17. mak lampir

266 32 6
                                    

Sebelum baca boleh minta tolong? Tolong di klik ya tombol vote nya, gratis kok hehe ^^

Sama follow ig aku @agyxulipz

Revisi ini yang diubah kosa katanya, mudah - mudahan kosa katannya lebih baik, dan mudah dipahami.

Klik vote sm komennya juga ya!

Komennya jangan lupa ya, boleh dikasih saran dan kritik nya.

Happy reading.

Setelah kurang lebih 8 jam berada disekolah, akhirnya waktu yang di tunggu semua murid murid tiba, tapi tidak dengan arventa, seluruh teman temannya sudah pada keluar kelas hanya tinggal beberapa saja, dirinya enggan pulang tapi itu semua hanya angan angan arventa saja, buktinya didepan kelas sudah ada pak chakra yang menunggu.

Sial, arventa hanya bisa mengumpat dalam hati saja, untungnya semua sahabat sahabatnya sudah balik duluan, tadi jeonel sempet menawarinya pulang bersama sekalian ke rumah tante rita, mamanya jeonel.

Tapi setelah dirinya pikir pikir takut abangnya tau dan marah, jadi arventa memutuskan untuk menolak, dengan malas arventa jalan keluar kelas dan menemui gurunya itu.

"Sudah? tidak ada yang ketinggalan?" tanya pak chakra ketika arventa ada di hadapannya.

Arventa mengangguk dan mengikuti pak chakra berjalan menuju parkiran "Jalan di samping saya ayundira" ujar pak chakra.

Berjalan berdampingan menuju parkiran membuat arventa canggung setengah mati, tidak ada percakapan antara dirinya dengan pak chakra, setelah sampai diparkiran ternyata parkiran sudah sepi hanya ada beberapa mobil guru.

Fyi, gedung parkiran dan gedung sekolah berbeda jaraknya lumayan jauh, gedung sekolah itu berada di gedung A, sedangkan parkiran berada di gedung B, memang sekolah arventa lumayan luas, arventa saja tidak pernah tau letak' ruangan yang lain karena sebegitu luasnya.

Selama di perjalanan tidak ada percakapan apapun, arventa sibuk melihat ponselnya, sedangkan pak chakra sibuk menyetir, sebenarnya arventa tidak tahan dengan situasi canggung seperti ini sedari tadi ia hanya keluar masuk aplikasi di ponselnya.

Milirik pak chakra sebentar setelah itu membuang muka ke arah jendela melihat motor dan mobil yang juga lalu lalang "ada apa? kamu mau mampir dulu?" tanya pak chakra mengalihkan pandangannya menatap arventa.

"Emang boleh?" arventa sontak menghadap pak chakra "emang ngga ngerepotin bapak kalo kita mampir dulu?"

"Boleh, kamu mau mampir kemana?" pak chakra menatap arventa dengan intens, saat ini sedang lampu merah.

Arventa yang ditatap seperti itu gugup bukan main "em anu pak ke supermarket aja" ujar arventa dengan menunduk, sebisa mungkin menutupi rasa gugupnya.

Menempuh perjalan 15 menit untuk sampai ke supermarket terdekat, arventa dan chakra turun dan masuk ke dalam supermarket, melihat lihat apa yang ingin dibeli chakra hanya berjalan di samping arventa dengan mendorong troli.

Arventa tiba tiba ingin membeli eskrim dan beberapa yogurt, tapi saat sedang memilih milih ada yang menegur mereka, ah lebih tepatnya hanya menegur pak chakra saja, mood arventa langsung jelek ketika tau siapa yang menegur pak chakra.

"Eh chak kamu ada disini juga" sapa orang tersebut yang ternyata bu clara, gimana arventa ga betmut coba "loh ada nak arventa juga"

"Iya, kenapa ya bu? pak chakra ke sini sama saya soalnya makanya ada saya, emang ibu ga ngeliat? saya bukan jurig kok bu masih bisa diliat sama manusia lain" ujar arventa dengan nada sinis yang langsung kena tegur pak chakra.

"Oh sorry saya kira chakra sendirian disini, kamu kenapa bisa sama nak arventa chak?" tanya bu clara menatap arventa.

nanya muluk kaya wartawan anj -

"Saya dititipin amanah clar" jawab pak chakra dengan singkat.

"Oh gitu, aku disini belanja titipan mamah, oh ya aku bisa pulang bareng kamu gak chak? mobil aku tadi mogok tadi baru dibawa orang bengel" ujar bu clara, pak chakra melirik arventa yang sedang cemberut, menghela napas lalu mengangguk.

Udah banyak tanya ujung ujungnya nebeng, sialan banget mak lampir -

Arventa langsung meyudahi acara belanjanya dirinya hanya beli 3 macam rasa eskrim dengan muka jutek berjalan ke arah kasir tanpa milirik pak chakra maupun bu clara, chakra yang melihat muka kesayangannya itu menghela napas berat.

Sesampainya di parkiran ada yang membuat arventa tambah kesal lagi, rasanya ingin mencabik cabik.

"Nak arventa kamu pindah duduk ke belakang gapapa kan? saya ingin duduk di depan"

Sialan mak lampir gatau diri setan, anj banget si -

Bermacam macam umpatan ada dibenak arventa, mencoba untuk menahan umpatan tersebut agar tidak keluar dari mulutnya, tanpa menjawab arventa mengambil tasnya lalu pindah ke bangku belakang, menutup pintu mobil dengan lumayan kencang, bodoamat bukan mobilnya ini.

Selama diperjalanan kuping arventa tersumpal earphone, memandang jalanan dari jendela mobil dan sibuk memakan eskrim yang tadi ia beli, berusaha memperbaiki mood nya, namun tetap saja tidak bisa, arventa males memperhatikan dua gurunya, yang satu si kayanya sibuk sendiri, sedangkan pak chakra sibuk mencuri curi menatap arventa dari kaca spion mobil yang berada di tengah itu.

Tbc.


Jangan lupa pencet vote ya sebagai uang parkir , cukup di klik vote nya jangan lupa komennya juga hehe biar sepaket dong.

Jangan lupa juga follow ig aku @agyxulipz

See you next time!

And love you all.

PAK CHAKRA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang