Aku menarik Eunha dengan paksa agar dia keluar dan untung saja dia mau mengikuti ku.
Aku tidak peduli dengan Sinb karena saat ini yang sedang ingin aku lakukan adalah meluruskan semuanya. Tolong maafkan aku karena telah menyakitinya dulu.Sekarang kami berdua sedang di dalam mobil..Hening--kami saling diam tidak ada yang berani membuka pembicaraan. Aku sengaja mengunci pintunya agar Eunha tidak bisa keluar seenaknya, sesekali aku melihat ke arahnya tapi dia masih saja diam sambil memainkan ponselnya.
Akhirnya aku menjalankan mobilku dengan pelan Entahlah akan kemana yang penting tempat itu nyaman untuk kami berdua berbicara.
Aku lupa memberitahu kan pada kalian bahwa sekarang aku memiliki apartemen sendiri, bukan untuk apa-apa sih hanya saja aku mampir saat sedang membutuhkan waktu sendiri. Aku juga tidak selalu menginap disana. Saat itu ayah yang memberikannya padaku, katanya supaya aku bisa melakukan sesuatu dengan Eunha. Heheh..tidak, bukan seperti itu..-dia bilang supaya aku bisa fokus belajar saat akan ujian nanti. Katanya ..
Sebenarnya sangat ingin membawa Eunha ke sana dan membicarakan tentang masalah kami tapi sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat.
Lagipula kami sedang tidak ada apapun jadi pasti dia berpikir yang tidak-tidak.Akhirnya aku membawanya ke Pantai sama seperti sebelumnya Kami masih saling diam hingga akhirnya aku memutuskan untuk keluar lebih dulu lalu membuka pintu untuk Eunha agar dia juga keluar. Dia menurut begitu saja jadi aku tidak perlu kasar padanya lagi.
Gadis itu berjalan mendahului ku dan duduk di tepi pantai Aku sengaja memilih tempat yang tidak terlalu ramai, Awalnya dia hanya duduk diam melihat ombak dan sesekali bermain pasir saat aku mendekat ke arahnya dia malah memilih bermain ponsel. Aku duduk di sampingnya sesekali memperhatikan dia lagi yang masih sangat fokus pada ponselnya.
Karena sudah tidak tahan dengan suasananya aku memutuskan untuk memeluknya dari samping Eunha tetap diam dan masih bermain ponsel tapi aku membiarkannya karena aku sedang rindu saat-saat kita sedang berdua seperti ini.
"Apakah ada yang lebih menarik di ponsel itu?" Tanyaku setelah lama berdiam diri dan tak mengatakan apapun.
Dia masih tetap diam tak menggubrisnya.
Aku mengambil ponselnya dengan pelan tapi dia hanya diam saja.
"Hanya melihat SNS milik orang lain dan ini tidak penting" ucapku pelan.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya gadis itu.
"Aku sedang merindukanmu. Maaf karena telah membuatmu menderita, Aku tidak mengerti mengapa aku menjadi seperti itu dan soal penyakit mental yang aku derita dulu Aku benar-benar tidak tahu apapun jika Yerin tidak memaksaku untuk pergi berobat, Aku pikir itu hanya omong kosongnya saja karena aku selalu kasar pada siapapun. Aku melakukan pengobatan itu dengan sangat baik dan sekarang aku sudah sembuh, Aku berusaha untuk sembuh hanya karena mu.. aku juga yakin kok kalau kita akan bertemu lagi, tapi sepertinya kau sudah menjadi milik orang lain ya? Jadi aku terlambat? Tidak apa..aku akan berusaha untuk mengerti, lagipula semua ini kesalahanku"
"Aku tidak sedang bersama orang lain. Jangan menyimpulkan sesuatu yang tidak kau ketahui sama sekali. Aku sedang malas membuka hatiku Karena cinta itu hanya omong kosong!" jawabnya ketus.
"Lalu bagaimana denganku?" Tanyaku.
"Kau sudah tidak ada di hatiku." Jawabnya lalu berjalan pergi meninggalkanku.
"Antarkan aku pulang" lanjutnya.
Kau sudah tidak ada lagi di hatiku
Mengapa itu sangat menyakitkan? Mengapa aku tidak percaya itu sama sekali. Kau bohong kan? Cepat katakan padaku jika kau berbohong!
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE [Wonha]
Fanfiction"Kalau kamu udah gak cinta sama aku,biarkan aku menjagamu" Ucap sowon Eunha mendesis pelan "Siapa juga yang cinta sama kamu?" Balas Eunha "Maaf... Untuk masa lalu kita"