24

1.1K 205 47
                                    

Heejin kini tengah asik memandangi pohon-pohon di balik jendela kamarnya. Herin, sahabatny sedang tidak di kamar karena cewek itu sedang di bawa keluar oleh kekasihnya. Atensinya teralih saat mendengar pintu kamarnya terbuka. Disana, berdiri Jisung, sendiri.

Cowok yang berstatus paling muda di grupnya itu menghampiri Heejin kemudian, dan mengambil tempat di pinggiran kasur Heejin. Sedangkan Heejing hanya diam di tempat, memperhatikan setiap gerakan Jisung.

"gue tau siapa yang lo suka." tanpa basa-basi, Jisung langsung mengucapkan kalimat yang membuat Heejin hampir saja jantungan.

"tiba-tiba banget??" Heejin menatap bingung cowok Aquarius di depannya.

Jisung terkekeh, lalu perlahan mengambil tangan Heejin yang tidak diinfus, dan menggenggamnya dengan lembut. "berarti gue emang gak ada kesempatan ya?" tanya Jisung dengan menatap sendu wajah Heejin.

Gadis itu terdiam sesaat, sebelum menarik tangan Jisung dari genggaman cowok itu, dan berpindah mengusap kepala dia. "kamu tuh lebih cocok jadi adek aku tau gak?" kemudian ia beralih mencubit pipi mochi Jisung, membuat cowok itu mendelik tidak terima.

"ada Lami sekarang, kenapa gak sama dia aja? Lagian kamu pernah naksir dia kan??" goda Heejin.

Jisung tertawa kecil. "kayak dia masih suka aja.." ujar Jisung pelan. Heejin tertawa mendengarnya.

"kalo pengen tau, kenapa gak dicoba dulu?" Jisung menatap Heejin dengan penuh harap, tapi sedetik kemudian lesu kembali.

"nggak ah, entar NT kayak ke kamu lagi.." ucapnya sambil memainkan jari-jari Heejin.

"yee belum di coba udah mundur, cowok bukan kamu?" Jisung hanya mendengus mendengar ucapan Heejin.

Kemudian ia beranjak dari tempatnya, tapi sebelum itu ia sempatkan untuk memeluk Heejin, dan membisikan kata-kata yang membuat pipinya memanas karena malu.

.

.

.

"hyung aku orangnya baik kok, walaupun ngeselin aja. Dia juga tanggung jawab, jadi aku gak perlu khawatir kalo kamu beneran sama dia. Lagian, hyung aku juga suka kamu balik kok."

Perkataan Jisung beberapa saat lalu masih terngiang-ngiang di kepalanya, membuat rona di pipinya tak hilang-hilang sedari tadi. Herin yang sudah kembali ke kamar dibuat terheran dengan tingkah Heejin yang sedari tadi senyum-senyum sendiri.

"mikir yang aneh-aneh lu ya?" tuding cewek itu. Heejin yang mendengar perkataan sang sahabat mendelik sinis.

Tanpa menghiraukan Herin, gadis itu kembali dalam fantasi imajinasinya, sedangkan Herin hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kelakuan Heejin yang menghiraukannya.

Beberapa saat mereka terdiam, seseorang menginstrupsi keduanya. Di depan pintu berdiri seseorang yang tengah tersenyum kepada Heejin sambil membawa nampan yang berisi cookies buatannya.

"Doyoung oppa?" Herin berdecih pelan saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut Heejin. Bener ternyata.

Iya, orang itu adalah Doyoung, yang datang untuk menjenguk Heejin.

Pria itu lalu menghampiri Heejin, tapi sebelum itu ia memberikan beberapa cookies buatannya untuk Herin terlebih dulu. Sedangkan Heejin hanya diam membeku di tempat, tidak tahu harus bereaksi seperti apa karena sang pujaan hati ada di depannya.

ALIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang