"stay here, angel! Biarin Krystal, Amber, sama Saeron yang turun." titah Sooman pada Heejin yang kini tengah merengut kesal karena tidak diizinkan turun dari bus.
"please appa.." rengek Heejin yang masih belum menyerah membujuk Sooman dan Yunho.
Saat ini rombongan si babeh sudah sampai di bandara, tapi keadaan mereka sedikit terhambat mengingat ini adalah bandara, dimana jumlah manusia yang menjadi zombie melebihi zombie-zombie di mall atau supermarket. Babeh Sooman pun mengutus Krystal, Amber, dan Saeron turun untuk mengalihkan perhatian zombie-zombie di sisi selatan bandara karena jalur itu yang akan mereka lewati nanti untuk masuk ke pesawat. Sedangkan Herin, seperti biasa ia bertugas memantau layar dan akan ikut turun juga jika keadaan sudah genting.
Tapi selain zombie, ada satu masalah lagi yang membuat mereka apalagi Krystal, Amber, dan Saeron untuk turun, yaitu Heejin yang merengek karena ingin ikut turun. Sedari awal sampai di bandara, gadis itu sudah merengek ke Sooman dan Yunho agar diperbolehkan bergabung dengan kedua tante dan kembarannya. Tapi mengingat 2 hari yang lalu gadis itu baru saja kecelakaan dan beberapa luka di tubuhnya masih basah, tentu Sooman dan Yunho tidak mengizinkan dan menyuruh gadis itu untuk diam di bus saja bersama mereka.
Doyoung sendiri tidak bisa berbuat banyak karena tahu sekeras apa gadisnya jika keinginannya tidak dituruti. Hampir sebulan mereka hidup satu atap, tentu Doyoung sudah hapal sifat gadis itu.
"oke, kamu boleh turun kalo keadaan mereka bertiga udah terpojok banget." ucap Yunho pada akhirnya. Ia memilih mengalah karena tidak ingin didiami sang putri.
Ekspresi wajah Heejin yang awalnya melas langsung tersenyum senang. "okay!"
Sooman hanya bisa memijat pelipisnya karena pusing dengan kelakuan Heejin, sedangkan Krystal, Amber, dan Saeron yang sedari tadi menyimak sudah menghela napas lelah. Belum juga mulai udah ngerasa capek mereka.
Setelah memastikan semua peralatan lengkap, Krystal, Amber, dan Saeron langsung turun dan berpisah ketika sudah masuk ke area dalam bandara. Mengingat sekarang hari masih gelap, jadi mudah untuk ketiganya membasmi zombie-zombie yang ada di depan mata mereka.
Sedangkan suasana di dalam bus sedikit panas mengingat mereka semua sudah mengetahui hubungan Doyoung dan Heejin akibat mulut ember Sooman. Yah tidak perlu ditanya siapa saja yang sedang patah hati sekarang, karena kelompok itu sudah menduduki posisi belakang bus sambil menonton Doyoung dan Heejin yang sedari tadi sibuk dengan dunia mereka.
"panas ya om?" celetuk Winter kepada kelompok patah hati tersebut.
"bangsat, gue tungguin malah jadiannya sama hyung sendiri." gerutu Haechan dengan pandangan yang masih berfokus pada Heejin.
"yang nyuruh lu nunggu siapa emang?" tanya Ningning.
Haechan menoleh pada gadis itu, lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "ya gak ada sih.."
Lami yang mendengar itu mendengus. "bego kok dipelihara." celetuknya.
Haechan hanya bisa menatap sinis Lami, Ningning, dan Winter yang kini sudah menertawakan dirinya. Kemudian pandangannya teralih ke Jaemin yang saat ini juga sedang menatap Heejin.
"pengecut." ejeknya pada teman se-linenya itu.
Jaemin menoleh sinis. "bangsat! Lo juga ya monyet!"
"sesama pengecut gausah berantem." ujar Ten pada kedua adiknya. Haechan dan Jaemin hanya bisa menghembuskan napasnya dengan kasar dan kembali memperhatikan Heejin dengan Doyoung.
"ge, neomu sad yah ternyata.." ujar Lucas lemas pada Kun yang sedang asik memakan popcornnya. Entah popcorn darimana pria itu dapatkan.
"emang, makanya jangan kebanyakan gombal, NT kan sekarang." jawab Kun tanpa menatap Lucas yang sedang tak bersemangat sekarang.