Tersebutlah tembok Theodossian di Konstantinopel yang terkenal kuat itu. Berkali-kali Konstantinopel diserang, dan berkali-kali itu pula pasukan musuh pulang dengan tangan hampa. Hingga suatu hari, Sultan Mehmet II (Muhammad Al Fatih) menaklukkannya pada tahun 1453.
Sebagaimana kebiasaan ummat Islam saat berhasil menaklukkan suatu daerah, maka tak ada orang yang disakiti serta bangunan yang dihancurkan. Nyonya Mewah, Hagia Sophia, beserta dengan ummat Nasrani yang berada di dalamnya berada dalam perlindungan. Semua dijaga dengan baik.
Pada tahun 1459, Sultan Muhammad Al Fatih membangun Istana Topkapi tepat di belakang Hagia Sophia. Istana ini dibangun sekaligus sebagai tempat pemerintahan. Muhammad Al Fatih memilih Sarayburu (Seraglio Point) sebagai lokasi Topkapi Palace karena letaknya yang strategis. Disini beliau bisa melihat Selat Bosphorus, Laut Marmara dan Golden Horn secara jelas. Maka tak heran jika Kerajaan Bizantium juga menjadikan lokasi ini sebagai Acropolis.
Topkapi Palace sendiri terdiri dari tiga lapisan. Lapisan pertama adalah pintu gerbang dan Istana lapisan pertama. Pintu gerbang ini terletak di samping Sang Nyonya Mewah. Terdapat kubah tinggi yang bertuliskan ayat Qur'an dan monogram. Di samping kiri kanannya terdapat pos penjaga. Istana lapisan pertama sendiri meliputi semua Sarayburu. Lapisan kedua adalah Pintu untuk memberikan salam dan istana lapisan kedua. Pintu kedua ini diapit oleh dua menara tinggi berbentuk hektagonal. Area ini berfungsi untuk menyelenggarakan kegiatan seremonial. Istana lapisan kedua sendiri terdiri dari rumah sakit, tempat pembuatan roti, barak pasukan khusus dan harem. Lapisan ketiga dimulai dengan pintu kebahagiaan. Di atas pintu terdapat tulisan syahadat yang langit-langitnya dihiasi dengan emas. Di balik pintu itu adalah tempat kekuasaan sultan, di mana banyak benda-benda berharga yang ada di dalamnya.
Topkapi Palace juga memiliki Ruang Amanat Suci, di mana disanalah tersimpan berbagai benda milik Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Disanalah kita bisa melihat koleksi pedang Nabi Muhammad hingga janggut beliau. Ada juga tongkat Nabi Musa, pakaian Fatimah Ra, dan pedang-pedang para sahabat.
***
Fatih tergugu. Dihapusnya setitik air mata yang jatuh dengan saputangannya. Dia sedang mengikuti taklim di rumah temannya, Akkas. Malam itu guru mereka membahas tentang kisah Rasulullah.
"Begitulah, Rasulullah. Dia selalu memiliki rasa kasih dan sayang yang sangat dalam. Tak ada satu pun sahabat yang tak sayang padanya. Semuanya sayang padanya. Umar yang terdepan mengungkapkan kasih sayangnya, mengganggu Rasulullah berarti mengganggu Umar. Dan tak ada yang berani mengganggu Umar. Dia terkenal dengan sikapnya yang tegas. Namun, hati Umar itu lembut. Seringkali dia menangis tersedu-sedu saat mendengarkan Rasulullah membacakan ayat Al Qur'an dalam sholat. Maka dari itu beberapa riwayat mengatakan ada sebuah garis hitam di wajah Umar yang diyakini sebagai jalannya air mata Umar,"
Wajah-wajah itu tertegun menatap guru mereka. Sosok Umar terasa begitu nyata berada dihadapan mereka.
"Umar pula lah yang mewakafkan tanah Palestina untuk kaum muslim. Dia teringat dengan Rasulullah yang melalui Miraj di sini. Kenangan yang membuat Umar lagi-lagi meneteskan air matanya. Tempat itulah di mana Rasulullah menambatkan Bouraq. Di tempat itulah Rasullah naik ke langit ke 7 dan menerima perintah sholat. Kemudian saat Shalahuddin Al Ayyubi menaklukkan Jerussalem maka Masjidil Aqsha kembali lagi pada umat Islam. Namun sekarang, siapa yang sesungguhnya berkuasa penuh atas masjid itu?"
Guru itu menatap sekeliling ruangan. Beberapa teman Fatih tertunduk malu dan meneteskan air mata, beberapa yang lain tak mampu untuk menatap wajah guru mereka itu.
"Tekadkanlah dalam diri kalian untuk menjadi bagian yang akan membebaskan Al Aqsha dari Zionis. Allah sudah menjanjikan masa itu. Ketika batu dan pohon akan menyokong perjuangan itu. Sebagaimana Rasulullah SAW menyebutkan akan ada yang berhasil menaklukkan Konstantinopel, maka janji itu dipenuhi dengan hadirnya Muhammad Al AFatih. Sama seperti Al Aqsha, suatu hari akan ada yang membebaskan. Kalian jadilah sebagai para pembebas itu."
Darah itu sungguh mendidih saat mendengar Al Aqsha. Wilayah suci ummat Islam yang dikotori oleh tangan-tangan Zionis durjana. Menumpahkan darah syuhada dan menghinakan siapapun yang berusaha menentang mereka.
Fatih sendiri menjadi geram. Dia selalu ingin menjadi bagian pembebas Palestina. Dia selalu meminta itu dalam doa-doa sholatnya. Menjadi syuhada adalah bagian tertinggi dari hidupnya.
Usai guru mereka, Syaikh Baizzurahman, menuntaskan kajiannya, taklim hari itu pun selesai. Beberapa teman Fatih mengantarnya pulang. Fatih dan teman-temannya yang lain lanjut berdiskusi.
Ponsel milik Fatih berbunyi. Sebuah pesan WA masuk. Dia segera membacanya.
"Salam Fatih. I have arrived in Istanbul. Im going to take a train to city. Would you like pick me up at Blue Mosque? Tessekurler!"
Fatih teringat, dia ada tamu couchsurfing. Traveler itu akan menginap di rumahnya. Fatih lupa kalau tamu itu tiba hari ini. Dia pun langsung membalas WA itu.
Setelah berpamitan, dia segera pergi menuju Blue Mosque yang tak jauh dari rumah temannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA CINTA DARI ISTANBUL
Fiksi SejarahMereka tidak merencanakan tempat, tetapi takdir memutuskan mereka harus bertemu disini. Mereka tidak merencanakan cinta, tetapi takdir membawa mereka pada cinta yang tidak pernah mereka perkirakan. Mereka tidak merencanakan pertemuan, tetapi tak...