Chapter 29

789 49 116
                                    

"Sowon... Aku hamil"

"Hamil? Anak siapa?"

"Ya anak kamu"

"Maaf.. kita gak pernah ngapa-ngapain"

"Tapi ini anak kamu sowon"

Aku terkekeh, "Kamu ngelakuin itu sama orang lain kan? Terus nyuruh aku buat tanggung jawab?"

"Tapi ini beneran anak kamu..sowon.." ucapnya sambil menangis

"Udah deh.. jangan ngomong yang gak jelas gini"

"Gak jelas gimana sowon? Ini anak kamu.."

"Bohong. Udah ah aku mau pergi. Kamu suka ngelantur kalau ngomong!" ucapku lalu meninggalkannya.

"Sowon..."

"Sowon!!!"

"Sowon!!!!!!"
.
.
.
Aku membuka mataku secara spontan, mengatur nafasku yang memburu. Tadi...tadi itu apa? Mimpi kah? Tapi mengapa terasa sangat nyata?

Eunha?

Dia...dia hamil? Mengapa aku bermimpi seperti itu? Apa benar ya dia hamil? Tapi kan.... Tidak.. itu hanya mimpi. Mimpi belum tentu akan benar-benar terjadi kan?

Emm.. Tapi kalau beneran sih...bagus dong. Hehehe...

Jadi pengen punya debay.

Ya udahlah daripada mikir yang aneh-aneh mending aku mandi aja.
Mau jemput kesayanganku :)

Hari ini aku sama Eunha udah janjian kalau kita mau jalan-jalan bersama. Mumpung hari Minggu kan sekalian mau nyenengin Istri.

Hah? Istri?

Hehe..sampai lupa kalau kita belum menikah.. Tapi bikin debay sebelum nikah dulu tidak apa kan?

Apa sih...
.
.
.
Aku segera menepis pikiran kotorku,  "Kita baru balikan jadi jangan berbuat macam-macam padaku!"
Ucapan Eunha terlintas di pikiran ku.

Ada benarnya Juga kan? Kalau kita baru saja balikan. Tapi kenapa aku udah ngebet banget pengen punya debay 😭

Eunha diajak bikin mau tidak ya?😭

Tapi kalau doi sedang benar-benar terangsang sih pasti mau-mau aja.

🦊🦊🦊🦊🦊🦊

Sekarang aku sudah sampai di kediaman Eunha. Seperti biasa aku akan menunggu di luar, Tahu tidak? Ayah Eunha sudah mulai menerimaku. Ya walaupun..masih terlihat menyeramkan.

Dia ingin aku menikahi Eunha dengan usahaku sendiri tanpa ada campur tangan dari orang tua. Bagaimana bisa?

Aku akan melakukan apapun jika itu menyangkut dengan kebahagiaan Eunha. Aku terkadang menghayal jika kami menikah lalu kami akan memiliki keluarga kecil yang bahagia. Itu sudah cukup untukku. Apalagi jika memiliki anak kembar. Hehehe🤭

Setelah beberapa menit kemudian Eunha keluar dari rumahnya yang besar itu. Tidak..lebih besar rumahku.

Dia tersenyum ke arahku dan langsung masuk ke dalam mobil.

Entah mengapa dia terlihat sangat bahagia.

Ada apa ya?
.
.

"Ada yang sedang bahagia.."

Dia menoleh "Siapa?" Tanyanya.

"Kamu.."

Dia mengangguk lucu "Karena kamu juga" ucapnya membuat sudut bibirku terangkat.

Aku mengelus rambutnya tapi dia malah menepisnya. Aku pikir dia tidak suka, ternyata Eunha menggenggam tanganku. Tidak masalah sih jika harus menyetir dengan satu tangan.

LINE [Wonha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang