25. him in the past

208 32 0
                                    

Hai eveyone!

Sebelum baca boleh klik vote dan komen nya.

maaf apabila ada kesalahan kata atau typo.

Semoga kalian mudah memahami kata-kata yang aku pakai

Happy reading

Bel pulang sekolah sudah berdering sejak 20 menit yang lalu, tapi arventa masih berada di kantin, dirinya belum mau pulang, sedang asik memakan batagor tetiba bahu arventa di tepuk lagi, dengan perasaan kesal arventa menengok kebelakang

"Apasih yas nepuk bahu gue terus, ada apa?" ujar arventa dengan kesal.

"Pulang sama gua"

"Dih dalam rangka apa gue harus pulang bareng lo?" 

"Cepatan makan nya ga usah cerewet" 

"Tai ganggu aja lo"

Setelah itu arventa menghabiskan batagornya dengan perasaan kesal karena ia juga penasaran kenapa seorang 'samudra ilyassa abiyyu' mengajak dirinya pulang bareng, tak selang lama kemudian batagornya yang arventa pesan sudah abis tak tersisa.

"Ayo pulang cepet gue sibuk" ujar arventa.

Arventa menunggu ilyas yang sedang mengambil motor didepan gerbang sekolah, bukan arventa tidak ikut ke parkiran mengambil motor tapi ilyas yang menyuruh nya menunggu saja di depan gerbang.

Tak selang lama kemudian ilyas datang, motor ilyas tipe-tipe motor cowo yang tinggi dan gagah, arventa sedikit kesulitan ketika menaiki motor ilyas.

Selama di perjalanan tidak ada pembicaraan apapun, tetapi arventa baru menyadari arah jalan yang ilyas lewati bukan arah jalan ke rumahnya, dengan panik arventa menepuk-nepuk bahu ilyas.

"Woi ini bukan jalan rumah gue!! Gue mau di bawa kemana sialan ilyas berhenti ga!"

Ilyas yang merasa kesakitan bahu di pukul, meskipun arventa badannya kecil tepukan nya sangat dahsyat jangan salah, ilyas menepi kan motornya ke pinggir jalan.

"Kenapa? Bahu gua gak usah lo tampol juga monyet" ucap ilyas.

"Lo mau bawa gue kemana setan? Lo mau nyulik gue ya? Gue telpon polisi nih ya" mendengar ucapan arventa ilyas menghela napas.

"Gua gak mau nyulik lo, lo gak bakal gua apa-apain juga, gua gak napsu sama badan kerempeng lo itu, lo duduk anteng bentar lagi sampe" ujar ilyas kemudian menjalankan motornya kembali.

Mendengar ucapan ilyas yang mengatai badan nya ini kerempeng dengan kesal arventa menggeplak helm yang digunakan ilyas "setan ya lo, badan gue ga se kerempeng itu sialan"

Setelah menempuh perjalan kurang lebih 25 menit akhirnya ilyas menepikan motornya, dengan bingung arventa turun dari motor dan melihat tulisan yang berada didepan nya.

"TPU, pemakaman?" Tanya arventa kepada ilyas, ia tidak asing dengan tempat pemakaman ini "ngapain kesini?"

"Gak usah banyak tanya, ikutin gua aja" ujar ilyas mengabaikan pertanyaan arventa, semenjak masuk kedalam pemakaman arventa mendadak diam tidak banyak bicara ilyas yang melihat nya pun sama tidak banyak bicara, mereka berdua sama' fokus ke jalan.

Setelah melewati banyak makam orang lain akhirnya ilyas berhenti di satu makam yang posisinya ditengah' dengan bingung arventa melihat dan membaca nama yang berada di batu nisan tersebut.

Dengan lemas arventa menatap ilyas "maksudnya apa yas? Lo siapa? Kenapa lo tau?" Tanya arventa dengan lirih.

"Maaf ven, beliau dateng ke mimpi gua selalu minta dijenguk sama lo, maaf ven gua terpaksa"

Mendengar penuturan ilyas, arventa terjatuh dan langsung memeluk batu nisan makam tersebut, dengan tersendu-sendu arventa menatap batu nisan "maaf ka untuk beberapa bulan ini aku ga bisa jenguk kamu, hatiku masih terasa sakit sampai sekarang, maaf ka, kamu pasti kangen aku ya, aku juga kangen kamu ka, maaf"

Dengan tersendu-sendu arventa menangis dan menciumi batu nisan, ilyas yang melihat itu langsung merengkuh tubuh arventa "ayo kita kirim doa ven"

Mendengar ucapan ilyas, arventa mengangguk setuju, setelah itu mereka berdoa bersama-sama, kurang lebih 30 menit sudah mereka berada didepan makam, akhirnya ilyas memutuskan untuk pulang, karena langit juga sudah mulai gelap.

"Ven ayo kita pulang, udah mau gelap" arventa mengangguk mengiyakan ucapan ilyas "ka aku pulang ya, kalo hati aku sudah benar-benar sembuh aku balik ke sini lagi" ujar arventa sembari mengusap' batu nisan makam tersebut.

Dengan berat arventa mengikuti langkah ilyas meninggalkan tempat itu, ia berdoa dalam hati semoga ia bisa sepenuhnya berdamai dengan keadaan, dan masalalu.

~•~

Di perjalanan pulang banyak sekali pertanyaan-pertanyaan dikepala arventa, dan arventa belum sepenuhnya mencerna siapa sosok Ilyas ini.

"Gua sepupunya, gua tau pertanyaan yang ada di kepala lo itu, sebelum nya kita juga pernah ketemu btw" ujar ilyas melihat arventa dari kaca spion nya.

"Kita pernah ketemu? Kapan?"

"Waktu gua main ketempat tante lily, dan dateng ke pemakaman beliau, mungkin lo lupa, ga perlu lo inget juga"

"Lo beneran sepupu nya?"

"Masih ga percaya ternyata, hai kenalin gua samudra ilyassa abbiyu, masih ga inget?" Ujar ilyas membuat arventa berpikir keras mengingat semua kejadian dimasa lalu.

"Lo? Samudra? Lo yang ngatain gue caper karena nempel terus sama alm?" Ucap arventa setelah berhasil mengingat dan tersebit satu kejadian.

"Ya itu gua, lo yang selalu nempel sama beliau dan gua males ngeliat itu"

Sejujurnya arventa sangat terkejut tetapi ia tidak mempunyai tenaga lagi untuk mengekspresikan itu.

"Yas gimana keadaan om tante?"

"Mereka baik" jawab ilyas dengan singkat, tak puas mendengar jawaban ilyas arventa ingin bertanya lagi tetapi sudah dipotong dengan ucapan ilyas "turun, udah sampe"

Dengan pasrah arventa turun dari motor ilyas "gua langsung cabut ya ven" ujar ilyas.

"Iya, makasi udah nganter gue, lo hati hati"

Arventa masuk kedalam, sebelum menutup pagar rumahnya arventa menatap sebentar rumah depan yang sudah lama kosong itu, menghela nafas lalu menutup pagar rumah dan arventa masuk kedalam rumah.

TBC

Jangan lupa pencet vote ya sebagai uang parkir , cukup di klik vote nya jangan lupa komennya juga hehe biar sepaket dong.

Jangan lupa juga follow ig aku @agyxulipz

See you next time!

And love you all.

PAK CHAKRA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang