Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
.
Hamparan kanvas biru indah di udara yang tertutup kegelapan malam, terindahkan dengan sorotan indah purnama bulan. Malam itu angin malam berhembus tenang membiarkan helai demi helai rambut hitam berkilau Hyukjae tersapu lembut ke udara, hingga ia terhanyut ke dalam kesyahduan indah malam ini.
“Berhati-hatilah ketika berjalan, jika tidak bukan hanya diriku yang akan kau tabrak malam ini.”
Hentakan seorang pria bertopi yang membuat Hyukjae tersadar, memecahkan ketenangannya.
Seketika Hyukjae mengangkat kepala sejenak, berusaha menatap wajah itu untuk memastikan bahwa pria tersebut memaafkan dirinya.
Tetapi wajah itu.
Aku mengenal wajah itu.
Sebuah wajah yang tak asing bagiku.
“Donghae,” kata itu keluar begitu saja dari bibir mungil Hyukjae, dengan nada yang lirih.
Namun pria itu tak menghiraukan, dan langsung pergi meninggalkan Hyukjae di depan kincir angin taman hiburan ini.
Sesaat rasa menggebu di dalam hati Hyukjae terus saja berkecamuk, seakan terus saja memikirkan sosok laki-laki yang ditemui tadi. Sungguh Hyukjae mengenal sosok itu, tetapi topi yang ia gunakan membuat Hyukjae tidak bisa melihat dengan jelas wajah pria itu dan perasaan ini sungguh mengganggu kerja otaknya.
Akhirnya Hyukjae pun memutuskan untuk pulang sebelum berbagai pikiran semakin kacau, dan sebelum semakin banyak orang yang akan Hyukjae tabrak lagi malam ini. Lagi pula arloji biru di tangan mulusnya ini sudah menunjukkan pukul 00:45, yang mengartikan bahwa sekarang sudah larut malam dan taman hiburan ini akan segera ditutup.
***
Sore hari, Hyukjae tengah menatap kanvas biru yang tergantung diatas kepalanya.
“Hey langit, kenapa kau berwarna gelap? Kenapa kau tidak seindah hari kemarin? Apakah hatimu sedang bersedih hingga kau mengganti warna cerahmu dengan kegelapan itu? Ayo, katakanlah padaku.”
