heejin. Kenapa sih semua orang nanyain kapan ia nikah?! Kan dia belum siap...
"berisik!" ketus Krystal lalu berjalan cepat meninggalkan Heejin yang tertawa puas.
Lalu ia kembali melanjutkan acara memasaknya dengan Sunwoo yang masih setia di gendongannya.
"do you wanna eat something dear?" tanya Heejin lembut.
"no, I just want some milk."
Heejin terkekeh lalu kembali sibuk membuatkan susu untuk Sunwoo, tanpa sadar sedari awal sejak Krystal pergi, ada sepasang mata yang memperhatikannya sambil menyenderkan tubuhnya di pinggiran pantry. Sosok itu adalah Doyoung.
Saat Heejin berbalik ingin meletakan ramyeon buatannya di pantry, ia dibuat terkejut dengan keberadaan pria itu. "h-hyung?"
Doyoung terkekeh mendengar Heejin yang mendadak gagap itu. "panggil oppa coba." pintanya dengan tatapan berharap.
Heejin meneguk ludahnya kasar. "o-oppa.." cicitnya. kemudian langsung berbalik lagi karena malu, membelakangi Doyoung.
Doyoung hanya tertawa melihat kegugupan Heejin, lalu ia berjalan mendekat hingga berhenti tepat dibelakang Heejin. Heejin yang merasa ada orang di belakangnya hanya bisa menahan nafasnya.
Tapi ia tetap fokus ke masakannya. Setelah dirasa selesai, ia kebingungan sendiri gimana bawa teflon berisi tteobokki buatannya ke ruang tengah karena tangannya yang satu sibuk menggendong Sunwoo.
Tiba-tiba ada tangan yang menjulur dan mengambil teflon berisi masakannya. Heejin menoleh kesamping, dan mendapati wajah Doyoung yang berjarak tipis dengannya. Pria itu melirik kearahnya dan tersenyum sebentar lalu pergi membawa masakannya ke ruang tengah.
Heejin mengerjapkan matanya lalu menyusul Doyoung ke ruang tengah.
"gada akhlak emang lo jadi adek Sae." celetuk Doyoung lalu meletakan masakan Heejin dimeja yang ada berada tepat di depan Saeron.