38. Terlambat lagi.

151 29 4
                                    

Hai everyone!

Sebelum baca boleh klik vote dan komen nya.

maaf apabila ada kesalahan kata atau typo.

Semoga kalian mudah memahami kata-kata yang aku pakai.

Happy reading.

Senin, pukul 07:20 kencana high school sedang melaksanakan upacara bendera, seperti biasa arventa berada di barisan siswa-siswi yang datang terlambat dan tidak mengenakan atribut seragam dengan lengkap.

Kesalahan yang arventa perbuat kali ini adalah seperti biasa datang terlambat dan tidak mengenakan dasi serta sabuk, seingat arventa sih ia sudah mengenakan dua itu tapi tiba-tiba tidak ada di badan nya entah menghilang kemana.

Menghembuskan napas lelah, arventa sudah lelah berdiri selama setengah jam, mana ia berada di barisan yang sangat terkena sinar matahari, badan dan seragamnya sudah basah kuyup karena keringat terus menerus bercucuran, arventa tipe orang yang gampang sekali berkeringat meskipun di ruangan yang berAC ia terkadang tetap berkeringat.

"Ini kapan selesainya sih!" Decak arventa, kesal Karena badannya sudah benar-benar basah kuyup.

5 menit kemudian arventa bernapas lega, upacara sudah di tahap berdoa bertanda sebentar lagi akan selesai, dengan sabar arventa menunggu lagi, tidak sampai 3 menit upacara telah di bubarkan arventa langsung terduduk di lapangan sama seperti murid-murid lain.

"Ya tuhan kaki gue slengklek, seragam gue basah kuyup, sialan" Gumam arventa, badannya sudah seperti orang mandi basah keringat semua.

Tak lama murid-murid yang sedang duduk di suruh bangun kembali untuk masuk kembali ke dalam kelas terkeculi murid-murid yang ada di barisan arventa, murid yang datang terlambat dan tidak memakai atribut seragam dengan lengkap.

Barisan arventa di pindahkan ke depan meja piket, mereka yang telat akan mencatat nama mereka sendiri di buku point serta tanda tangan mereka, barisan di bagi menjadi dua, di meja piket terdapat pak chakra dan bu mayang, arventa memilih di barisan bu mayang.

"Kamu lagi, kamu lagi, kamu setiap senin selalu terlambat mau jadi apa kamu arventa?!" ucap bu mayang ketika arventa sedang menulis nama nya.

Kali ini arventa tidak menjawab ucapan bu mayang, ia diam dan fokus menulis nama nya dan tanda tangan di samping nama nya, dari ujung mata arventa melihat pak chakra sedang memperhatikan nya, selesai menulis nama, kesalahannya, dan tanda tangan arventa langsung pergi menuju kelasnya.

Saat sedang berjalan menuju kelas arventa tidak sengaja bertubrukan dengan mingyu "Aduh ming badan lo keras banget sih kaya gapura kabupaten" Arventa mengelus-elus jidatnya yang habis menubruk dada bidang mingyu.

Mingyu tertawa melihat jidat arventa yang lumayan memerah, arventa sebenarnya tinggi cuma kalo di sandingkan dengan mingyu tingginya hanya sedada mingyu saja "Lagian lo ngapain nabrak-nabrak gue dah nih jalan koridor masih lega perasaan"

"Namanya juga ga ngeliat gimana sih lo! Lagian sejak kapan lo udah ada di situ perasaan tadi ga ada" Arventa berdecak kesal "Mau kemana lo? Tumben belom ke lantai atas"

"Mau ke bu mayang, eh malah di tubruk"

"Ck! Ga sengaja mingyu, udah sono lo ke nenek-nenek gue mau ke kelas bye" Arventa meninggal mingyu yang menatapnya sambil tertawa, apa yang lucu coba?

~•~

Jam mata pelajaran terakhir sedang berlangsung arventa sedang fokus memperhatikan guru yang sedang menerangkan pelajaran di depan tiba-tiba terdengar suara pengumuman dari speaker sekolah.

'Arventa Ayundira Ipa 2 harap segera menemui pak chakra di ruangan nya, terimakasih'

Suara dari speaker sekolah, arventa segera izin kepada guru yang sedang mengajar di kelas nya gurunya mengizinkan arventa keluar dari kelas menuju ruang pak chakra, di sepanjang koridor arventa berkomat kamit, kesal, bingung, dan takut bercampur menjadi satu baru kali ini nama nya di panggil lewat speaker sekolah, biasanya anak-anak yang sudah super duper nakal melebihi arventa saja yang di panggil pakai speaker ini.

Ya tuhan apalagi ini -

Sesampainya di depan ruangan pak chakra arventa langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu "Ada apa bapak manggil saya?"

Chakra yang sedang fokus menyelesaikan pekerjaannya sedikit terkejut dengan ke datangan arventa secara tiba-tiba "Kamu pulang nanti sama saya" Ujar chakra.

"Apa-apaan, emang bapak siapa nyuruh saya pulang sama bapak? Saya pulang sendiri"

"Abang kamu hari ini tidak bisa jemput dia nitipin kamu untuk pulang sama saya ayundira"

"Nanti saya yang bilang ke abang saya, saya pulang sendiri naik taxi"

"Pulang sama saya ayundira, saya tidak menerima bantahan" Ucap pak chakra dengan nada rendah dan menatap arventa dengan tajam.

"Udah kan ini doang yang mau di omongin?" tanya arventa tidak membalas ucapan pak chakra, chakra mengangguk mengiyakan hanya ini saja yang ingin ia beritahu.

Arventa langsung keluar dari ruangan pak chakra tanpa sepatah katapun "Setan, kenapa sih bang kailo harus nitipin gue ke dia! Kaya ga ada orang lain aja lagian gue udah gede kali ga perlu pake di titipin segala" Gerutu arventa di sepanjang koridor sekolah.

"Gue udah segede gini ya tuhan siapa juga yang mau nyulik gue, kaga ada yang mau kali, gue cantik ngga, berbakat ngga, siapa yang mau nyulik coba hah?" Gumam arventa tak habis pikir dengan abangnya yang super duper protektif.

TBC

Hai everyone!!

Pak chakra sedang proses untuk terbit nih!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pak chakra sedang proses untuk terbit nih!!!

Di versi novel akan aku jelaskan secara detail tentang keluarga arventa, masalalu arventa, part-part yang tidak ada di sini dan tentu saja ending dari cerita pak chakra!

Pantengin terus ya tentang updatean pak chakra.

Jangan lupa vote dan komen nya yaaaa

See youu love 🫶🏻

PAK CHAKRA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang