Heejin menatap datar Saeron yang berada di depannya. Hal yang sama juga dilakukan oleh sang kembaran. Mereka saling beradu pandang dengan sengit selama beberapa menit.
"your so greedy, Jung Heejin." ucap Saeron penuh penekanan.
"Ithink those word are more suitable to you, Jung Saeron." balas Heejin datar.
"you cheating with Sungchan, aren't you?" cetus Heejin.
Saeron tertawa sinis. "well, how about you twin? Love 2 boys at the same time."
"huh, setidaknya gua gak menjalin hubungan sama siapa pun."
"ya, tapi lo ngasih mereka harapan tanpa mikir perasaan mereka. At the end, no one you choose."
Heejin mengepalkan tangannya. "Im going to break your jaw if you keep talking." ucap Heejin dingin.
Saeron terkekeh lalu perlahan pergi dari hadapan Heejin. "nobody wants you alive, Jung Heejin." bisik Saeron sebelum benar-benar meninggalkan Heejin yang terdiam kaku.
Saat sudah keluar dari kamar Heejin, Saeron kembali merasakan rahangnya yang sakit karena di tonjok oleh Heejin beberapa saat lalu.
"argh.." ringis Saeron sambil memegangi rahangnya.
"Sae? Pipi lo kenapa?"
Saeron menoleh, mendapati Sungchan yang berdiri disampingnya. "kejedot pintu." jawab Saeron asal.
"ayo gua obatin." ucap Sungchan, tapi saat ia ingin menggandeng tangan Saeron, gadis itu menepisnya.
"gapapa, gua mau kekamar aja." kata Saeron lalu langsung kabur, pergi dari hadapan Sungchan.
Saeron dengan cepat menutup pintu kamarnya tak lupa juga ia kunci. Gadis itu berbalik, menyandarkan tubuhnya dipintu. Tubuhnya merosot kebawah.
"Heejin, sorry.." lirih Saeron.
.
.
.
Heejin menatap halaman depan mansion yang diguyur hujan dari balik jendela kamarnya. Setelah pertengkaran dengan Saeron tadi, ia merasa dadanya sesak.
Heejin menghembuskan nafasnya, lalu berjalan keluar dari kamarnya. Ia melihat sekitar yang terasa sepi. Well, sepertinya mereka ada dikamar masing masing bergelung sama selimut mengingat sekarang hujan sedang turun dengan derasnya.
Ia meringis kala bekas dari tonjokan Saeron berdenyut nyeri.
Tiba-tiba ada yang menarik tangannya saat ia sibuk mencari kotak obat. Heejin hanya terdiam pasrah ketika dirinya di dudukan disofa.
"kenapa lagi lu sama Saeron?" tanya Xiaojun. Ia sibuk mengompres pipi Heejin.
"kedengeran sampe keluar emang?"
Xiaojun mengangguk. "pintu kamar lo gak ketutup rapat, untung cuma gua yang keluar kamar dan gak sengaja denger." ucapnya.
Heejin tersenyum lega. "serius cuma lo doang? Terus kenapa lo bisa tau gua keluar dari kamar?"
Xiaojun terdiam sejenak. "gua nungguin lo." ujarnya.
Heejin memandang Xiaojun yang fokus mengompres pipinya. "lo pasti udah denger semuanya.." kata Heejin pelan.
Xiaojun berdehem. "Saeron beneran selingkuh sama Sungchan?" tanyanya.
"hm, paling si Saeron duluan yang mulai." jawab Heejin.
Hah, dia cukup tau kelakuan Saeron walaupun tanpa kembarannya itu kasih tau. Apalagi kelakuannya yang selalu gonta ganti pacar.
Gadis itu cukup bingung apa yang dilakukan Soobin hingga membuat Saeron insaf saat memulai hubungan dengan cowok itu. Dan entah darimana Saeron bisa mengenal Soobin yang notabene idol dari agensi sebelah.