KENIKMATAN YANG HAKIKI

92 0 1
                                    


Adakah waktu yang lebih nikmat, selain bersua dengan-Nya? 

Ahmed memulai kegiatan rutin paginya dengan membasuh tubuhnya dengan air wudhu. Air di musim semi ini masih menyisakan rasa dingin yang ditinggalkan dari musim dingin. Tetapi Ahmed menghalau rasa dingin itu dengan memuji nama-Nya. Rasa dingin ini tidak seberapa dibandingkan dengan kerinduan dirinya untuk bersua dengan Tuhan-Nya setiap menjelang subuh. 

Dia ingat yang dikatakan oleh Imam Sulayman, betapa pasukan Muhammad Al Fatih selalu menjaga sholat malam mereka. Dalam keadaan apapun tak boleh ada yang alpa untuk melakukan sholat malam karena sumber kemenangan mereka adalah dari iman yang kuat terhadap Allah SWT. Dia lah Tuhan Yang Maha Memberi Kemenangan. Dia lah yang sumber segala kelemahan hati. Hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tentram. Hanya dengan mengingat janji-Nya, jiwa-jiwa yang takut akan kembali bangkit untuk menjemput syahid di jalan-Nya.

"Malam setelah mereka melakukan tahajud bersama, Sultan Muhammad Al Fatih seperti menemukan pencerahan untuk setiap langkah yang dia lakukan untuk menghancurkan tembok Konstatinopel yang sangat kuat itu. Tak pernah ada satupun pasukan yang mampu menghancurkan tembok dua lapis itu. Sultan Bayazid hampir menghancurkannya, tetapi dia belum ditakdirkan menjadi orang yang dikenang sejarah sebagai penghancur tembok itu."

Suara Imam Sulayman terngiang kembali. Setiap kemanangan yang dicatat oleh umat Islam bermula dari rasa taat kepada Allah dan kepercayaan akan janji Allah tentang surga yang indah di depan mata. Ahmed selalu berdoa agar dia bisa menjadi salah seorang syuhada. 

"Jika kamu melakukan setiap tugasmu dengan niat sebagai ibadah kepada Allah, maka ketika kamu meninggal ketika menuju tempatmu bekerja dengan menggenggam cita-cita sebagai syuhada, maka kamu bisa juga disebut sebagai syuhada."

Jelas Imam Sulayman lagi suatu hari.

Setiap detik yang dilakukan Ahmed dalam bertahajud adalah mengingat semua kebaikan Allah yang telah diberikan kepadanya. Maka Ahmed seolah menjadi kerdil dihadapan segala nikmat Allah yang begitu besar.

Setelah tahajud, Ahmed mempersiapkan segala sesuatunya untuk toko. Dia akan dibantu oleh pekerjanya, Rayyen dan Hamam. Tugas menggiling biji kopi tidak bisa diwakilkan, harus Ahmed sendiri yang melakukannya. Dia ingin menciptakan kopi yang spesial dan berbeda dengan kedai kopi lainnya. Menu makan hari itu akan disiapkan oleh Rayyen, sedangkan Hamam membersihkan kedai dan merapikan segalanya. 

Rayyen dan Hamam adalah dua orang pemuda Turki yang sudah Ahmed bina sejak sekolah menengah. Mereka dari keluarga kurang mampu, sehingga Ahmed pun bersedia membiayai mereka untuk melanjutkan kuliah sambil membantu Ahmed di kedai. 

Khusus pagi ini Ahmed akan menyiapkan sarapan pagi untuk tamu istimewanya, Manu dan Radu. Sepagi ini keduanya mungkin masih terlelap. Ahmed menghargai perbedaan itu. Dia tidak akan pernah memaksa siapapun untuk mengikuti aturan hidupnya. 

Setelah sholat berjamaah di Masjid Biru, Ahmed harus memurojaah hafalan Qurannya kepada Syaikh Yusuf. Dia seorang pengajar tahfidz Quran di Masjid Biru. Banyak muridnya yang sudah hafal 30 juz, termasuk Ahmed. 

"Bagi kalian yang sudah hafal 30 juz, maka bukan berarti tugas kalian sudah selesai. Kalian harus terus menjaga agar hafalan itu tidak hilang. Serta kalian harus menjaga sikap dan perilaku kalian. Hafal juz 30 bukan untuk dibangga-banggakan, tetapi itu sebagai bukti bahwa kalian mencinta Al-Quran."

 Ahmed teringat ucapan Syaikh Yusuf.

Keluar dari Masjid Biru di pagi hari, Ahmed menemui langit biru cerah tanpa awan yang selalu dilihatnya setiap pagi. Semilir angin musim dingin masih berasa tetapi kehangat musim semi sudah sepenuhnya memeluk Istanbul. Sebentar lagi suasana di sekeliling Masjid Biru akan ramai. Akan banyak turis yang berdatangan. Beberapa orang mungkin akan mampir ke kedai Ahmed. Dia tidak sabar menanti para tamunya itu.

CERITA CINTA DARI ISTANBULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang