"Heejin, ayo ke rumah papa." ajak Krystal didepan pintu kamar Heejin.
Heejin yang sedang main dengan ponselnya berdecak pelan. Ah, ini yang ia hindari dari kemarin, pergi ke rumah si tua itu.
"ngga mau ah Krys, gua ngantuk." tolak Heejin lalu pura-pura tidur dengan menutup mukanya menggunakan bantal.
Krystal mendengus. Udah tau dia bakal kayak gini. Heejin yang menolak buat ketemu ayah kandungnya sendiri.
"sebentar aja. Lu gak kangen sama Sunwoo emang?" tanya Krystal sambil menyebutkan adik tiri Heejin yang baru berusia 5 tahun.
Heejin membuka matanya, menatap malas sang tante yang tersenyum miring ke arahnya. Bisa banget sih alesannya.
"ada gua sama Amber, lu gak perlu khawatir." ucap Krystal.
"bukan soal ada lu apa nggaknya Krys, tapi gua emang males ketemu dia. Sunwoonya ambil aja sih, abis itu bawa kesini." pinta Heejin.
"lu aja dah yang ngambil, gua males dengerin bapak lu ngoceh." kata Krystal.
"10 menit. Lebih dari itu gua pulang sendiri." kata Heejin akhirnya.
Krystal mengangguk lalu menyuruh Heejin bersiap siap. Sedangkan sahabat dari Heejin, Herin yang ikut menginap di apart miliknya dan Amber, udah pergi duluan ke dorm Mark. Cowok itu memintanya.
"gimana? Bocahnya mau gak?" tanya Amber yang sedang menonton tv dengan Saeron.
Krystal mengangguk. "tapi 10 menit aja katanya."
Amber tertawa. "bagus, siapa juga yang betah tinggal di neraka? Cuma Jung Yunho and his bitch."
"Sae, mama lu ada dirumah gak?" tanya Krystal iseng.
Saeron mendelik. "bukan mama gua itu, gua gak punya mama, Krystal."
Ketiganya lalu tertawa. Belum aja Heejin bergabung, mungkin mulutnya bisa melebihi Saeron.
"iya maksud gua si jalang. Dia ada dirumah gak?"
"udah mati, udah tenang dia di neraka." celetuk Heejin yang sudah bersiap.
Saeron tertawa mendengar ucapan Heejin. Sekali lagi, dia bangga punya kembaran kayak Heejin.
Amber dan Krystal hanya geleng-geleng kepala, udah maklum sama mulut Heejin. Keempatnya lalu pergi, mengunjungi ayah dari si kembar sekalian menculik Sunwoo dari kedua setan yang menjelma menjadi orangtua bocah kecil itu.
.
.
.
Heejin memandang datar bangunan megah berwarna putih yang didominasi abu abu di depannya. Terakhir dia kesini ada 4 tahun yang lalu, saat dirinya datang ke pernikahan papanya dengan jalangnya.
Tentunya mereka menikah karena MBA, yang mana setelah Sunwoo lahir, baru keduanya menikah.
Well, orang yang dulunya dia jadikan panutan, dan bahkan menjadi cinta pertama seorang anak perempuan, langsung menjadi patah hati pertamanya, dan juga yang paling hebat.
Ditambah sejak kejadian itu, kejadian dimana nyawa sang mama diambil oleh Tuhan, dan dimana awal perang antara dirinya dan pria itu dimulai.
Mungkin dia hanya bisa merasakan sosok seorang ayah sampai kelas 5 dasar saja, karena sisanya menjadi menyakitkan karena pria yang ia panggil ppa itu berubah menjadi setan setelah bertemu jalang itu.
Saeron menepuk Heejin, menyadarkan lamunan kembarannya. "ayo masuk."
Heejin mengangguk pelan, lalu mengikuti Amber dan Krystal yang ada di depannya, sedangkan Saeron memilih merangkul Heejin.