ORANG ASING

22 0 0
                                    

Mood Ayash jelas berubah usai dia menerima panggilan dari Ayahnya. Ahmet dan Manu bisa melihatnya dengan jelas. Dia mendiamkan saja kopi yang dipesannya, padahal sebelumnya dia sangat antusias. Mata dan wajahnya memerah seperti menahan amarah dan tangis. Manu lalu mengajak Ayash untuk berkeliling atas usul Ahmet.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Manu yang berjalan di samping Ayash yang masih diam saja.

Ayash mengangguk pelan. 

"Kamu yakin?" Manu meyakinkan.

Akhirnya air mata Ayash tumpah. Dia menangis dalam diam.

Manu mengamit pundak Ayash dan mengajaknya duduk di sebuah kursi taman depan Masjid Biru.

"Laki-laki itu menangis bukan karena lemah. Tangisan itu tidak bisa menentukan kamu lemah atau kuat. Tangisan itu luapan rasa yang tertahan. Menangislah jika itu bisa membuatmu lebih baik." Manu meraih kepala Ayash dan menaruh di bahunya.

Ayash sesegukan. 

"Apakah Dad tidak bisa mendapatkan maaf darimu?"

"Ayash tidak marah. Tidak ada yang perlu dimaafkan."

"Dad tidak merasa seperti itu. Kamu terlihat berbeda Ayash Darling. Dad tidak akan melakukan apapun jika kamu tidak menyetujui. Kamu tetap yang Dad paling sayang."

Ayash teringat lagi dialog tadi. Sebulan sebelum kepergian Ibunya, Ayash menemukan fakta bahwa Dad selingkuh dengan sahabat Ibunya yang seorang janda. Saat itu Ibu sedang dirawat di sebuah rumah sakit di Yogyakarta dekat rumah kakek dan nenek Ayash. 

Ayash melihat dengan mata kepalanya sendiri saat Dad menggandeng wanita itu kemudian berpapasan dengan Ayash. Hingga Dad mengatakan fakta yang Ayash tidak ingin mendengarnya.

"Sarah adalah Ibumu yang sebenarnya, darling. Dia yang memaksa Ayah menikahi Renita yang baru saja bercerai dengan suami di Australia. Keluarga Sarah juga tidak menyetujui pernikahan kami dan memaksa kami bercerai hingga menyuruh Dad membawamu. Renita merawatmu dengan dua anaknya dan menganggapmu sebagai anaknya sendiri."

Fakta itu menyesakkan dada Ayash. Terlebih semua di keluarganya sudah tahu tentang ini kecuali Ayash. Ibu juga yang paling menyayangi Ayash. Dia selalu mendahulukan Ayash daripada Bang David dan Bang Frank. Ibu juga yang selalu melarang semuanya untuk mengatakan yang sebenarnya pada Ayash. Hingga saat Ibu terbaring tak sadarkan diri karena trauma di otak bekas penganiayaan mantan suaminya. Ibu tak pernah bangun lagi sejak Ayash mengetahui fakta ini. Satu malam saja Ayash sempat mendapati tangan Ibu menggenggam tangannya erat seperti mengirimkan isyarat.

Ayash berusaha keras menahan air matanya yang berjatuhan. Dia menelungkupkan kakinya dan bersandar di bahu Manu. Walaupun dia baru mengenal Manu, tetapi dia merasa ada kehangatan seorang kakak di Manu dan Ahmet. Jauh dari keluarga, mengisolasi diri semenjak kepergian Ibunya, membuat Ayash harus tetap tegar dan kuat.

"Apakah Bang Manu pernah merasakan kehilangan? Kehilangan seseorang yang kita cintai kemudian mendapatkan fakta yang menghancurkan hati?" Ayash berkata sambil tetap berusaha mengeringkan air matanya.

Manu ingin sekali bercerita tentang dirinya yang kehilangan Irina. Kehilangan yang membuatnya depressi. Tetapi saat ini mungkin bukan waktu yang tepat bercerita pada Ayash.

"Semua orang pasti pernah merasa kehilangan. Semua bertahan dengan caranya masing-masing. Ada yang luka nya menahun dan sulit disembuhkan, ada yang mudah melupakan, ada yang sampai sekarang masih terus berjuang mengatasi luka itu. Kita berjuang dengan cara kita masing-masing. Tetapi jika kita bisa berdamai dengan hati kita, luka itu pasti akan segera sembuh." ujar Manu menguatkan. 

CERITA CINTA DARI ISTANBULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang