Si Kancil & Burung Hantu Senior

60 1 0
                                    

Ringkasan cerita lalu: Sudah jatuh tertimpa tangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ringkasan cerita lalu:
Sudah jatuh tertimpa tangga. Itulah nasib si kancil. Dia telah kehilangan kesaktiannya dan dianiaya oleh angsa jantan. Angsa itu telah salah sasaran. Dikira si kancil yang telah menculik anak-anaknya. Padahal itu kelakuan Perkasa, seekor kancil yang sedikit lebih besar, yang selalu memanggilnya Bambang. Bambang adalah nama masa lampau si kancil. Setelah pulih dari sakit, dia bernama Magy.

Masalah selesai ketika si Magy dan Perkasa mengembalikan anak-anak angsa ke mama papa mereka. Perkasa meminta maaf dan melanjutkan perjalanannya, si kancil Magy kembali sendiri, sebatang kara.

***

"Kekuatan yang tidak hilang adalah kekuatan yang kamu latih sendiri." Petuah dari sang dewa hutan menguatkan si kancil Magy untuk tetap berjalan.

Walau pelan, ternyata itu sudah begitu jauh. Panas matahari telah mengeringkan luka- luka di tubuhnya. Bikin gatal. Magy beristirahat sambil garuk sana sini, tapi tidak semua bagian tubuh yang luka terjangkau garukan.

"Loh!" Baru Magy sadari kalau itu adalah bagian dari hutan di penjuru yang lain, bukan tempat yang biasa ia datangi.

Tiba-tiba dia mendengar sesuatu,

"Kalau punya masalah, tanya saja. Kuk! kuk!"

"Oh, burung hantu yang sedang mengigau." Gumam Magy.

"Aku tidak sedang ngigau, tapi sedang mengamatimu."

"Aku!?" Tidak disangka, si burung hantu mengawasi Magy.

"Iya, kamu. Darimana asalmu?"

"Dari sekitar sini."

"Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya."

"Eh, aku... aku sendiri tidak tahu kalau aku belum pernah ke sini. Aku suka mondar-mandir dan karena terlalu cepat, aku kurang perhatian pada tempat-tempat yang kulalui."

Saat Magy bisa berlari cepat dan terbang, dia tidak akan sempat melihat keadaan sekitar yang dilalui dengan detail.

"Jadi, sekarang kamu bisa melihat dengan jelas karena tidak terlalu cepat berjalan."

"Iya. Dan aku sudah berjalan sangat jauh. Gelap berganti terang, gelap lagi dan terang lagi."

"Hmm. Buat apa?"

"Aku sedang latihan. Aku ingin punya daya tahan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Dulu, aku punya kekuatan berlari kencang, tapi itu bukan dari hasil latihan, tapi keajaiban. Sekarang, kekuatan itu hilang, maka aku berlatih untuk mendapatkan kembali dan tidak akan hilang."

"Kita ini sama."

"Kenapa begitu?"

"Aku ini sudah sangat tua. Aku berlatih memprediksi keadaan. Setelah bertahun-tahun aku berlatih, prediksiku menjadi selalu tepat. Lalu manusia-manusia datang meminta saran padaku."

"Mereka meminta saran apa?"

"Macam-macam. Ada yang minta cepat kaya, cepat terkenal atau terlihat rupawan supaya cepat dapat jodoh."

"Wehehehe." Si kancil senang dengan cerita itu dan menjadi sangat penasaran. "Bagaimana saranmu?"

"Ada seorang pria datang ke sini. Dia ingin cepat kaya, aku sarankan dia menjual sesuatu yang mengandung garam."

"Kenapa garam?"

"Rasa asin akan membuat manusia ketagihan dan menginginkan itu kembali dan dalam jumlah yang lebih banyak."

"Apa kamu tidak tahu kalau manusia sekarang ini menjual narkoba. Itu membuat ketagihan." Magy merasa bangga mengetahui narkoba.

"Oh, itu. Ada juga yang bertanya, apa boleh jualan narkoba. Aku bilang, prediksiku adalah dia berakhir di penjara. Lalu dia urungkan niat itu. Selanjutnya dia minta jimat supaya dagangannya laris. Karena aku tidak menyediakan jimat, aku patuk kepalanya. Dia pulang dengan rasa percaya diri."

"Apa dia benar-benar cepat kaya?"

"Entahlah. Tapi dia kembali ke sini lagi mengucapkan terima kasih sambil membawa daging. Aku suruh dia bawa pulang daging itu karena aku tidak terbiasa dengan makanan instan. Aku harus berburu dulu untuk makan."

"Lalu, kalau ingin cepat terkenal, bagaimana caranya?"

"Sekarang kan jaman medsos, ada istilah pansos. Saat ada orang terkenal yang bermasalah, harus sibuk komentar, karena merasa kenal, merasa dekat. Jangan lupa hashtag. Tapi itu bukan saranku. Itu rencana mereka, aku hanya diminta mematuk kepala mereka supaya lebih mantap menjalankan aksinya."

"Kikukikukiku! Kalau untuk menjadi rupawan?"

"Kalau ada uang lebih, manusia bisa operasi plastik atau perawatan, tapi sekarang itu menjadi kurang penting, karena yang ganteng kalah sama yang bikin nyaman."

Si kancil manggut-manggut. Sebenarnya untuk hal yang ini dia tidak terlalu paham.

"Fisik bisa diubah, asalkan punya uang, tapi mental yang berubah butuh waktu ribuan kehidupan. Kita semua, segala makhluk bisa kuat karena ditempa.

"Tapi sekarang ada manusia robot. Manusia tinggal memasang bagian yang diinginkan. Otak juga bisa ditingkatkan kemampuannya, tinggal dipasang saja otak tambahan. Manusia bisa menjadi kuat, cerdas dan tangkas dalam sekejab."

"Kamu tahu darimana?"

"Aku pernah bertemu manusia robot yang dinamakan cyborg. Jadi dia punya kaki baja dan otak tambahan. Tapi gadis cyborg yang kutemui itu pemarah, otak tambahan tidak bisa mengubah perangainya, makanya aku melarikan diri darinya."

"Kemampuan kita menghadapi sesuatu adalah hasil pengalaman hidup. Seperti pedang yang ditempa dengan palu, penderitaan adalah palu buat manusia. Apa yang membentuk mereka adalah berdasarkan cara mereka menanggapi derita. Kalau menolak dipalu, tidak akan pernah jadi sesuatu. Sebatang baja akan tetap menjadi baja, tidak berubah menjadi pedang atau pisau supaya lebih tinggi nilai dan manfaatnya."

"Burung hantu, sudah berapa ribu tahun kamu hidup dan sudah dipalu berapa kali?"

"Setelah ribuan tahun, mungkin aku sudah bukan burung hantu lagi. Aku akan sudah dipalu untuk menjadi bentuk yang lain. Tapi, manusia-manusia itu sekarang memanggilku mbah Marto. Itu kan panggilan untuk manusia yang sudah tua. Kalau dulu aku cukup dipanggil Daris."Daris adalah nama burung hantu dalam bahasa Jawa. "Jika orang-orang mencariku, mereka mengatakan mbah Marto atau mbah Marto Daris, maka orang-orang yang tahu tempatku akan menunjukkan arah."

"Oh..." Magy tertegun. "Coba Simbah prediksikan nasib saya?"

"Dari penerawanganku. Kamu akan terus mengembara, karena kamu menyukai tantangan dan mengumpulkan pengalaman."

"Lalu kenapa siang bolong begini Simbah tidak tidur?"

"Nah, ini, tandanya kamu kurang apdet. Tidak semua burung hantu tidur di siang hari. Kalau aku, tidurnya kalau lagi pengen aja. Tidur malam, bisa; tidur siang pun bisa."

"Biasanya kalau siang saya ngantukan. Tapi sepertinya sekarang agak berubah sedikit."

"Mungkin memang kamu harus berubah."

"Jadi apa, Mbah?"

"Ya, kalau itu aku tidak tahu. Tapi kalau latihan terus, pasti kamu akan jadi kancil hebat."

Si kancil Magy tersipu. "Kalau begitu. Saya pamit mau jalan lagi. Terima kasih, Mbah Marto."

"Kuk! Kuk!" Si burung hantu alias mbah Marto Daris mempersilahkan si kancil Magy untuk melanjutkan perjalanan.

Magy Si Kancil AjaibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang