24. Sikap arventa

216 31 4
                                    

Sebelum baca boleh minta tolong? Tolong di klik ya tombol vote nya, gratis kok hehe ^^

Sama follow ig aku @agyxulipz

Revisi ini yang diubah kosa katanya, mudah - mudahan kosa katannya lebih baik, dan mudah dipahami.

Klik vote sm komennya juga ya!

Komennya jangan lupa ya, boleh dikasih saran dan kritik nya

Happy reading

Di pagi hari yang cerah, mood arventa yang bagus sekarang pukul 05.30 pagi arventa sudah berada di dapur dengan seragam sekolah lengkap yang sudah menempel ditubuhnya.

Entah ada angin apa, tumben sekali bukan? Berkutat dengan peralatan dapur membuat sarapan, dan bekal untuk ia bawa ke sekolah.

Disaat-saat seperti ini arventa merasa dejavu, tapi arventa mencoba mengabaikan rasa itu, ia fokus ke masakan yang ia buat.

Pukul 06.15 arventa bersiap-siap berangkat, ojek online yang dirinya pesan juga sudah sampai di depan rumahnya, tinggal berangkat saja dirinya keluar dari penangkaran rumah, dirinya menatap sendu rumah yang berada tepat didepan rumahnya, tak ingin menatap lama-lama arventa mengalihkan pandangan nya, dan naik ke motor ojek yang telah ia pesan.

Pagi ini macet tidak terlalu parah, jadi hanya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit untuk sampai di sekolahnya, saat sudah sampai disekolahnya arventa turun dan membayar abang ojeknya, setelah itu arventa berjalan menuju gerbang sekolah yang lumayan jauh dari pemberhentian antar jemput.

Arventa melihat ilyas sedang berjalan didepannya, dengan berlari arventa menyusul ilyas dengan riang arventa menyapa ilyas "woiii ilyass pagi-pagi udah disumpel aja telinga nya" ujar arventa sembari penepuk bahu ilyas.

Ilyas yang merasa bahu nya ditepuk, lantas menengok dan menatap arventa "ada apa?"

"Ga ada apa-apa, mau nyapa aja ga boleh?" Jawab arventa, ilyas melihat arventa dengan raut wajah bingung.

Ilyas tidak menggubris lagi ucapan arventa, mereka berjalan beriringan dengan keheningan, sampai didepan gerbang seperti biasa, ada pak mamat yang berjaga, bu mayang, pak chakra, dan beberapa anak osis.

Seperti biasa dilakukan pengecekan seragam, untuk kali ini arventa tidak kena karena ia memakai seragam yang lengkap, sedari tadi pun arventa merasa seperti sedang di awasi seseorang, arventa tau tapi ia mengabaikan nya.

Selesai pengecekan dan segala macam nya, dirinya berjalan beriringan lagi menuju kelas bersama ilyas.

Sesampainya di kelas, arventa langsung menuju bangkunya, kelas sudah ramai, suara-suara ricuh terdengar, ada yang sedang bernyanyi, mengobrol dan yang lain-lain, termasuk teman-temannya arventa.

"Loh, lu berangkat sama ilyas ven?" Tanya ahra dengan raut wajah bingung karena melihat arventa dan ilyas masuk kelas dengan berbarengan.

"Kaga, tadi cuma ketemu di gerbang yaudah gue jalan bareng kesini"

"Oalah, eh ven lo udah tau belum berita terbaru?"

"Hah? Berita apaan?" Tanya arventa dengan raut wajah bingung.

"Ituloh anak kelas sebelah ada yang hamil katanya si sama om-om gitu, gila banget kan!"

"Busettt bang yang bener lo ra? Hoax ga?"

"Kaga, tadi pagi gue liat orang tua nya dateng langsung ngadep kapsek" sahutt syeraa.

"Lah tadi gue liat pak chakra ada tu didepan sama bu maya" ujar arventa.

"Kalo itu si gue gak tau ya, yang gue denger beritanya kaya gitu, udah rame juga di akun base sekolah" 

"Ih gila berani banget ya, terus itu gimana cowo nya tanggung jawab ga?"

"Nah itu, gue belum dapet info tentang itu" sahut ahra dengan semangat.

"Chil-chil beginian aja lu semangat bener" ujar jeonel melihat tingkah laku mereka bertiga yang sedari tadi bergosip, mingyu dan jeonel dari pagi sudah berada dikelas arventa.

"Berisik! jarang nih ada berita kaya ginian biasanya berita di base sekolah kan cinta-cintaan, info gak penting deh, jarang ada info hot begini"

"Hush ra gak boleh gitu" itulah percakapan terakhir mereka, karena setelah itu bel msuk berbunyi, jeonel dan mingyu sudah kembali ke kelasnya masing-masih

~~~~~

Selama jam pelajaran berlangsung tak banyak yang arventa lakukan, seperti siswa pada umumnya mengikuti pelajaran dengan tertib, ingat khusus hari ini dirinya ingin menjadi anak baik dan teladan.

Saat sedang fokus memperhatikan guru di depan, arventa merasa seperti ada orang yang menoel-noel bahunya, saat ia melihat kebelakang ternyata ilyas yang sengaja menoel-noelnya dari tadi dengan heran arventa mengujarkan pertanyaan "kenapa yas?"

Bukannya menjawab ilyas malah mengalihkan pandangan nya dan tidak menjawab pertanyaan yang arventa lontarkan, membuat arventa tambah keheranan.

TBC

Halo! sekian dulu yang bisa aku up semoga kalian suka ya.

byebye

PAK CHAKRA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang