"jadi, ini peluru yang didesign khusus atas permintaan appa." jelas Sooman sambil mengeluarkan sebuah koper kecil yang berisi banyak peluru.
"kayak gimana tuh appa kalo kena?" tanya Saeron lalu mengambil satu peluru dan dipelototin sama dia.
Heejin yang melihat kelakuan Saeron menahan tawanya.
"ya paling kebakaran abis itu meledak ditempat." kata Sooman.
"wow~ impresif~" ucap Saeron yang masih memandangi satu peluru di tangannya.
"boleh dicoba gak appa?" tanya Heejin yang sudah ngambil satu peluru dan dia masukin ke senapannya.
"jangan lupa pake peredamnya Hee." peringat Krystal. Heejin mengangguk.
"coba aja, appa juga pengen tau hasilnya kayak gimana." kata Sooman.
Saeron mengerutkan keningnya. "lho, bukannya tadi kata appa kebakaran abis itu meledak ditempat?" tanyanya bingung.
Sooman mengangkat bahunya acuh. "ya kan itu kata orang yang buatnya, bukan kata appa." jawab Sooman yang tersenyum tanpa dosa.
Saeron mendengus. Untung bapak bapak sia.
"Angel, coba disana aja." kata Amber menunjuk jendela kecil yang berada dipojok ruangan.
Heejin mengangguk lalu melangkah kesana, diikuti oleh Saeron. Herin yang melihat itu beranjak dari tempatnya. Pengen liat juga ceunah.
"buka Sae." perintah Heejin.
"lha kok gua?" protes Saeron.
Heejin memutar bola matanya. "lu kan adek gua, udah sih turutin aja."
Saeron mendelik tidak terima tapi tetep ngejalanin apa yang disuruh Heejin.
"ini kayaknya kalo dibuka bakal bersuara deh." kata Herin yang sedari tadi mengamati.
"emang iya?" tanya Saeron yang mau mendorong jendelanya tapi ditahan sama Heejin.
"pelan pelan Sae, kalo nggak lu jadi santapan mereka malam ini." kata Heejin lalu melirik orang orang yang telah berubah menjadi zombie diluar sana.
Saeron rasanya pengen ngumpat aja sama Heejin. Kembarannya kadang suka banget nguji kesabarannya, mana diwaktu yang gak tepat lagi. Kayak sekarang contohnya.
"gua udah professional nyet, santay aja." ucap Saeron percaya diri.
Herin dan Heejin yang mendengar perkataan Saeron hanya mendengus malas. Lalu keduanya memperhatikan Saeron yang mulai membuka jendela kecil itu.
"buka dikit aja, biar nanti yang dikeluarin ujung senapannya aja." saran Herin.
Heejin mengangguk. Lalu ia sedikit menunduk, dan mengarahkan targetnya.
"agak jauh aja Hee, biar nanti kalo meledak beneran, gak ngumpul dideket sini." kata Saeron.
Heejin berdehem sebagai jawaban. Matanya fokus menjadikan target satu zombie yang berdiri jauh dari restoran tempat mereka berada.
Mata ketiga gadis itu memperhatikan satu zombie yang udah ditembak sama Heejin. Benar yang dikatakan Sooman tadi, tubuh zombie itu langsung terbakar tak lama setelah Heejin menembaknya.
Duar!
Bunyi ledakan dari tubuh zombie itu memancing zombie yang lainnya berlari kearahnya.
Saeron dan Herin hampir saja bersorak jika Heejin tidak memelototinya keduanya.
"inget tempat, gua gamau ya nasib kita kayak mereka." tegur Heejin.
Saeron dan Herin mengangguk patuh. Sikap Heejin yang kayak gini emang selalu buat mereka takut.